24. FITNAH

83 32 32
                                    

“Kita hidup pada zaman yang aneh. Dimana apabila kita memiliki paras cantik dan tampan, serta memiliki harta berlimpah, maka di situlah kita meraih kemenangan.”

—Natasha Zavira Danareksa—

☀️☀️☀️

Pagi datang. Hangatnya sinar matahari pagi menemani Zavira yang sedang membaca buku di koridor kelasnya.

Hari ini ada ulangan, maka dari itu Zavira belajar dengan giat. Nilai adalah hal yang teramat penting bagi Zavira.

"Aduh, materi ini kok gue nggak paham ya?" Keluh Zavira.

Tiba-tiba seorang laki-laki duduk di sebelah Zavira. Dia mengambil buku yang ada di tangan Zavira.

"Yang mana?" Tanya Keva.

Ya, laki-laki itu adalah Keva. Zavira sempat terkejut. Jarang sekali Keva care begini. Pada dasarnya dia memang super dingin.

"E-eh yang ini," ucap Zavira sembari menunjuk halaman yang ia belum paham.

Keva menjelaskan semuanya. Ajaib, Zavira langsung paham. Padahal berulang kali menonton di youtube dia tidak paham sama sekali.

Selain cerdas Keva juga guruable banget! Kira-kira terbuat dari apa otak Keva ini? Zavira sangat berterimakasih kepada Keva.

"Makasih banget ya! Gue udah paham." Ucap Zavira.

Keva tak menjawab, laki-laki berlalu begitu saja. Menyebalkan memang, tapi tidak apa-apa, dia sangat membantu Zavira.

🧺🧸

Zavira mengerjakan soal-soal ulangan dengan baik. Semua materi sudah dia kuasai. Kini gadis itu berjalan menuju toilet.

"Lo deket sama Keva?" Tanya Melvin yang berada di lorong dekat toilet.

Zavira berhenti mendengar suara Melvin. Gadis itu masuk ke lorong dan menangkup wajah Melvin dengan kedua tangannya.

"Lo cemburu?" Tanya Zavira.

"Nggak." Ucap Melvin cepat.

Zavira tersenyum. Mata Melvin tak pernah berhasil bohong. "Gue cuma di ajarin sama dia. Posisi lo nggak akan ke geser kok." Ucap Zavira.

"Hm, terserah lo." Ucap Melvin tak acuh.

Sebuah ide muncul di otak Zavira. Zavira merangkul leher Melvin agar laki-laki itu menunduk. Dan

Cup!

Zavira mengecup pipi Melvin singkat. Setelah itu Zavira langsung berjalan menjauh. Malu sekali rasanya.

Sedangkan Melvin hanya diam sembari memegangi pipinya. Melvin tampak seperti orang yang linglung.

🧺🧸

Zavira mengurungkan niatnya pergi ke toilet. Gadis itu pergi menuju perpustakaan untuk belajar.

"Panggilan untuk Natasha Zavira Danareksa untuk segera menuju ke ruang kepala sekolah."

Suara speaker dari ruang auditorium itu menggema di seluruh sekolah. Zavira tentu terkejut. Ada apa ini?

Tanpa pikir panjang Zavira menuju ruang kepala sekolah. Di sana ada kelapa sekolah, wali kelas Zavira dan ada Claudya.

Perasaan Zavira mendadak tidak enak. Apalagi melihat Claudya yang tampak menangis di dalam sana.

"Dia pelakunya!" Ucap Claudya sembari menunjuk Zavira.

Zavira mengerutkan keningnya. Bahkan Zavira tak pernah mendekati Claudya. Lalu, apa kesalahan yang ia perbuat

"Maaf, ini ada apa ya?" Tanya Zavira.

Tentang Kasta [End]Where stories live. Discover now