27. CANTIKNYA TUAN MUDA

99 30 23
                                    

“Sayangi dirimu sendiri, karena tak ada yang menyayangi kamu.”

—Devi Aldiva—

☀️☀️☀️

Zavira keluar dari ruang perawatan wajah nya. Kulit gadis itu nampak lebih segar, kantung mata pun sudah hilang.

"Enak kan?" Tanya Melvin.

"Iya, kerasa enteng." Jawab Zavira.

Melvin mengacak puncak kepala Zavira. Perbedaan tinggi keduanya memang terbilang cukup banyak. Hal itu membuat Zavira terlihat mungil.

"Cantik banget sih, punya siapa?" Tanya Melvin.

Zavira terdiam.

"Punya siapa hm?" Tanga Melvin lagi.

Kedua sudut bibir Zavira terangkat dan membentuk sebuah lengkungan. "Cantik nya Tuan muda." Jawab Zavira.

Melvin menarik Zavira kedalam dekapannya dan memeluk gadis itu erat-erat. Rasanya tak pernah mau lepas dari posisi ini.

"Boleh kan gue egois? Gue mau lo jadi milik gue selamanya." Ucap Melvin.

"Obsesi?" Tanya Zavira.

"I need you. Gue nggak bisa hidup sendiri, gue butuh lo." Ucap Melvin masih dalam keadaan memeluk Zavira.

"I need you too. Tapi, takdir di tangan Tuhan, Melvin." Ucap Zavira.

🧸🧺

Ini adalah hari pengambilan raport. Orang tua Zavira sudah pulang sejak kemarin, namun Zavira baru mengambil cuti mulai hari ini sampai tiga minggu kedepan.

Gadis itu duduk di bangku depan koridor bersama anggota osis lainnya. Lelah sekali setelah menyiapkan ruangan untuk pengambilan raport yang mendadak.

Handphone Zavira berbunyi.

Melvin
Lo belum makan dari pagi. Makan dulu sini, gue di lorong.

Zavira
Wait ya

Sesuai perintah Melvin, Zavira berjalan menuju lorong. Memang seperti ini hubungan Zavira dan Melvin di sekolah. Lorong adalah tempat bertemu yang aman.

Zavira duduk di tangga, tepat di sebelah Melvin. "Dari tadi?" Tanya Zavira.

"Iya, lo kok lama?" Tanya Melvin.

"Gue dari pojok kiri ke sini tau!" Ucap Zavira.

Melvin tersenyum tipis dan mengacak-acak rambut hitam Zavira. "Nih makan," ucapnya sambil menyodorkan sebungkus roti.

Zavira menerima dan memakannya. Kebetulan dari pagi memang Zavira belum sarapan, jelaslah kalo lapar.

"Gue kok nggak liat Mama lo ke sini?" Tanya Zavira. Memang dari dulu Marissa ataupun Marco tak pernah datang untuk mengambil raport.

"Nggak. Raport gue di ambil Will." Ucap Melvin.

Zavira terdiam sejenak. Bukankah ini hari yang penting? Hingga di wakilkan? Namun Zavira hanya mengangguk dan mengalihkan pembicaraan.

Selang beberapa menit, handphone Zavira kembali berdering. Gadis itu menempelkan benda pipih serbaguna itu pada telinganya.

"Halo ma?" Ya, panggilan itu berasal dari mama Zavira.

Tentang Kasta [End]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin