33 | Mereka sekarang

126 26 0
                                    

Semuanya kembali, tetapi rasanya masih banyak sekali pertanyaan yang memenuhi pikiran mereka. Seperti yang dipikirkan Donghyun.

Sebenarnya apa yang terjadi pada kakak kelasnya yang menghilang beberapa bulan yang lalu? dan bertemu mereka lagi beberapa hari yang lalu? kemudian kemana sekarang dia pergi?

"Gue selalu mikir banyak tentang kemungkinan yang terjadi sama kak Junhan, tapi gue harap dia gak ketemu sama pembunuhnya," ujar Sohee menatap pemandangan luar cafe tempatnya singgah dengan Donghyun.

"Dia selalu baik sama semua orang saat di sekolah ataupun entah dimana," lanjut gadis itu.

"Nggak semua orang baik," balas si pemuda yang sedari tadi hanya setia menyimak.

"Huh?"

"Lo pernah bilang sama gue, gak semua orang baik. Gue rasa itu yang jadi alasan dia pergi," jelas Donghyun yang tidak dimengerti Sohee.

"Maksudnya?"

"Saat kita kejebak di sana, dia ada di sana atas kemauan dia sendiri," jelas Donghyun lagi.

"Kenapa lo mikir gitu?" tanya sang gadis lagi.

"Karena gue sadar, dia yang minta gue buat ngelakuin itu," jawabnya.

Akhirnya Donghyun menyerah mencari Junhan seperti kepala sekolah, mungkin tidak hanya Donghyun yang sadar, ayahnya juga sadar bahwa sang anak pergi atas kemauannya. Setelah itu tidak pernah ada yang berusaha mencari Junhan, bahkan si keturunan Einstein Park Sungwon atau Lee Woojin yang pertama kali bertemu dengan Junhan.

Pertanyaan lain dari benak Ahn Seongmin yang masih belum menyerah mencari pembunuh saudara kembarnya. Setidaknya pemuda itu ingin tahu yang benar-benar terjadi, serta alasan mengapa orang itu berani melakukan hal diluar batas pada Yujin.

"Kamu seharusnya jaga saudara kamu, terlebih lagi itu kembaran kamu."

Lagi. Tiada hari untuk Seongmin tidak menerima kalimat itu. Setidaknya itu tidak seberapa dibandingkan fakta keluarganya ditinggalkan anak perempuannya untuk selama-lamanya.

Saat seperti ini Seongmin hanya dapat melarikan diri. Selalu seperti ini dan tiap hari menjadi penyesalan pemuda itu.

Mengapa saat itu dia tidak bersama Yujin dan malah mengobrol membicarakan hal tidak penting dengan Taeyoung dan anak IPS yang lain.

...

???? (40)

Taeyoung:
Guys ada yang liat Seongmin?

Yuna:
Hah dia ngilang lagi?

Intak:
Udah lama gak rame nih grup baru sadar udah ganti nama

Jiheon:

Maaf gak tau, gue belum keluar rumah Tae
Jiheon:
Gue gak tau harus apain grup ini, tadinya mau gue bubarin tapi kayanya ini bukan waktu yang tepat.

Minseo:
Dia cowo. Gak akan ada yang macem-macem sama dia, lo gak perlu sekhawatir itu

Taeyoung:
It's okay, Ji
Taeyoung:
Bukan orang lain, tapi dia sendiri.
Taeyoung:
Semenjak Yujin meninggal dia sering banget ngomong hal aneh. Gue pikir dia akan lebih baik kalo kita udah balik, tapi nyatanya dia malah makin berani ngelakuin hal buruk yang bisa ngelukain dirinya sendiri

Sunoo:
Astaga..

Dayeon:
Youngtae gue langsung bantu cari

Taeyoung:
Thanks Yeon

Yuna:
Gue rasa semuanya perlu cari Seongmin
Yuna:
Gue gak mau kehilangannya temen gue lagi
Yuna:
Terlebih lagi itu Ahn Seongmin..

