16 | Selesai

180 45 4
                                    

Perkenalan dari anak IPS selesai kemudian dilanjutkan memilih mafia untuk dikeluarkan dari permainan.

"Sekarang pilih mafia berarti ini tugas polisi untuk ngungkap. Itu juga kalo mereka beneran kerja," kata Huijun.

"Sama aja ngungkapin identitas polisi gitu?" tanya Dana mulai tersulut.

"Udah lah ini tuh udah fiks mafianya Intak!" seru Minseo tiba-tiba.

"Gak kaget sih, anggep aja gitu biar lo seneng," balas pemuda Hwang tak acuh.

"How about Yuna?" kali ini Sua yang bertanya. "Lo kan keliatan paling benci sama anak IPS."

"Gue benci? Kalo gue gak suka sama anak IPS gue gak akan jadi ketua angkatan. Gue jelasin ke lo, gue cuma benci oknum-oknum dari kalian!" kata Yuna membela dirinya.

"Bodoh kalo curigain Yuna," sahut Intak yang membuat Yuna heran.

"Gini deh, mafia ada empat kenapa lo pada cuma curiga sama satu orang?" tanya Prince yang akhirnya buka suara.

"Btw kita pilih berapa orang buat dikeluarin?" tanya pemuda itu lagi.

"Dua orang," jawab Hina cepat.

"Ya udah Yuna, sama Intak," ujar Taesung terdengar asal.

"No, mafianya pasti orang-orang yang gak terduga!" seru Doah tiba-tiba.

"Lo mafianya kan Lee Woojin!" lanjut Doah.

Woojin yang sebelumnya melindungi Doah kini malah dituduh. Pemuda Lee itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Woojin? gak masuk akal!" seru Hyunsoo yang tidak terima temannya dituduh.

"Saran gue dari pada debat panjang yang gak tau kapan selesainya mending adain vote, terserah kalian mau vote siapa nanti yang paling banyak dipilih dia yang harus keluar," kata Sohee panjang lebar, gadis itu mulai lelah.

"Okay!" balas Yuna yang setuju.

Keputusan akhir mereka terhasut oleh anak IPS dan memilih mengeluarkan Minjae dan Donghyun.

"Minjae dan Donghyun bukan mafia," ungkap Hina.

"Kalo kaya gini makin jelas mafianya anak IPS!" seru Dana.

"Gak usah bawa IPS-IPSan logikanya gak mungkin semua mafia anak IPS," balas Doah yang tidak terima.

"Masa sih? lo yakin banget?" balas Dana lagi.

"Jangan bilang dari awal ini rencananya, biar anak MIPA dituduh sebagai mafia, mafia bunuh-bunuhin anak IPS?" kata Dohwan tiba-tiba.

"Gue ragu anak kelas gue akan ngelakuin itu, menurut gue cuma kelas lo yang paling mungkin ngelakuin itu," balas Jiheon.

"Setuju sih, gue akuin kelas lebih kompak gara-gara ribut sama kalian terus," kata Jisoo.

"Wow! Ucap seorang Jeong Jisoo yang dibuang sama circle-nya sendiri," sahut Dana memancing keributan.

"Anjing gue tau yang lo maksud gue, lo sebenernya ada masalah apa sih sama gue?!" tanya Doah tidak terima.

"Akuin aja lo dan anak kelas lo mafia!" seru Dana masih tidak berhenti.

"Jang Dana bangs—"

"Dana!" seru Woojin tiba-tiba memotong Doah yang masih ingin melawan Dana.

"Lo buang-buang waktu Na," lanjut Woojin.

Suasana kembali tenang dan permainan dilanjutkan oleh mafia yang akan memilih untuk membunuh empat dari mereka. Kali ini para mafia kompak memutuskannya bersama-sama. Mereka memilih Sua, Prince, Dohwan dan Hyunsoo, mereka berpikir mungkin salah satunya adalah polisi atau dokter karena keempatnya terlalu pintar.

Lalu seperti memenangkan jackpot, Doah yang asal memilih Jinha sekarang akhirnya tahu bahwa gadis itu salah satu dari empat mafia, sementara itu Yuna memilih menyelidiki Woojin yang merupakan seorang dokter. Terakhir, dokter lagi-lagi membuat Hina sebagai moderator pusing karena keduanya kembali memilih melindungi orang yang sama, Kim Doah. Yang lebih merepotkan keduanya tidak ingin mengalah, sebelum akhirnya Kyungmin berubah pikiran dan memilih melindungi dirinya sendiri.

"Ini round karena kita main cepet, jadi gue ingetin jangan salah pilih," kata Hina. "Sua, Prince, Dohwan, Hyunsoo terbunuh oleh mafia," ungkap gadis itu.

"Gue bilang Intak mafianya!" seru Minseo.

"Semakin keliatan kalo lo ngomong gitu karena benci gue, iya kan?" balas yang disebut-sebut.

"Nggak, gue masih percaya mafianya orang yang gak terduga," kata Doah.

"Gak kaget, anak IPS emang suka saling bela bahkan untuk opini bodoh," ujar Dana. "Lo mau nuduh Woojin? Gak liat bahkan Dohwan sama Hyunsoo dibunuh?"

"Bisa aja itu strategi sih," balas Taesung, sementara itu Doah tidak terlalu memperdulikan Dana.

"Gimana kalo Dajeong yang dari tadi belum ngomong, atau mungkin Jinha?" tanya Doah yang membuat Jinha terkejut.

"Kim Jinha mafia," ungkap Doah.

"Diem aja dicurigain, kalo dia anak IPS mungkin udah gue bantu bela. Menurut gue dari pada curigain anak pendiem yang sama sekali gak mencurigakan, bukannya mending curigain yang emang mencurigakan?" Gadis Baek itu akhirnya buka suara.

"Pantes lo dari tadi mencurigakan sampe bela Yuna sebelumnya, ternyata lo berdua mafia," lanjut Jiheon mengejutkan. "Ini mungkin round terakhir jadi gak masalah kalo gue ngungkapin diri gue, lagi pula gue stidaknya udah nangkep dua mafia sama polisi yang lain," katanya lagi.

Sementara itu Woojin yang sudah yakin Doah adalah polisi malah dibuat bingung oleh Jiheon.

"Bener! gue inget Intak juga sempet ngebela Yuna," kata Minseo.

"Dan yang mulai permainan ini mereka berdua, gak mungkin mereka gak dapet peran penting?"

"Gue juga ketipu sama Yuna tapi gue juga dituduh?" balas Intak tidak terima.

"Iya sih Intak juga dari awal udah pasrah banget, kalo dia mafia harusnya dia gak kaya gitu," bela Taesung.

"Tapi gimana pun..." Woojin menggantungkan omongannya sendiri, pemuda itu ingin membela Doah dan Yuna tapi tidak tahu harus mengatakan apalagi.

"Simpelnya gini aja, lo lebih percaya Doah yang nuduh Dajeong sama Jinha, atau gue yang nuduh Doah dan Yuna mafia?" final Jiheon.

Akhir yang sudah dapat ditebak mereka sangat percaya pada Jiheon.

"Okay permainan diakhirin di sini karena pihak baik udah kehilangan lebih dari 10 orang, yang mana pihak mafia cuma punya 4 orang di timnya," kata Hina.

"So, who's the mafias?" tanya Woojin.

"Intak, Seeun, Jiheon, Jinha," jawab Hina menunjuk keempatnya.

Second Home | 03line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang