30 | It Works

138 38 6
                                    

Kita berhasil nemuin kotak ini.

Menurut lo gimana Sungwon? kenapa minuman kaleng yang Dayeon omongin tetep ada tapi kotak ini sampe sama gue di sini?

Anyway, biar gak terlalu buang waktu sambil nunggu lo kita akan nyari Doyoung dulu, tapi kita tetep akan bales pesan lo 40 menit dari sekarang dan begitupun seterusnya. Gue akan selalu ngabarin keadaan kita.

- Jiheon Baek

Tulis gadis Baek itu lalu menyimpan buku dan pulpen yang ia gunakan kembali pada kotak dan menguburnya lagi.

"Gue udah ngabarin Sungwon dan yang lain, sambil nunggu balesan dari mereka kita bisa cari Doyoung dan balik lagi ke sini setelah 30 menit," kata Jiheon pada dua teman di hadapannya.

"Oh iya gue juga mau kita cari Doyoung bareng-bareng," katanya lagi.

"Bener, lebih aman kalo kita selalu bareng-bareng," sahut Seeun.

Pertama, mereka kembali ke aula dan memeriksanya, tapi tidak ada siapapun di sana.

"Biasanya Doyoung sama yang lainnya ada di ruang guru atau ruang kepsek kan? gimana kalo meriksa ke sana dulu?" saran gadis dengan nama belakang Yoon.

Seeun benar jadi mereka memutuskan mengikuti saran gadis itu. Sementara Woojin tidak banyak bicara, Woojin memang tipe anak yang penurut dan jarang berbicara tapi jika seseorang meminta bantuannya atau seseorang tengah membutuhkan bantuan, pemuda itu pasti akan berusaha semampunya menolong orang itu.

Pergi ke ruang guru juga tidak membuahkan hasil, mereka tidak menemukan Doyoung maupun Junhan di sana.

Terakhir saran dari Seeun, ruang kepala sekolah. Kali ini Jiheon tidak ingin berharap banyak dan sebentar lagi waktu mereka juga akan habis.

Seeun masih memimpin mereka, sementara itu Woojin berjaga di belakang sembari memerhatikan sekitar. Gadis Yoon itu memutar kenop pintu dan membuka pintu itu dengan sedikit terburu-buru karena sadar waktu mereka tidak banyak lagi. Dan pemandangan pertama yang mereka lihat adalah Kim Doyoung, mantan ketua OSIS mereka. Seeun sangat terkejut sekaligus senang, sementara itu Jiheon hampir menangis tidak percaya.

"Kalian kenapa bisa ada di sini lagi?" tanya Doyoung pertama kali.

Ketiganya langsung menyerbu pemuda itu dan memeluknya memberikan energi baik pada Doyoung yang terlihat sangat buruk dan hampir menyerah.

"Gue kira gue akan mati sendirian akhirnya," ujar Doyoung air matanya sudah banjir membasahi pipinya yang lebih kurus.

"Nggak, kita gak mungkin ninggalin lo," balas Jiheon masih memeluk Doyoung juga.

"Oke, sekarang kita harus balik ke lapangan karena Sungwon udah nunggu kita," kata Jiheon membuat Doyoung yang baru bertemu mereka lagi mengerutkan keningnya.

"Nanti kita jelasin sambil jalan," kali ini kata Seeun.

"Oh iya kak Junhan mana Doy?" tanya Woojin yang sedari tadi diam akhirnya buka ssuara di tengah perjalanan

Doyoung hanya menggelengkan kepalanya lemas.

"Gue udah cari dan meriksa setiap sudut sekolah, tapi gue gak pernah ketemu dia lagi dari dia mutusin buat keluar aula. Gue juga udah nerobos hutan dan cari di sekitar komplek sekolah tapi gue gak pernah ketemu dia," jelas Doyoung.

"Pasti berat banget buat lo di sini sendirian," ujar Seeun terbawa suasana.

"But it's okay, gue lebih baik cuma gue yang kejebak di sini dari pada sama kalian. Jadi kenapa kalian balik lagi? kalian bodoh atau apa? gue bahkan gak bisa keluar dari sini?" tanya Doyoung dengan emosi yang sedang menguasai dirinya.

"Gue kan udah bilang, kita gak mungkin ninggalin lo!" seru Jiheon yang akhirnya buka suara lagi.

"Tapi apa lo tau cara keluar dari sini?" tanya pemuda Kim lagi.

"Gue nggak tau, tapi Sungwon tau!" balas sang gadis.

Doyoung tertawa getir. "Kalian emang bodoh, tapi gak apa-apa kita bisa nyerah bareng-bareng dan gue gak akan mati sendirian di sini," ujarnya.

"LO GILA YA?!" seru Jiheon lebih keras.

"Ji udah, sekarang fokus liat balesan Sungwon," kata Woojin menenangkan gadis itu. Seeun sendiri terdiam tidak percaya Doyoung yang selalu mencoba berpikir positif selama mereka terjebak kini sudah sangat berubah.

"Lo diem di situ dan jangan nyentuh Seeun!" perintah Jiheon pada Doyoung sebelum gadis itu menggali tanah bersama Woojin.

Kotak itu ada di sana, entah kotak itu tidak sampai lagi pada Sungwon atau mereka benar-benar berhasil melakukan komunikasi dengan seperti ini.

Jiheon membuka kotak itu takut-takut, ia takut mereka gagal. Tapi nyatanya semua ketakutan hanyalah pemikiran buruk, mereka berhasil.

Kita di sini masih gak nyangka ini berhasil. Dan semoga selalu.

Diliat dari kotak ini yang berhasil nyampe sama lo, gue punya satu kesimpulan. Dan menurut yang lain ini ada benarnya.

Tanah adalah portal. Tapi untuk sampai ke sana harus ada seseorang yang menemukannya. Kaya puntung rokok Prince yang lo temuin dan jasad Yujin yang polisi temuin. Itu lah kenapa minuman kaleng yang Keum kubur tetep ada di sini karena Doyoung atau siapapun gak berhasil nemuin itu. Ini masih kemungkinan, tapi kayanya kita gak perlu ngabisin waktu yang lama untuk nunggu sesuatu sampai di sana, asalkan timingnya tepat saat selesai mengubur dan saat digali lagi.

Terakhir, itu artinya kalian bisa lewat portal di tanah untuk kembali.

Stay safe!

"Kita berhasil," monolog Jiheon lagi-lagi tidak percaya.

"Doyoung lo harus liat ini!" seru Jiheon menyerahkan kertas balasan Sungwon pada pemuda Kim itu.

"Seeun, Woojin, kita bisa balik lewat portal!" serunya lagi pada dua temannya yang lain.

Second Home | 03line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang