---delapanbelas---

1.4K 183 44
                                    

Hari ini Sean tampak sangat bahagia karena Sera mengajak anak anaknya pergi untuk bermain ice skating. Mungkin bagi yang lain ini hal biasa, namun bagi Sean momen seperti ini adalah momen yang sangat berharga untuknya.

Menari di atas es mengingatkan Sera pada Sean saat kecil dulu. Senyuman anak laki laki itu masih sama seperti sejak terakhir kali Sera lihat. Senyuman yang pernah pudar karena Sean dengan terpaksa harus merelakan mimpinya.

"Pelan pelan dong kak, nanti jatuh." Ujar Sera sembari terkekeh saat mendapati sikap Sean yang seolah baru di belikan mainan baru.

"Seru banget bun, gak boong."

Lagi lagi Sera terkekeh, lucunya saat Diana minta di ajarkan bermain seperti kakaknya itu. Dan dengan sabar Sean mengajarkan Diana bagaimana cara menjaga keseimbangan di atas es. Benar benar menggemaskan.

"Kak Sean kayak anak kecil banget deh." Ujar Aidan yang membuat Sera menengok ke arahnya.

"Biarin aja. Kakak kamu lagi menemukan cinta pertamanya."

"Es?"

Sera mengangguk. "Kakak kamu suka banget ice skating."

"Pantesan, sifatnya sebelas dua belas sama es. Dingin."

Nala dan Abi juga ada di sana, ikut bermain bersama dengan Sean. Sementara Sera dan Aidan tidak, mereka berdua hanya memperhatikan mereka yang sedang bermain.

"Bunda kenapa gak ikut?" Tanya Aidan.

"Enggak ah, licin. Bunda gak bisa."

Aidan hanya mengangguk, alasan Aidan tidak ikut karena Aidan tidak terlalu suka. Berbeda dengan kakak dan adik adiknya yang sangat excited.

"Bunda!" Dari kejauhan Diana melambaikan tangannya ke arah Sera. Tentu saja Sera balik melambaikan tangan sambil tersenyum.

Sedang asik asiknya melihat orang orang bermain, tiba tiba Sera merasakan ada cairan dingin keluar dari hidungnya. Secepat mungkin Sera menutupi hidungnya menggunakan telapak tangan.

"Bunda ke toilet dulu." Ujar Sera lalu cepat cepat pergi ke toilet.

"Bun-" Aidan menatap Sera khawatir. Namun langkah Sera begitu cepat sehingga membuat Aidan tidak bisa mengejar.

Sementara itu Sera masuk ke dalam toilet dengan tergesa gesa. Untungnya toilet sedang sepi sehingga Sera bisa dengan leluasa membersihkan darah yang terus mengalir di hidungnya. Wajahnya terlihat pucat, belum lagi tangannya yang mulai terasa dingin.

"Huh.." Sera menghela nafas lalu mengambil ponselnya untuk mengabari Abi.

Setelah itu Sera keluar dari kamar mandi dan pergi ke salah satu tempat makan. Sekalian istirahat disana karena Sera merasa badannya sekarang mulai terasa lemas.

Sambil menunggu pesanan, Sera mengeluarkan beberapa obat obatan dari dalam tas lalu meminumnya.

"Sera?"

Sera mendongak lalu mendapatkan sosok laki laki di hadapannya. Orang ini cukup familiar namun sudah tidak pernah Sera temui.

"Christian, bukan?"

Pria itu mengangguk. "Iya,"

"Duduk sini." Sera mempersilahkan Christian untuk duduk di hadapannya.

"Sendirian aja?" Tanya Christian.

"Enggak kok, suami sama anak anak lagi pada main ice skating. Jadi aku nunggu disini."

"Oh gitu. Anyway kamu pucet banget, lagi sakit?"

"Sedikit." Sera tersenyum tipis.

"You look not okay. Mau aku aku anter pulang aja?" Tawarnya.

"Ah enggak usah. Paling bentar lagi mas Abi sama anak anak kesini."

INEFFABLE [Completed] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora