---tigapuluh---

783 98 11
                                    

boleh minta dukungan gaa? supaya aku bisa tau siapa aja yang masih baca ceritaku ini, makasii sebelumnya

Nala sakit.

Anak itu terus terusan merengek agar Sera mau menemaninya tidur. Sera tidak masalah dengan hal ini, namun tetap saja Nala membuatnya khawatir. Kata Abi, Nala tidak apa apa, hanya demam biasa. Abi juga sudah memberikan beberapa obat yang harus Nala minum agar demamnya menurun.

Dan sekarang, Nala tertidur pulas dengan satu tangan yang ia gunakan untuk memeluk Sera. Keningnya sedikit berkeringat akibat reaksi obat yang ia mimum barusan.

Berkali kali Sera memeriksa kening Nala hanya untuk memastikan apakah demamnya menurun atau tidak. Suhu tubuhnya hangat, nanun sudah tidak se panas tadi. Nafasnya juga bekerja secara teratur, tanda kalau tidurnya nyenyak.

Kemarin gurunya bilang kalau Nala jadi banyak diam di kelas, tidak seperti biasanya yang selalu aktif. Lantas siangnya, Sera memutuskan untuk menjemput Nala di sekolah, ia ingin memastikan sendiri bagaimana kondisi putrinya itu. Dan yang terjadi saat itu Nala langsung menangis, ia mengeluh kepalanya sakit dengan wajah yang sangat pucat. Sera langsung paham kalau kondisi Nala tidak baik baik saja.

kriet

Pintu terbuka, menampilkan sosok Abi disana. Sera tersenyum kecil, lalu menyuruh Abi untuk masuk ke dalam.

"Sini."

Abi masuk ke dalam lalu duduk di atas kasur Nala, sekilas Abi memperhatikan Nala yang masih tertidur nyenyak.

"Udah gak panas." Kata Abi yang tengah mengusap kening Nala, sesekali Abi membenarkan poni Nala yang menghalangi wajahnya.

"Iya, udah gak se panas tadi. Tapi beneran gak apa apa kan anaknya?"

"Enggak, mungkin karena kecapean doang. Vitamin nya juga jarang di minum, makanya bisa kayak gini."

Sera mengangguk setuju. "Nala emang susah banget di suruh minum vitamin. Nolak terus kalau aku suruh."

"Makan nya juga kurang, liat aja badan dia jadi kurus. Dulu enggak begini."

Sera jadi merasa bersalah, apa semenjak Sera sakit ia jadi kurang memperhatikan kondisi anak anak? Sampai sampai Nala bisa jatuh sakit begini.

Detik selanjutnya Nala membuka mata, ia sedikit kaget karena ada Abi di kamar. Matanya mengerjap beberapa kali, berusaha menerima cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

"Udah enakan?" Tanya Abi dengan tangan yang setia ia gunakan untuk mengusap kepala Nala.

Nala mengangguk kecil. "Udah."

"Masih pusing?"

"Enggak, tapi masih lemes." Ujar Nala dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nala mau makan apa? Ayah belikan."

Entah apa yang ingin Nala makan sekarang, ia kehilangan selera makan. Setiap makanan yang masuk terasa pahit di lidah. Alhasil Nala hanya bisa menggeleng.

"Beliin bubur aja, yah. Nasi gak masuk soalnya." Kata Sera pada Abi.

Abi mengangguk mengiyakan. "Kamu mau nitip apa?"

"Enggak ada kalau aku. Paling nitip beliin cemil cemilan aja buat Diana biar enggak rewel. Malam ini aku mau tidur disini soalnya."

Abi bangkit lalu mengecup kening Nala sekilas. "Cepet sembuh anak ayah."

----

Pagi hari yang damai, setelah drama persoalan Diana yang protes pada Sera karena rambutnya yang Sera ikat satu padahal Diana meminta untuk di kepang dua menjadi awal pagi ini. Tapi Sera tidak marah, malah ia tertawa karena wajah Diana lucu sekali saat marah marah.

INEFFABLE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang