---satu---

6.3K 429 50
                                    

Cerita ini hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan tokoh asli, organisasi, kelompok, kejadian tertentu dan lain sebagainya. Harap pembaca bijak dalam menanggapi cerita.


jangan lupa juga buat follow akun ini yyaa, terimakasii!

[ INEFFABLE, ©2022 by applepiecozy]

"Jadi gak ada yang mau ngaku ini punya siapa?"

Sorot mata Abi terlihat sangat menyeramkan, membuat anak anak yang sedang berjajar di depannya ini merinding ketakutan. Meskipun mereka sudah biasa menghadapi sikap Abi yang seperti ini tapi tetap saja rasanya masih gemetar, apalagi Abi bertanya dengan nada yang tidak biasa.

"Sean, ini punya kamu?" Tanya Abi sambil mengangkat benda berukuran kotak kecil yang sedang dirinya pegang.

Lantas Sean menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, karena itu bukan miliknya. "Bukan, yah."

Sementara anak berusia 16 tahun di samping Sean hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Bisa bisa dirinya mati jika Abi tahu kalau benda itu miliknya.

Namanya Aidan, usianya hanya terpaut dua tahun dengan Sean. Anak itu baru saja duduk di bangku sekolah menengah atas sekitar 6 bulan lalu.  Dia memiliki hidung yang lebih tajam dibandingkan Abi dan Sean, ujungnya begitu runcing seperti mata pisau.

"Berarti ini punya kamu, Aidan?" Yang di panggil langsung panik, namun juga refleks menggelengkan kepalanya karena takut.

"Bukan, yah. Bukan aku." Ujarnya gelagapan.

"Kamu, Nala?" Tanya Abi kepada anak perempuannya, Naladiva. Namun anak perempuan itu juga menggelengkan kepalanya. "Bukan punya Nala, ayah."

"Kalau bukan punya kalian bertiga terus ini punya siapa? Punya setan?" Abi membanting benda itu ke atas meja, membuat ketiganya terlonjak kaget.

Hening, tidak ada jawaban sama sekali. Abi sampai geram sendiri karena ketiganya tidak ada yang mengakui benda itu. Padahal Abi selalu melarang anak anaknya untuk tidak melakukan hal hal seperti ini.

"Ayo ngaku, sebelum ayah paksa kalian satu satu." Sebenarnya Abi sudah curiga pada putra keduanya, namun Abi tidak ingin asal menuduh.

"Gak mungkin itu punya Nala, yah. Lagian ngapain aku pakek kayak gituan, kan ayah yang bilang sendiri gak boleh." Ujar Nala yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP.

Anak perempuan itu sedikit mirip Sera, jika dia merasa tidak bersalah dia tidak akan bersikap seolah olah sangat takut dengan Abi. Karena memang bukan Nala yang punya benda itu.

Abi menghela nafas lalu menepuk bahu Aidan dengan sangat kuat, membuat dirinya lagi dan lagi merasa kaget karena perlakuan Abi.

"Ngaku, ini punya kamu kan?" Tanya Abi dengan sorot mata setajam elang.

"A-anu yah, itu— aku gak tau itu punya siapa. Kak Sean kali." Aidan terus mengelak.

"Dih kenapa jadi gua?" Sean merasa tidak terima atas tuduhan adiknya.

"Aidan, kamu tau kan konsekuensi nya kalo kamu bohong sama ayah itu apa. Jadi sebelum ayah hukum kamu, lebih baik kamu jujur." Desak Abi.

Aidan menundukkan kepalanya, bahkan dia tidak berani menatap Abi yang sedang emosi. "Maaf, yah." Final Aidan  pada akhirnya.

"Bener punya kamu?"

"I-iya." Ujar Aidan dengan suara kecil.

"Yang tegas dong!"

INEFFABLE [Completed] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora