09 | Bukti alibi

220 56 2
                                    

Nama belakang keduanya yang berbeda tidak mengubah fakta yang sebenarnya, bahwa Sohee dan Sungwon sepasang anak kembar. Orang tua mereka bercerai mengorbankan anaknya yang harus ikut berpisah. Sang ibu menyerahkan anak laki-lakinya pada mantan suaminya, wanita itu percaya dia lebih kuat dan akan lebih kuat walaupun tidak bersamanya.

Siapa sangka hal itu malah membuat sang anak sangat marah dan berakhir membenci ibu dan kembarannya sendiri. Sungwon tumbuh dengan penuh jatuh bangun dan serba kesulitan bersama sang ayah, ia sampai sangat membenci ibu dan kembarannya dan tidak pernah mau menemui keduanya. Sampai suatu saat pemuda itu kembali menghubungi ibu dan kembarannya. Keduanya sangat senang karena Sungwon mau menemui mereka lagi setelah sekian lama, tapi ternyata maksud Sungwon mengajak mereka bertemu adalah untuk meminta nama belakang Sohee diubah. Saat bertemu, Sungwon bercerita hidupnya sudah bahagia, mereka sudah tidak sesulit dulu jadi pemuda itu memutuskan untuk tidak mau lagi berhubungan dengan keluarganya sendiri, ia sudah sangat bahagia bersama sang ayah.

"Gue kangen ayah."

"Kenapa Won?" tanya Dohwan yang tidak terlalu jelas mendengar ujaran asal pemuda Park itu.

"Sungwon!" Itu Kim Taeyoung anak IPS 3 yang jadi akrab dengan Sungwon dalam sehari karena berada dalam satu tim untuk mengungkap pembunuh Yujin. Siapa sangka, pemuda Kim yang selalu bermain game di kelasnya ternyata memiliki otak encer dalam hal seperti ini.

"Tiga dari lima anak itu akhirnya punya bukti dari alibi mereka," kata Taeyoung.

"Okay, kayanya gue gak seharusnya ada di sini kan?" kata Dohwan yang sadar posisinya.

"Hwan, sorry," ucap Sungwon yang merasa bersalah pada Dohwan yang harus pergi padahal pemuda itu yang selalu setia menemaninya.

"Jadi apa buktinya?" tanya Sungwon to the point setelah hanya tersisa mereka berdua.

"Kairi pergi nyari sinyal sampe ke tempat yang gak terjangkau CCTV, tapi dia ternyata punya bukti riwayat chat yang gak berhasil ke kirim itu," jelas Taeyoung.

"Lainnya ada Prince yang gak keliatan dari CCTV manapun karena dia pake alibi ngerokok dan gak mau kalo nanti kita udah berhasil balik dia ketauan. Dia coba ngebuktiin alibinya dengan bekas puntung rokok, Prince bilang rokok yang dipake gak kaya rokok pada umumnya, gue gak tau tapi pas gue liat rokok dia emang gak kaya biasa. Prince inget kalo dia buang bekas puntung rokoknya sembarangan besar kemungkinan masih ada di sana, jadi gue nyari langsung dan bener aja ada ini yang persis  kaya rokok punya Prince," jelas Taeyoung lebih panjang lalu menunjukkan bukti milik Prince di akhir.

"Terakhir Hina yang katanya abis foto tembok di belakang gedung sekolah, kebetulan ini deket TKP Yujin jadi kemaren Woojin banyak curigain dia. Tapi ternyata Hina balik lewat sisi kiri gedung yang masih ketangkep CCTV di ruang komputer dari lantai dua, walaupun gak jelas tapi itu emang Hina," lanjut Taeyoung, sementara itu Sungwon masih setia menyimak.

"Jadi gimana? Mungkin aja alibi Seeun dan Siyoung bener tapi mereka gak berhasil ngebuktiinnya, sedangkan pelakunya yang asli dengan rapih nutupin kebohongannya," Kata Taeyoung lagi.

"Maaf untuk yang kemarin, sekarang omongan lo kedengeran masuk akal," ucapnya.

"Taesung sama Intak ya?"

...

"Lo harus buktiin kembaran lo bukan pembunuhnya!"

"Kenapa gue harus ngelakuin itu? Doyoung udah ngebentuk tim untuk ngungkap pembunuh Yujin dan kembaran gue bukan pelakunya," kata Sohee tidak terima perintah pemuda Seo itu.

"Kalo gitu gue akan bilang ke semua orang tentang 'Dream World' cerita tentang kita semua yang mati!" ancam Donghyun tapi gadis itu mencoba untuk tidak menunjukkan rasa takutnya.

"Lo pikir orang-orang akan percaya sama omongan lo?" balas Sohee.

"Setidaknya masih lebih masuk akal dibandingkan teori konspirasi tentang gue yang nyebabin semua orang yang tiba-tiba ilang," ujar Donghyun percaya diri.

"Dan lo tau, Sungwon salah satu anak dalam tim yang akan ngungkap pembunuh Yujin," tambah Donghyun. Sohee pergi tanpa merespon pemuda itu, Donghyun pikir Sohee akan melarikan diri lagi tapi ternyata gadis Kim itu pergi mencari tahu yang sebenarnya.

Cukup menyita waktu untuk Sohee dapat menemukan Yoo Kangmin, orang yang dicarinya, yang dapat membantu gadis itu.

"Hai!" sapa Sohee sembari menyerahkan sekotak vitamin.

"Ini gak ngambil di kantin, gue selalu bawa ini setiap hari bahkan nyimpen persediaan juga di loker," jelas Sohee sebelum pemuda itu bertanya.

"Pasti pusing banget ya? Kalian juga harus jaga kesehatan karena gue liat-liat kalian jarang makan malem bareng," kata gadis itu.

"Kita makan malem kok," sanggah Kangmin halus.

"Tapi tetep aja itu artinya kalian telat makan," balas Sohee.

"Emang kalo boleh tau syarat masuk tim ini apa? Biar ada yang bisa gantiin, atau kalian udah saling percaya banget?" lanjutnya.

Kangmin diam sebentar memikirkan omongan Sohee. Apa mereka terlalu saling percaya?

"Gue juga gak tau, karena Doyoung yang milih kita," jawab Kangmin terdengar asal.

"Kalo boleh tau anak-anak di tim ini sendiri gimana? Mereka sama sekali gak tau tentang pembunuh Yujin?" tanya Sohee lagi.

Pemuda Yoo itu langsung menggelengkan kepalanya. "Dayeon, Sunoo, Taeyoung ngobrol di taman bahkan sama Seongmin juga. Doyoung, Woojin ada di perpus kebetulan ada Jiheon juga disana. Kalo gue sama Yuna yang di samperin Donghyun sendiri, saksi pertama kejadian Yujin. Terakhir Sungwon sama Dohwan nerbangin drone," jelas Kangmin dengan mudah pada Sohee.

Gadis itu sendiri merasa buruk pada kembarannya sendiri dengan tidak mempercayainya dan malah termakan omongan Donghyun.

"Oh iya kata Dohwan, Sungwon sempet ke toilet gara-gara kebelet tiba-tiba, tapi gak ada yang aneh dari itu karena ada Dohwan saksinya," tambah Kangmin.

Sohee terkejut tapi masih menahan dirinya.

Sungwon itu bukan lo kan? Gue gak bermaksud bikin lo jadi pembunuh. Gumam gadis itu dalam hati.

Second Home | 03line ✔Where stories live. Discover now