27. Cemburu💗

1.7K 67 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

🎀

"Planet! Planet..." panggil Seza begitu ia berdiri tepat di samping Uranus hingga membuat lelaki itu memberhentikan langkahnya dan mengernyitkan dahinya kebingungan.

Belum sempat menjawab panggilan Seza, Uranus malah menoleh ke kanan dan ke kiri melihat area sekitarnya. Memastikan bahwa tidak ada orang di sana yang melihat mereka berdua atau hanya sekadar lewat saja.

"Gue gak salah lihat? Lo gak lagi demam, kan?" Uranus memegang dahi Seza. Ada apa dengan perempuan itu, sampai mau berdiri dengan posisi yang berdekatan dengannya saat di lingkungan sekolah seperti ini?

Seza berdesis. "Gue baik-baik aja, kok," ucapnya seraya menyingkirkan tangan Uranus, takut merusak tatanan rambut bagian depannya.

"Planet... gue cantik nggak hari ini?" tanya Seza sembari memutar tubuhnya dengan penuh semangat dan bahagia menyambut harinya.

Uranus tersenyum simpul menanggapi. "Sempurna. Lo selalu cantik."

Sambil tersenyum berseri-seri mendapat jawaban, Seza kembali membalikkan tubuhnya menunjukkan jepit rambut kupu-kupu yang terpasang di rambut bagian belakang kepalanya. "Kalau jepitannya gimana? Cocok nggak di gue?"

Uranus terdiam sebentar. Ia mengamati jepit rambut berwarna putih berbentuk kupu-kupu yang terpasang di rambut indah Seza.

Kenangan masa lalu di mana dirinya memberikan sesuatu yang sama untuk perempuan itu tiba-tiba terbesit di ingatannya. Mengingatnya membuat laki-laki itu kembali tersenyum merasa kembali ke masa lalu.

"Sangat cocok. Lo tambah bersinar dengan itu."

Seza semakin mengembangkan senyum termanisnya begitu mendengar pujian Uranus.

"Gue harus berterima kasih sih ini... karena pilihan dia oke juga," ucap Seza dengan perasaan bahagia karena penampilannya sangat oke hari ini.

"Dia?" Uranus tidak mengerti.

"Iya dia. Ini pilihan Raka. Bagus, kan," kata Seza sekali lagi memuji pilihan Raka.

"Oh..." Uranus mengangguk sendu sambil menampilkan senyum palsunya. "Dia pasti senang lo pake."

"Pasti, lah. Dia aja selalu ngingetin gue biar nggak lupa pake. Tahu nggak sih? Bahkan dia niat banget chat gue pagi tadi biar nggak lupa, padahal malamnya dia udah ngingetin juga. Dikiranya gue remaja jompo apa yang ingatannya lemah." Seza geleng-geleng kepala tidak habis pikir.

Uranus menghela napasnya sambil mengedarkan arah matanya ke sembarang arah. Berusaha sabar walau hatinya sudah menjerit marah dan jiwanya ingin sekali menonjok Raka.

Semua perasaan dan pikiran negatif Uranus singkirkan dengan cukup berpikir positif kalau Seza hanya berupaya menghargai pemberian Raka saja, tidak lebih.

SWEET COUPLE?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz