03. 750k

201 41 14
                                    

“Terkadang waktu yang singkat mampu menciptakan kenangan-kenangan yang mengikat.”

☀️☀️☀️

Melvin sampai dirumahnya. Keadaan Melvin kini memburuk. Laki-laki itu berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Baru setengah perjalanan kepala nya terserang nyeri lagi. Pandangan laki-laki itu mengabur. Hingga akhirnya dia kehilangan kesadaran.

"Melvin!" Pekik Dhea , keponakan ibu Melvin.

Satpam yang tadi berdiri di teras pun langsung lari dan mengangkat tubuh Melvin. Melvin di baringkan di ranjangnya.

Dhea menghubungi dokter khusus milik keluarga ini.

"Tante , Melvin kenapa?" Tanya Dhea pada Marisa. Dhea terlihat sangat khawatir sedangkan Marisa terlihat biasa saja.

"Dia hanya kecapekan. Panggilkan dokter saja , saya ada meeting dengan klien." Ucap Marisa sambil berlalu.

Dhea tercengang melihat respon Marisa. Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa keadaan Melvin.

"Tuan Melvin kecapekan, dia juga agak stres. Saya harap keluarga bisa memberi dia waktu untuk istirahat." Ucap dokter itu. Dokter itu sungguh mengerti keadaan keluarga ini , tak jarang memang Melvin mengalami stres seperti ini.

Dhea mengangguk mengerti. Beberapa saat setelah dokter itu keluar , suara terdengar dari mulut Melvin.

Jemari Melvin bergerak menandakan pemuda itu sudah sadar , matanya masih terpejam namun satu nama keluar dari mulut Melvin. "Zavira," kata pertama yang keluar dari mulut Melvin.

Dhea mengeryit tak mengerti. Siapa Zavira? selama ini Melvin tak pernah bercerita tentang wanita meski banyak yang mendekati nya salah satunya Claudya.

Claudya adalah model terkenal. Gadis itu sering satu projects dengan Melvin , hingga Marisa pun menyukai Claudya.

"Minum dulu." Titah Dhea. Gadis itu menyodorkan air putih pada Melvin.

Melvin menepis tangan Dhea. "Kak , aku harus ketemu Zavira!" Ucap Melvin.

"Siapa Zavira?" Tanya Dhea. Dhea menarik kembali air dalam gelas yang ia berikan pada Melvin.

Melvin menceritakan semuanya mulai dari dia terjatuh , di tolong , dan di bawa kerumah sakit.

"Aku harus ganti uang dia kak!" Ucap Melvin. Melvin ingat bahwa uang dalam dompet Zavira habis.

"Dia siswa beasiswa kan? Biar aku minta rekening nya kepada kepala sekolah." Ucap Dhea. Dhea mulai mengotak-atik handphone nya.

"Beres. Kamu nggak perlu khawatir aku udah transfer dia kok." Ucap Dhea.

Melvin lega mendengar itu , meski pada dasarnya Melvin masih ingin bermain dengan Zavira. Meski hanya sebentar bertemu dengan Zavira dan merupakan hari pertama mengenal gadis itu namun Zavira berhasil membuat anak tunggal dari keluarga Garenza ini merasa nyaman.

-•-•-•-•-

Zavira sampai dirumahnya. Dia memasuki rumah dengan pikiran yang acak-acakan. Bagaimana tidak? Hanya tersisa mie instan saja dirumah. Belum lagi motornya yang rusak belum diperbaiki.

"Gimana caranya gue nagih uang ke rumah Melvin? Yang ada dikira ngemis gue!" Ucap Zavira frustasi. Gadis itu duduk di kursi dan memijat pelipisnya.

Zavira membuka ponselnya. Gadis itu membuka sebuah aplikasi untuk mengecek tabungannya.

"Kalo nggak salah masih 70 rib-WHAT!? APA NIH?" Teriak Zavira.

"T-tujuh puluh lima juta?! INI MATA GUE NGGAK SALAH!?" Mata Zavira melotot tak percaya , gadis itu bangkit dari duduknya.

Tentang Kasta [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat