28. Mencengangkan💗

1.6K 64 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

🎀

"Kamu... kok, seperti hantuuu..."

"Terus... menghantui aku..."

"Kamu... bikin pusing kepalaku. Lama-lama kamu terus sakiti aku."

Tebe dan Randi bernyanyi dengan penuh percaya diri dengan Putra yang memainkan gitar sebagai pengiring mereka.

Kantin yang sudah pada hakikatnya selalu ramai saat jam istirahat, tambah ramai ketika anak lelaki saling menyuarakan suara emas mereka.

"Yang mau request lagu harap bayar! Suara emas gue limited." Randi bersuara setelah kesal mendapati sebagian murid yang dengan seenak jidatnya menyorakkan lagi lagi dan lagi.

"Yang mau minta tanda tangan ayo boleh silakan. Kamu, Dek... mau tanda tangan Kakak?" tanya Tebe pada salah satu adik kelas perempuan yang tengah lewat di hadapannya.

"Cih! Kakak." Randi serasa mual mendengarnya.

"Tanda tangan lo gak laku, Teb," celetuk Putra penuh kejujuran setelah melihat reaksi adik kelas yang langsung melenggang pergi tanpa memedulikan ucapan Tebe.

"Yehhh... dasar tuh adik kelasnya aja yang dodol. Gue tandain tuh nanti pas gue udah jadi penyanyi profesional kagak bakal gue kasih tanda tangan gue," celoteh Tebe tidak terima.

"Eh... kasih, deh.  kasihan dedek gemes itu nanti nangisin gue 7 hari 1 minggu lagi gegara kagak dapet tanda tangan gue hahaha..."

Randi menatap Tebe penuh prihatin. Merasa kasihan dengan Tebe yang sudah mulai berekspektasi dan berkhayal tinggi namun pada akhirnya ditampar oleh kenyataan.

Randi yang iba pun langsung menepuk-nepuk bahu Tebe. "Terserah lo dah, Be. Yang penting gue selalu bahagia."

"Anjir! Di mana-mana yang penting lo selalu bahagia. Bukannya doain diri sendiri yang penting gue selalu bahagia... Cih!" dengus Tebe sambil mengucapkan ulang kembali kata-kata Randi tadi.

"Ya... lo kan udah gede, mandirilah doa sendiri. Jangan manja. Nanti gue yang bantu aamiinin, dah." Randi tertawa puas setelahnya. Berbeda dengan Tebe yang malah menggerak-gerakkan bibirnya mengikuti perkataan Randi tadi.

"Eh, buset! Ini kenapa jadi pada ngelihatin ke arah sini semua, dah. Perasaan konsernya dah kelar." Randi celangak-celinguk setelah berhenti tertawa dan menyadari semua arah mata tengah menatap ke arah mejanya.

Tebe di sampingnya berdecak. Ia tersenyum penuh arti sambil meminum es teh manisnya. "Biasalah... lo kayak gak tahu aja kalau lo punya cees ganteng kayak gue gini. Tuh, lihat aja semua cewek pada ngelihatin gue kayak gitu."

"Fans gue ya lo!" tuduh Tebe pada salah seorang di sana.

"Masa sih, ah?" Randi mendadak bodoh. Masa iya mereka tengah terkagum-kagum dengan Tebe?

SWEET COUPLE?Where stories live. Discover now