20 | Anak Kepala Sekolah

169 45 0
                                    

"Shit! He's the killer!" seru Doah.

"Wait, tapi kenapa?" tanya Kyungmin bingung.

"Barang bukti pembunuh Yujin ditemuin di dalem tas Sungwon, dan gue inget itu tas Sungwon karena tiap dia telat pasti langsung dibebasin sama guru-guru dan OSIS. Gue benci banget makanya gue sampe apal tas dia walaupun gak inget orangnya," jelas Doah panjang.

"Jadi dia sebelumnya juga pernah kesini untuk bunuh Yujin," ujar Kyungmin.

"Tapi kenapa dia bunuh Yujin?" Kali ini Doah yang bertanya.

Kemudian speaker yang mengeluarkan suara tidak asing menginterupsi keduanya.

"Dimohon semua untuk berkumpul di aula karena Woojin dan timnya sudah kembali, mereka ingin menyampaikan hasil perjalanan mereka!" intruksi Jang Dana.

Semuanya sudah berkumpul di aula termasuk Kyungmin dan Doah, bahkan Sungwon juga hadir di sana. Namun Sohee malah datang dengan keadaan yang buruk.

"Lagi?" Donghyun yang pertama melontarkan pertanyaan.

"Sohee lo kenapa?" Kini giliran Hina.

Untungnya perhatian anak-anak terfokus pada Woojin dan tim tidak sibuk menatap Sohee ataupun membicarakan gadis itu.

Sungwon yang melihat keadaan Sohee yang basah kuyup langsung melepas jaketnya lalu menghampiri Sohee untuk memberikan kepada kembarannya.

"Baju lo basah," kata Sungwon kemudian kembali ke posisi sebelumnya.

Sohee menatap jaket Sungwon sampai hampir menangis.

"Sungwon? dia kenapa gak kaya biasanya?" tanya Hina bingung. Sampai gadis itu menyadari sesuatu. Bukan Sungwon atau Donghyun yang aneh karena tiba-tiba menjadi dekat dengan Sohee, tapi masalahnya ada di Sohee sendiri. Ada apa dengan sahabatnya itu?

Tidak ada yang berniat menjawab Hina, Sohee sendiri sedang menahan tangisnya, lalu Donghyun meraih jaket Sungwon dan memakaikannya pada Sohee yang masih diam.

"Jadi kita udah berhasil nemuin jalan keluar dari hutan itu," kata Woojin yang selalu menggunakan kata 'kita' saat membahas perjalannya, pemuda itu tidak mau mendiskredit kerja keras timnya.

"Mungkin cuma ngabisin waktu 7 sampe 10 jam. Setelah keluar semua emang normal kaya di sini, tapi gak ada siapapun di sana," lanjut Woojin yang sebenarnya berat mengatakan itu.

"Nilai positif dari perjalanan ini, kita semua gak perlu tinggal di sini dengan serba kekurangan, kita bisa pulang ke rumah kita yang sebenernya dan itu cukup ngurangin rasa kangen gue dengan dunia kita sebelumnya," kata Woojin. Kali ini mereka tidak banyak berkomentar, mereka ikut memikirkan hal yang sama seperti Woojin, memikirkan tentang rumah.

"Satu lagi, kita juga ketemu seseorang," tambah Woojin yang membuat seisi aula bingung.

"Kak!" panggil Kangmin pada seseorang yang tidak lain tidak bukan adalah Junhan.

Saat Junhan menunjukkan batang hidungnya seisi aula yang sebelumnya bingung, kini dibuat terkejut. Terlebih lagi Doah, Kyungmin dan Donghyun.

Sekarang dia ada di sini. Han Junhan yang sebelumnya menghilang tiba-tiba sekarang ada di hadapan Donghyun.

"Hai!" sapa Junhan canggung.

"Mungkin gak semua dari kalian udah kenal gue. Gue Han Junhan, yang juga kejebak di sini sebelum kalian," katanya memperkenalkan diri.

"Lo tuh anak kepada sekolah kan?" tanya Intak memastikan. Sementara itu yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi lo beneran ilang?" kali ini Sujin yang bertanya.

"Kangmin udah ngasih tau gue kalo informasi dari sekolah bilang gue pindah, hahah anak kelas 12 mana yang tiba-tiba pindah padahal udah deket ujian sekolah? gue gak pernah pindah, gue sama kaya kalian yang tiba-tiba terdampar di sini," jelas Junhan.

"Anjir kalo diitung dari bulan Februari sampe September sekarang, berarti dia udah di sini kurang lebih 7 bulanan dan sendirian!" bisik Wooyeon yang tidak bisa membayangkan berakhir seperti Junhan. Baru seminggu mereka di sini saja gadis itu sudah tidak sanggup.

Sementara itu Doah tidak terlalu mendengarkan si gadis Park. Doah menegang, menyadari kini mereka bersama seorang pembunuh. Diam-diam Doah menjauh dari teman-temannya dan menghampiri Kyungmin.

"Kita harus kasih tau Doyoung kan?" tanya gadis itu cemas.

"Diluar tentang yang terjadi sama kita malam itu, gue takut dia malah bahayain lo atau gue," jawab Kyungmin.

"Tapi diem aja juga gak ngejamin kita, anak-anak lain aman," sanggah Doah. "Lo emang gak kasian sama Sungwon yang harus nerima tuduhan itu?" tanyanya menatap sang lawan bicara lekat.

Pemuda itu sempat diam sejenak membiarkan dirinya berpikir. "Gue gak sedeket itu," jawab Kyungmin enteng.

Meninggalkan perdebatan tanpa ujung Doah dan Kyungmin, kini Minjae kembali memulai keributan.

"Intinya lo gak nemuin portal untuk balik? gue udah muak di sini," tanya Minjae dengan emosi yang bergemuruh.

"Kalian sabar dulu, karena kita udah tau gak jalan untuk balik dari hutan, sekarang saatnya kita fokus untuk cari jalan yang lain. Dan kaya yang Woojin bilang, nilai positifnya kita gak akan sesulit di sini." Kali ini Doyoung yang kembali menjelaskan dengan tenang.

"Itu kalo kita bisa pulang, nyatanya bahkan si anak kepala sekolah udah terjebak di sini berbulan-bulan!" Sahut Linlin. Doyoung tahu, mereka semua sudah muak, begitu juga dirinya, tapi melampiaskan amarah dan mengedepankan ego tidak akan menyelesaikan masalah.

"Lo juga harus liat kak Junhan yang masih baik-baik aja kejebak di sini berbulan-bulan bahkan tanpa satu orangpun disini," balas Kangmin.

Pemuda Yoo itu benar.

Dari kejauhan Jiheon diam-diam menatap Junhan. Menurut gadis itu keadanya terlalu baik dan dia sangat tenang untuk seseorang yang berbulan-bulan terjebak sendirian.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now