Dana:
Otw Yun
Dana:
Lo ikutttt @Hyunsoo

Woojin OSIS:
Doah dari tadi lo mengetik, lo mau ngomong apa?

Doah:
Nggak bukan apa-apa.
Doah:
Maaf gue gak bisa bantu, semoga Seongmin cepet ketemu dan dia gak ngelakuin hal yang bisa ngebahayain dirinya

Taeyoung:
Thanks Doah

Buru-buru gadis Kim itu mematikan ponselnya.

Apakah keadaan Seongmin akan lebih baik jika Doah memberi tahu yang sebenarnya? Pertanyaan itu selalu terputar di benaknya. Kemudian pemikiran lain muncul. Jika terjadi sesuatu pada Seongmin bukankah itu menjadi tanggung jawabnya?

Doah tidak mempunyai hubungan yang baik pada Yujin, dengan Seongmin pun hanya sebatas teman sekelas. Tetapi fakta tentang gadis itu mengetahui sesuatu benar-benar membuat dirinya tidak pernah tenang.

Tiba-tiba ponselnya menyala lagi diiringi getaran tanda sebuah pesan masuk. Doah tidak tahu siapa yang mengiriminya pesan tetapi gadis itu bersyukur karena sekarang dia tersadar dari pikiran yang semakin larut.

Rupanya itu dari Kyungmin.

Kyungmin:
Kenapa gak jadi ngasih tau?

Doah:
?

Kyungmin:
Di grup lo mau ngasih tau tentang Yujin kan?
Kyungmin:
Kenapa gak jadi?

Doah:
Lo yang kenapa?!
Doah:
Sebelumnya lo selalu ngelarang gue, sekarang kenapa?!

Kyungmin:
Gue salah.
Kyungmin:
Sekarang semuanya udah gak sama.
Kyungmin:
Bahkan gue juga udah gak sama kaya gue sebelumnya.
Kyungmin:
Gue tau selama ini lo tersiksa nahan semuanya.
Kyungmin:
Maaf.

Doah:
Apasih?! lo kenapa?!!
Doah:
Mending sekarang kita ketemu dan ngomongin langsung

Doah mengambil slingbag yang tergantung di depan cermin, lalu menatap pantulan dirinya yang terlihat tidak terlalu buruk dan langsung bergegas pergi ke rumah Kyungmin. Rumah pemuda itu kebetulan tidak jauh dari rumah Doah, hanya memerlukan limabelas menit dengan sepeda motor untuk sampai di sana. Setelah membayar ojeknya gadis Kim itu membuka pagar rumah keluarga Seo dan mengetuk pintu bercat putih mereka.

"Lo kenapa?!—ada di sini?" tanya Kyungmin yang terkejut menatap Doah setelah membukakan pintu untuknya.

"Lo yang kenapa?!" balas Doah kesal.

"Ohh, itu—" pemuda itu menggantungkan sendiri kalimatnya.

"Gue udah gak bisa ikut jalur penilaian raport," katanya enteng dan Doah semakin kesal.

"Tapi selama ini lo udah ngelakuin yang terbaik untuk itu," balas sang gadis.

"Gue minta maaf, harusnya gue udah sadar tentang ini dari awal, kalo begitu kita gak akan ngebiarin Junhan mainin dramanya dan pergi," ucap Kyungmin benar-benar merasa bodoh pada dirinya sendiri.

"Kalo gitu kita gak akan ngumpul di aula dan berhasil kelur dari sana," balas Doah.

Yang selanjutnya terjadi mengalir begitu saja seperti malam itu. Sang gadis sedikit berjinjit untuk dapat mengalungkan kedua tangannya pada leher pemuda itu lalu memeluknya.

"Lo udah bener, gue rasa ini waktu yang paling tepat untuk bilang yang sebenernya," kata Doah sembari mengusap dan menepuk pelan punggung Kyungmin. "Maaf, pasti selama ini juga berat untuk lo, apalagi gue selalu nekan lo," lanjutnya.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now