---duapuluhsatu---

1.5K 178 32
                                    

"Sayang?" Abi membuka pintu kamar secara pelan pelan karena tahu kalau Sera sudah jatuh ke alam mimpi

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Sayang?" Abi membuka pintu kamar secara pelan pelan karena tahu kalau Sera sudah jatuh ke alam mimpi.

Perempuan itu tertidur sambil memunggungi pintu. Abi bisa melihat jelas bagaimana bahu kecil Sera. Nafasnya naik turun begitu teratur, tanda bahwa Sera tertidur sangat nyenyak.

Tadi ada yang harus Abi urus, makanya dia pulang sedikit lebih malam dari biasanya. Walaupun sebenarnya Abi sangat ingin selalu berada di rumah lebih awal namun pekerjaannya tidak bisa Abi tinggalkan begitu saja.

"Nyenyak banget." Abi terkekeh lalu menarik selimut sampai ke leher Sera. Tak lupa juga Abi mematikan pendingin ruangan agar Sera tidak kedinginan.

"Ngg?" Sera mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan sentuhan halus di keningnya. Disana Abi tersenyum kecil kemudian mengecup kecil kening Sera.

"Kok baru pulang?" Tanya Sera dengan suara khas bangun tidur.

"Maaf, tadi banyak urusan."

Jemari Sera mengelus pipi Abi. "Kasian banget suami aku, pasti capek."

Abi mengangguk secara spontan. "Banget."

"Mandi dulu gih, abis itu makan."

"Udah makan tadi. Kamu lanjut tidur aja."

Bukanya kembali tidur Sera malah mengubah posisinya jadi duduk. "Udah gak ngantuk."

"Eh mas bangunin kamu ya? Maaf maaf."

"Enggak kok." Sera terkekeh. "Emang aku juga udah kelamaan tidur, dari jam 8."

"Yaudah gak apa apa tidur lagi aja. Biar besok pagi fresh."

"Enggak kok. Udah sana mandi. Mau di buatin coklat hangat gak?"

"Gak usah sayang, kamu istirahat aja."

"Mas, jangan kebiasaan gitu deh. Kan aku yang nawarin."

Abi tersenyum. "Oke."

Setelahnya Abi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara itu Sera pergi ke dapur untuk membuatkan coklat hangat.

Ini sudah hampir pukul 12 malam, dan rumah sudah sangat sepi. Tapi tadi Sera melihat kamar Sean yang lampunya masih menyala. Sepertinya anak itu masih belum juga tidur.

"Kak, belum tidur?" Sera membuka pintu kamar Sean, menonjolkan sedikit kepalanya di balik pintu.

"Belum bun." Sahut Sean yang kebetulan sedang duduk di atas kasur.

"Bunda boleh masuk?"

"Sini bun, masuk aja."

Seperti kamar laki laki pada umumnya, kamar Sean hanya di isi dengan barang barang yang menurutnya penting. Terdapat rak buku di ujung kamar, dan juga koleksi koleksi mainan mobil mobilan. Sebenarnya itu adalah koleksi mainan Sean saat kecil, namun sampai sekarang dia masih menyimpannya.

INEFFABLE [Completed] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt