---limabelas---

1.5K 184 30
                                    

Siang ini Sera pergi ke rumah sakit untuk kontrol, kata Abi jadwal kontrol Sera dilakukan satu minggu sekali di setiap hari jumat.

"Ini letak tumor bu Sera, lokasinya memang tidak cukup bagus tapi kita masih bisa melakukan operasi." Jelas Hasbi sambil menunjuk layar monitor.

"Kalau gitu, kapan saya bisa di operasi?" Tanya Sera.

"Satu sampai dua minggu ke depan."

Sera mengangguk paham walau jauh di lubuk hatinya yang paling dalam Sera tidak ingin di operasi. Bukannya tidak ingin sembuh, hanya saja Sera merasa takut.

"Kalau saya boleh tau, apa ada gejala yang ibu Sera alami selama ini. Seperti kesulitan melakukan aktivitas atau yang lainnya?" Pertanyaan dari Hasbi membuat Sera terdiam sejenak.

"Saya gak yakin tapi akhir akhir ini saya sedikit kesulitan menggerakan tangan kanan. Terus saya gak bisa liat secara jelas. Kayak rabun gitu." Beberapa hari kebelakang Sera memang sering kali merasa pandangannya mulai kabur serta pergerakan otot otot tangan mulai melemah.

Hasbu menghela nafasnya. "Makanya saya menyarankan ibu Sera untuk melakukan operasi, supaya fungsi otak sedikit sedikit kembali normal. Namun, sel glioblastoma acapkali dikelilingi sel tumor yang menyerang jaringan di sekitarnya. Sehingga, seluruh sel tumor gak mungkin diangkat sekaligus."

"Kalau boleh tau, saya punya peluang hidup berapa persen?"

"Soal itu saya gak bisa memastikan. Saya bukan tuhan."

Sera tersenyum tipis mendengar ucapan Hasbi. Sera paham mungkin Hasbi tidak ingin membuat Sera kehilangan harapan hidupnya. Ada atau tidak nya peluang, Sera harus berusaha untuk tetap hidup demi keluarga.

"Ibu Sera tenang aja, gak usah khawatir tentang bagaimana nanti kedepannya. Saya akan berusaha sebisa saya membantu ibu Sera untuk sembuh." Ujar Hasbi dengan sungguh sungguh.

"Makasih banyak dok, kalau gitu saya permisi." Setelahnya Sera keluar dari ruangan Hasbi dengan perasaan yang campur aduk.

Operasi ya?

Sebaiknya mungkin Sera harus lebih memikirkan tentang hal ini serta berdiskusi dengan Abi. Sebenarnya juga Abi sudah pernah membahas hal ini, namun waktu itu Sera tidak terlalu memikirkannya. Tapi sekarang Sera mulai kepikiran dengan hal hal yang akan terjadi setelahnya.

Langkah Sera terhenti saat tidak sengaja melihat Abi yang sedang mengobrol dengan seseorang. Sera tau orang itu, Anggie.

Entah kenapa pikirannya jadi kemana mana sekarang. Tadi Abi bilang dia tidak bisa menemani Sera check up ke ruangan Hasbi karena katanya ada operasi dadakan, namun malah pemandangan seperti ini yang Sera lihat.

"Mas!" Panggil Sera. Dia berusaha membuang pikiran buruknya dan mencoba untuk menghampiri Abi.

"Hey, udah selesai?" Abi merangkul pinggang Sera saat itu juga.

Sera tersenyum. "Udah kok."

"Bu Sera ngapain disini?" Tanya Anggie penasaran.

"Saya harus konsultasi sama dokter Hasbi." Jawab Sera.

"Emangnya bu Sera kenapa? Sakit parah kah?"

"Bukan urusan kamu." Sera mendengus sebal, orang ini seolah ingin tahu apa yang terjadi.

"Saya kan cuman tanya bu." Anggie berdecak sebal.

Sera memilih untuk mengabaikan Anggie, lalu kini dia menatap Abi yang masih setia merangkul pinggangnya. "Kamu pulang jam berapa?"

"Jam 7 udah ada di rumah kok." Kata Abi.

"Okay, aku tunggu."

"Kamu sama pak Arifin?"

INEFFABLE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang