26 | Pembuktian

214 43 1
                                    

Pada hari yang sama mereka memutuskan untuk memeriksa ke sekolah secara diam-diam. Hanya beberapa yang ikut, sisanya merasa malas dan masih sedikit trauma.

Jiheon seperti yang paling penasaran karena gadis itu datang pertama lalu tidak lama kemudian muncul Prince, Intak dan anak laki-laki IPS 3 yang lain. Kyungmin yang ikut bersama Keum dengan yang lain terpaksa menunggu bersama Jiheon karena Intak dan segerombolannya pergi membeli minum.

Suasana canggung selalu menyelimuti orang yang berada di dekat Kyungmin. Terlebih lagi Jiheon adalah anak IPS dan Kyungmin anak MIPA, jadi keduanya tidak tahu harus membahas apa.

"Rasanya gak adil kita udah balik ke rumah masing-masing tapi Doyoung masih entah dimana," kata Jiheon. Gadis itu berharap ia tidak salah bicara, walaupun Jiheon hanya asal bersuara.

Respon pemuda Seo itu mengecewakan tapi tidak mengejutkan, karena Kyungmin hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue masih inget kata-kata terakhir Doyoung, 'jangan ada yang keluar sebelum kita berdua balik'. Dia masih mikirin kita dan gak mau pembunuh itu nyakitin kita, tapi kita malah ngelanggar omongannya dan pergi ninggalin dia sendirian. Seharusnya kita tetep diem kan?"

Jiheon menatap pemuda di sebelahnya setelah selesai bicara, tapi sepertinya Kyungmin tidak mendengarkannya.

"Kyungmin, gue udah ngomong panjang lebar dan sedih!" seru gadis Baek itu kesal.

"Bentar Ji, tadi lo bilang Doyoung terakhir kali ngomong jangan ada yang keluar sebelum dia balik?" tanya Kyungmin dengan wajah seriusnya.

"Ya terus kenapa?" tanya Jiheon balik.

"Gue inget kalo itu juga yang diomongin guru kimia sebelum akhirnya kita tiba-tiba ada di another universe," kata Kyungmin.

"Gue juga udah pernah bilang ini ke Keum Donghyun karena gak sengaja nemuin hp yang kebetulan layarnya gak mati dan si pemilik itu ninggalin hpnya pas selesai ngirim voice note. Tapi yang bikin gue salah fokus, isi voice note itu juga gak sengaja ngerekam suara guru yang lagi ngomong. Dan yang di omongin itu juga sama kaya yang guru kimia, wali kelas lo dan Doyoung omongin sebelum mereka pergi."

Pemuda itu kini menjelaskan panjang lebar, tapi sepertinya Jiheon tidak mengerti yang dikatakannya.

"Bentar, mereka ngomong hal yang sama?" tanya Jiheon balik.

"Jangan ada yang keluar sebelum balik, kalo gak salah itu juga yang Kak Junhan omongin sebelum pergi dan disusul Doyoung?" lanjut Jiheon yang sadar dengan sendirinya.

"Setiap larangan pasti ada alasan dibaliknya kan? Setiap hal yang dilanggar ada akibatnya," kata Kyungmin.

"Pas guru Kimia keluar mau rapat beliau ngelarang anak-anak untuk keluar, tapi Kairi malah keluar pergi ke toilet, lo inget kan waktu di awal dia bilang gak papasan sapa siapapun?" lanjutnya.

"Intak sama gerombolannya juga keluar kelas setelah Bu Yoona larang. Apa itu alasannya kenapa cuma kelas lo dan kelas gue yang kejebak di sana, karena salah satu dari kita ada yang ngelanggar perintah?" kali ini gadis Baek itu kembali bertanya.

"Itu artinya bukan portal yang bikin kita kejebak dan berhasil keluar juga, tapi semacam mantra?" simpul Jiheon walaupun masih tidak yakin.

"Woy serius banget lo berdua!" seru Keum tiba dengan yang lain, mengalihkan fokus Jiheon dan Kyungmin.

"Ngomongin apa sih?" kali ini Siyoung yang bertanya. Tapi Jiheon malah menanyakan hal yang lain.

"Ini cuma kita doang jadinya?" tanya si gadis satu-satunya di sana.

"Gue juga kalo gak dipaksa Kyungmin gak mau," kata Keum.

"Yeu, lo dipaksa tapi malah ngajak gue!" sahut Intak.

"Gue sama Kyungmin kayanya tau kenapa kita bisa kejebak dan berhasil keluar, tapi gue mau kita omongin bareng-bareng yang lain," kata Jiheon.

"Gimana lo berdua bisa tau?" tanya Prince yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

"Panjang ceritanya, dari tadi kita ngomongin ini," jawab Jiheon sekenanya.

"Ya udah gue bantu ajak yang lain tapi jangan di sini, karena mereka pasti tetep gak mau," kata pemuda Hwang itu.

"Bentar deh, kita kan sebelumnya ke sini mau buktiin yang tentang portal di dalem tanah itu?" tanya Taesung bingung.

Intak yang sedang berkutat pada ponselnya langsung menghentikan aktivitasnya. "Bener juga. Karena udah terlanjur ke sini mending kita buktiin sekalian juga gak sih walaupun katanya lo udah tau tentang alasan kita kejebak?"

Jiheon mengangguk mengiyakan tidak ada salahnya juga membuktikan itu.

Ketujuh pemuda-pemudi itu kemudian memasuki area sekolah dan langsung menuju halaman belakang tempat yang dimaksud Prince.

"Gue nguburnya di sini," tunjuk Prince pada tanah yang datar.

"Sumpah Prince, lo tuh mau nakal gak usah tanggung-tanggung jatohnya kocak!" ujar Intak. Yang dibicarakan hanya diam saja.

"Kalo gitu sekarang gue gali ya?" tanya Jiheon meyakinkan kembali teman-temannya.

"Ya udah, kan lo yang paling semangat ngebuktiin," jawab Keum.

Gadis itu memakai sarung tangan sebelum menggali tanah datar itu menggunakan sekop kecil milik ayahnya.

Benar saja, setelah menggali beberapa detik Jiheon menemukan sebuah puntung rokok.

"Prince, ini bekas rokok lo?" tanya Jiheon menunjukkan yang ditemukannya pada pemuda itu.

Prince langsung menganggukkan kepalanya dan menunjukkan sebatang rokok utuh yang lain.

"Sama kan?"

Puntung rokok yang mereka temukan sama dengan rokok yang Prince punya. Itu artinya portalnya juga bisa berada di dalam tanah.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now