04 | Pagi ini

319 74 15
                                    

Pagi tiba, matahari tetap muncul seperti biasa, tidak ada yang aneh selain fakta hanya ada mereka di sekolah ini.

"Gue harap hari ini ada kabar baik dan kita bisa keluar dari sini," monolog Wooyeon. "Please gue gak bisa banget mandi di sekolah," lanjut gadis itu.

"Btw Jisoo gimana?" tanya Doah yang teringat salah satu temannya—lebih tepatnya mantan temannya.

"Harusnya dia udah lebih baik tapi kayanya dia sengaja deh biar bisa tidur di UKS," kata Wooyeon yang sudah negative thinking duluan.

"Ah!!! Gue juga benci tidur di kursi," tambah gadis itu.

"Test!" seru Yuna menggunakan mikrofon, kembali menginterupsi mereka seperti kemarin.

Doah membuang wajahnya malas, gadis itu tidak suka Yuna dengan sok kepemimpinannya.

"Pagi semuanya! Kaya tadi malem, pagi ini kalian juga bisa langsung milih sarapan kalian di kantin tapi tetep inget untuk gak egois!" seru Yuna.

"Selain itu, gue juga udah ngomongin sama anak-anak yang lain—"

"Maksud lo sama circle lo doang?" tanya Sujin memotong omongan Yuna.

"Gue mau nanya sama lo dulu, apa kalo Doyoung yang ngomong lo gak akan nyela kaya gitu?" tanya Yuna, dari raut wajahnya gadis itu sedang menahan emosi.

"Jelas gue akan nyela dia juga, karena gue gak ngerasa lo ngelakuin diskusi apapun. Lo berharap gue jawab, itu karena lo yang ngomong?" balas Sujin.

"Jin stop!" bisik Keum yang tidak jauh dari gadis itu.

Kemudian Doyoung berinisiatif mengambil alih, sekaligus akan menjelaskan yang sebenarnya. Bukan pemuda itu ingin mengambil kesempatan menggantikan Yuna, tapi ia tahu Yuna yang sudah terpojokan tidak mungkin dapat melanjutkannya.

Pertama Doyoung meluruskan tuduhan Sujin. "Nggak, Yuna diskusi sama gue, Sungwon, Kangmin, Jiheon, Woojin IPS 3, juga Taekhyeon."

"Jujur gue masih berharap mereka dateng nemuin kita. Sambil nunggu itu kita bisa mikirin tentang apa yang sebenernya terjadi sama kita, biar kita bisa bertindak dengan tepat dan gak gegabah. Semua bebas berpendapat dan berteori, kalian bisa sampein pemikiran kalian ke gue, Yuna, Jiheon atau Sungwon, bisa juga nyampein langsung, mungkin itu lebih baik," kata Doyoung selesai menjelaskan rencana mereka hari ini.

"Padahal kita bisa lewatin hutan, kenapa sih lo semua takutan banget?" tanya Taesung.

"Lo tuh bego atau emang tolol sih?! Padahal temen lo sendiri yang udah peringatin buat gak lewat hutan karena bahaya!" Kali ini Yujin yang mengamuk.

"Wow! Anak MIPA enteng banget ngatain tolol," sambar Doah yang tidak dapat menahan untuk tidak ikut dalam pertikaian. Padahal selama ini gadis itu selalu menahannya.

"Lo gak malu bela temen lo yang emang tolol? Kalo dia mau nyari mati ya udah coba aja sendiri gak usah ngajak yang masih mau hidup," kata Woojin lagi-lagi melawan Doah.

"Gue rasa omongan lo berlebihan deh Jin," ujar Prince yang tidak bisa diam sama mendengar Woojin berbicara seperti itu pada Taesung sahabatnya.

"Sialan!" Umpatan itu lolos begitu saja dari bibir si ambis Jiheon.

"Taesung gak sepenuhnya salah, karena gak seluruh hutan Woojin periksa. Mungkin aja masih ada jalan yang aman untuk kita keluar, tapi gimanapun dia tetep salah ngomong gitu, seolah-olah ngeremehin bahaya di sana. Tapi nggak ada yang mau mati di sini, jadi mending lo tutup mulut lo Woojin," jelas Jiheon yang jadi ikut emosi.

"Dan lo Taesung jangan mikir gue belain lo, gue cuma muak aja sama anak MIPA yang selalu sok superior," tambah Jiheon.

Diam-diam Seo Donghyun, pemuda yang menyandar di tembok paling belakang menyunggingkan senyumnya.

"Lo kenapa senyum?" tanya Woojin pengamat.

"Mending lo semua sekarang sarapan!" seru Intak menginterupsi semuanya termasuk Woojin. "Rese banget orang-orang kalo laper," ujar pemuda itu sembari meninggalkan aula.

...

Sunoo merebahkan tubuhnya pada tempat duduk di bawah pohon, memayunginya dari sinar matahari yang mulai menyengat.

"Bete banget gak bisa dengerin Spotify," ujar pemuda itu.

"Banyak ngeluh lo!" seru Dayeon kesal mendengarnya.

"Tapi menurut lo gimana, kita kejebak sama sekelompok anak yang saling benci? Kalo gitu terus gimana caranya kita bertahan?"

Gadis itu langsung memukul Sunoo kesal. "Emang lo mau di sini terus?! Mending lo pikirin teori kontrasepsi tentang kenapa kita bisa kaya gini, biar kita juga bisa cepet pulang!" balas Dayeon.

"Konspirasi anjing bukan kontrasepsi!" seru Sunoo cukup lelah dengan temannya yang bodoh.

"Kalo nggak mending bantuin gue harus gimana sama anak kelas sama Yujin, gue gak enak banget. Serba salah," kata Seongmin yang tidak lain tidak bukan adalah kembaran Ahn Yujin.

"Gak tau, kembaran lo emang salah sampe ngatain kaya gitu," kata pemuda yang lain, Kim Taeyoung.

Sementara ada Sungwon yang kembali ingin menyerah. "Gue rasa hutannya jadi lebih luas, bahkan gue dari tadi belum nemu ujungnya," kata pemuda itu setelah mendaratkan drone yang beberapa menit tadi diterbanginnya.

"Gue sebenernya gak peduli jawaban tentang apa yang terjadi sama kita, apapun itu gue cuma berharap bisa keluar dari sini dan balik hidup normal," ungkap Kyungmin.

"Hahahah baru satu hari aja udah berasa gak warasnya," sahut Sungwon tertawa miris.

"Menurut lo mereka akan nemuin kita?" tanya Dohwan tiba-tiba.

Kali ini Sungwon menggelengkan kepalanya menjawab Dohwan. "Menurut gue sebenernya kita yang ilang, jadi kita juga yang harus balik sendiri," jawab pemuda Park.

Kemudian dari kejauhan mereka melihat Seo Donghyun menunjukan ponselnya pada Yuna. Yang mengherankan tiba-tiba gadis itu mulai marah, sampai akhirnya menangis.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now