SAGAKEYLA | 47

2.3K 99 78
                                    

"Jika mata adalah cahaya, maka hati adalah permata. Jika senyum adalah ibadah, maka mengenalmu adalah anugerah terindah."

Adam Putra Mahendra

——Happy reading——

"Semangat ujiannya! Semoga hasilnya memuaskan," ucap Saga menyemangati Keyla.

Sudah seminggu, semenjak kejadian Keyla berbicara empat mata dengan Renata. Kini, seluruh murid kelas 12 SMA Bima Sakti akan melaksanakan ujian nasional hari pertama.

Keyla tersenyum tipis. "Lo, juga, ya!"

"Senyumnya dilebarin lagi, dong! Biar tambah manis," pinta Saga menunjukkan gigi rapinya. Bahkan laki-laki itu menarik pipi Keyla, agar gadis itu mau memberikan senyuman terbaik untuknya.

"Gak ah, males." Keyla melangkah menjauh, meninggalkan Saga di parkiran motor.

Keyla sempat terdiam, saat mendapati Renata yang sedari tadi memperhatikan dirinya dan Saga dari kejauhan. Tapi gadis itu langsung pergi, kala Keyla menyadari kehadirannya.

"Apa perkataan gue minggu lalu, bikin dia sadar, ya?" batin Keyla menatap kepergian Renata. Setelah kejadian itu, Renata menghilang entah kemana. Ini pertama kalinya Keyla melihat gadis itu lagi.

"Eh, tungguin!" Saga menyamakan langkah kaki Keyla, dengan sebelah tangan tersimpan di saku celananya. "Key."

"Hmm?"

"Keylaaa."

"Apa, Sagaaa?"

Keduanya berbelok ke sebelah kiri, menuju laboratorium komputer. Ujian dilaksanakan menggunakan komputer, bukan menggunakan kertas. Maka dari itu, sekarang keduanya berada di depan pintu bercat putih.

"Cantik."

Keyla menghentikan langkahnya. "Apanya? Jepitnya?"

Saga menatap jepit bunga matahari yang Keyla kenakan, lalu menatap gadis itu. "Jepitnya memang cantik, tapi yang make lebih cantik!"

"Masih pagi, Ga, udah ngegombal aja!" Keyla mendengus jengah.

"Serius, Key!"

Keyla memutar bola mata malas. "Banyakin belajar, bukan ngegombal!"

Saga mengangkat kedua alisnya. "Gue udah belajar, kok."

"Halah, modelan kaya lo kok mau belajar. Belajar apaan, coba?" ejek Keyla tak percaya.

"Belajar mencintai lo, dan belajar menjadi pasangan yang baik buat lo!" tukas Saga penuh percaya diri. Laki-laki dengan dasi yang tak terpasang rapi itu, menaik turunkan alisnya, dengan senyum yang sangat menyebalkan bagi Keyla.

Keyla menatap Saga datar. "Serius dikit bisa gak sih, Ga?!"

"Oh, lo mau gue seriusin sekarang?" tanya Saga dengan mata berbinar. "boleh-boleh, nanti gue bilang mami sama papi!"

"Lama-lama gila gue, ngomong sama lo!" Keyla beranjak meninggalkan Saga. Bel masuk masih lumayan lama, sebaiknya ia gunakan untuk belajar, daripada harus mendengar bualan Saga.

"Lah, kok gue ditinggal, sih? Emang gue salah ngomong, ya?" gumam Saga menggaruk pelipisnya.

Laki-laki itu mulai menyetel mode wajah dingin, saat Keyla sudah menjauh. Baginya, hanya Keyla dan orang terdekatnya saja yang boleh melihat wajah teduh dan senyum manis miliknya, orang lain tidak boleh.

"Anak-anak pada kemana, sih? Masa jam segini belum dateng," gumam Saga melangkah ke kantin, guna mencari teman-temannya.

🐒

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang