SAGAKEYLA | 70

1.9K 72 84
                                    

"Pada akhirnya, takdir Allah selalu baik. Walau terkadang, perlu air mata untuk menerimanya."

Keyla Humairah

——Happy reading——

Dokter Gemal, Dokter ahli saraf dan dokter ahli onkologi saraf, serta beberapa suster berlarian memasuki ruang ICU. Lantaran mendengar suara alarm ruang ICU yang berdering nyaring, selepas Keyla menekannya.

"Dok, tolong selamatin Darel!" pinta Keyla penuh harap pada dokter Gemal.

"Iya, Key. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Darel," ucap dokter Gemal meyakinkan.

"Maaf, Mba–nya tolong keluar dulu!" pinta salah satu suster.

"Enggak! Saya mau di sini, saya mau nemenin Darel!" tolak Keyla mentah-mentah.

"Tolong keluar, Mba! Temen Mba akan baik-baik saja. Dokter akan melakukan penanganan terbaik," jelas suster tersebut.

"Pokoknya, saya mau di sini!" ucap Keyla bersikukuh. Membuat suster tersebut terpaksa menyeretnya keluar. "lepas, lepasin saya! Saya mau temenin Darel!"

"Maaf, Mba," ucap suster tersebut sebelum akhirnya menutup pintu.

"Da–darel." Keyla menatap pintu di hadapannya dengan tubuh bergetar takut. Ia mengusap wajah kasar, lalu bersandar pada tembok di sebelahnya. "Aku yakin, kamu gak akan pergi gitu aja, Rel."

Keyla menatap Darel yang tengah diperiksa oleh dokter, melalui jendela bulat kecil yang ada di pintu. Gadis itu terus merapal doa, kala dokter melakukan tindakan DC shock, untuk mengembalikan detak jantung Darel.

"Ya Allah. Tolong selamatin, Darel. Jangan ambil Darel, Ya Allah." Keyla menatap kosong ke depan, saat melihat dokter menggeleng setelah beberapa kali melakukan DC shock.

Dokter Gemal, serta seorang suster keluar dari ruang ICU. Dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak, dokter Gemal berjalan mendekati Keyla yang menatapnya penuh harap.

"Gimana, Dok? Darel baik-baik aja, kan? Dia gak kenapa-napa kan, Dok?" cecar Keyla tak sabaran. Keyla bahkan mengguncang lengan dokter Gemal. "jawab, Dok! Darel baik-baik aja, kan?!"

Gadis itu menggeleng keras, saat dokter Gemal hanya diam menatapnya sendu. "Gak mungkin, Dok. Gak mungkin, kalau Darel–"

"Tepat pukul 13.45, pada hari selasa, tanggal 12 Juli 2022. Pasien atas nama Darel Angkasa, dinyatakan telah meninggal dunia," ucap suster yang tadi keluar bersama dokter Gemal. Suster tersebut menatap papan catatan yang ia bawa. Tidak mau menatap Keyla yang tampak menyedihkan.

"Hahaha." Keyla tertawa tak percaya. Darel sudah meninggal, katanya? Huh, yang benar saja!

"Maaf, Key." Dokter Gemal menunduk, merasa bersalah. Ia tidak bisa  menyelamatkan Darel.

"Bercandanya gak lucu, Sus!" Keyla menatap tajam suster di hadapannya.

"Saya tidak bercanda. Pasien atas nama Darel meninggal dunia, beberapa menit yang lalu," ulang suster membuat Keyla berteriak tak terima.

"DAREL MASIH HIDUP! DIA GAK MUNGKIN NINGGALIN AKU GITU AJA!" teriak Keyla dengan amarah yang membuncah. Gadis itu menabrak suster di hadapannya, dan membuka pintu ruang ICU.

Dengan cekatan, dokter Gemal menahan Keyla. "Key, kamu harus tenang!"

"Lepasin saya, Dok! Saya mau pastiin sendiri, kalau semua omongan suster itu bohong! Darel masih hidup!" tukas Keyla memberontak. "lepasin saya!"

"Sadar, Key, sadar! Ikhlasin, Darel!" pinta dokter Gemal mengencangkan pegangannya pada tangan Keyla.

"ENGGAK, DOK! DAREL MASIH HIDUP! DIA UDAH JANJI SAMA AKU, KALAU DIA GAK AKAN PERNAH PERGI DAN NINGGALIN AKU!" raung Keyla tak terima. "AKU YAKIN, DIA GAK MUNGKIN INGKARIN JANJINYA!"

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang