---enam---

2K 249 14
                                    

Sera sempat melakukan ct scan di rumah sakit untuk mengetahui apa penyakitnya. Seperti yang dikatakan Abi, kalau selama ini Sera mengidap vertigo namun untungnya belum parah. Hanya saja Abi belum memperlihatkan hasil ct scan Sera, katanya Abi akan menunjukannya nanti di rumah.

"Tadi denger kan kata dokter nya apa, jangan banyak pikiran. Istirahat yang bener, jangan telat makan." Ujar Abi sambil mengusap rambut Sera.

"Iya, tapi ini obatnya banyak banget." Sera mendengus sebal.

Abi terkekeh. "Anggap aja permen."

"Nanti kamu pulang jam berapa?" Tanya Sera.

Abi menatap arloji yang melingkar di tangan kiri nya. "Jam 7 udah di rumah."

"Mau di masakin apa nanti?"

"Gak usah, kamu istirahat aja."

"Ih aku lagi mood masak. Cepetan bilang mau makan apa nanti aku masakin."

"Mas makan di luar aja nanti. Udah deh kamu jangan bandel kalo di suruh istirahat."

"Astaga mas Abi aku gak apa apa, gak akan mati besok juga." Sera menatap Abi sinis.

"Hush mulutnya, minta di cekokin garam se toples apa."

"Abisan ngeselin, aku kesel kalo mas Abi makan di luar terus."

"Yaudah oke oke nanti mas makan di rumah. Menu nya terserah kamu, apa aja mas makan."

"Jangan jawab terserah dong, kayak cewek aja."

"Ya apa aja ra bebas."

Sera melipat kedua tangan di atas perutnya. "Yang bener mau makan apa mas."

Abi menghela nafasnya. "Mau makan kamu aja, gimana?"

"Serius ih." Sera mencubit perut Abi sebal.

"Becanda ih ngambekan amat."

"Abisnya ngeselin. Di tanya gitu aja susah banget jawabnya. Seabad."

"Yang simple aja. Kayak capcay atau sup bayam gitu sama ayam goreng, udah." Final Abi.

"Gitu kek dari tadi."

"Sekarang pulang, istirahat. Jangan kecapean hari ini pokoknya nanti kamu drop lagi." Ujar Abi sambil mengelus pipi Sera.

Sera mengangguk sebagai jawaban. "Iya, gak akan capek."

"Nanti yang jemput Nala biar Sean aja, kamu istirahat di rumah jangan kemana mana. Diana juga nanti mas yang jemput di rumah mamah." Ujar Abi.

"Iya, cepet bawa Diana ya. Aku kangen."

Abi mengangguk. "Ati ati bawa mobilnya, pelan pelan aja. Kalo ngerasa pusing berhenti dulu."

"Iya mas Abi, kalo gitu aku pulang dulu." Sera mengecup punggung tangan Abi. "Assalamualaikum suamiku."

Mendengar itu Abi terkekeh kecil. "Waalaikumsalam istriku."

Sera tersenyum lantas pergi dari lobi rumah sakit. Dari badannya Abi tahu kalau Sera tidak baik baik saja. Semakin hari Abi semakin khawatir kepada Sera karena melihat perubahan fisiknya.

"Dokter Abi!" Seseorang memanggil dari arah belakang.

"Ada apa?" Tanya Abi pada perempuan yang memanggilnya barusan, Anggie.

"Kemarin saya baru pulang dari New Zeland. Ini ada oleh oleh buat dokter hehe." Anggie memberikan paper bag berwarna biru muda yang di pegang olehnya kepada Abi.

"Ah begitu, terimakasih ya." Abi tersenyum tipis.

"Iya dok hehe."

"Kalau gitu saya duluan ya." Abi melangkah pergi meninggalkan Anggie di lobi.

INEFFABLE [Completed] Where stories live. Discover now