SAGAKEYLA | 59

1.9K 82 73
                                    

"Berhati-hatilah dengan siapa yang anda percayai, garam dan gula terlihat sama."

-Naufal Dary Abiyyu-

--Happy reading--

"Tante." Keyla memasuki ruang rawat inap Darel dengan langkah pelan.

Darel dipindahkan ke salah satu ruang perawatan, karena laki-laki itu harus rawat inap beberapa hari, sampai orang tua darinya setuju untuk dilakukannya operasi.

"Keyla." Mira memeluk Keyla erat, dengan tangis yang langsung pecah. "Da-darel, Key."

Keyla membalas pelukan Mira tak kalah erat. Ia menatap nanar tubuh Darel yang terbaring lemah. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini jatuh kembali, bahkan semakin deras saat mendengar isak tangis Mira.

"Darel pasti baik-baik aja, Tan. Darel anak yang kuat, aku yakin itu!" ucap Keyla berusaha menyemangati. Sehancur apapun ia, Mira pasti jauh lebih hancur. Apalagi wanita itu ibu dari laki-laki yang kini tengah terbujur kaku di atas brankar.

"Harus, Darel harus baik-baik aja!" tukas Mira sesegukan.

"Ma-maaf, maafin, Keyla, Tan. Seharusnya, Keyla langsung dateng dan bantu Tante waktu Darel dibawa ke sini. Maaf," lirih Keyla dengan suara bergetar.

Mira melepas pelukannya. Menggenggam tangan Keyla, lalu menggeleng pelan. "Kamu gak salah, Key. Tante paham kok, kamu juga punya urusan."

Keyla mengangguk. "Terus Darel gimana, Tan? Darel ... jadi operasi?"

Mira menatap Keyla dengan mata berkaca-kaca, menghela nafas panjang lalu menggeleng. "Tante gak tau, Key. Papanya Darel masih dalam perjalanan."

"Aku ... aku gak mau kehilangan Darel, Tan," keluh Keyla dengan mata terpejam. Ia menggigit bibir bawahnya menahan isak tangis yang memaksa keluar, hingga tenggorokannya terasa sakit.

"Darel gak akan pergi kemana-mana, Tante gak rel kalau Darel sampai pergi!" tukas Mira menggeleng keras. "Tante yakin, Darel pasti sembuh. Dia pasti gak akan ngerasain sakit lagi, dia juga gak akan pernah ninggalin kita!"

Keyla kembali memeluk Mira. Keduanya berusaha saling menguatkan satu sama lain, berusaha berpikir positif tentang keadaan Darel, juga saling berdoa untuk kesembuhan laki-laki berhati hangat tersebut.

Siapapun pasti tidak akan rela kehilangan laki-laki sebaik Darel Angkasa.

"Darel pasti baik-baik aja," bisik Keyla pelan.

🐒

"Darel, bangun, yuk!" Keyla menggenggam tangan Darel, mengecup punggung tangan yang terasa dingin itu. Menatap wajah laki-laki itu dengan nanar.

Wajah yang selalu memberikan senyum termanis, tak lupa dengan mata indah yang selalu menatapnya teduh. Kini, tak ada lagi senyum manis dan tatapan teduh tersebut.

Wajahnya tampak sangat pucat dengan bibir sedikit kebiruan, juga mata indah yang masih setia terpejam. Laki-laki tersebut tampaknya sudah tidak ingin lagi menunjukkan mata indahnya.

"Kamu harus sembuh, Rel! Aku gak mau kamu kaya gini." Dengan bibir bergetar, Keyla kembali mencium punggung tangan Darel. "Aku mohon, Rel."

"Key, makan dulu, yuk. Dari pagi kamu belum makan," ucap Arka mengelus kepala Keyla.

"Key gak laper, Bang." Menggeleng tanpa melepas tatapannya dari wajah pucat Darel.

"Kamu harus makan, kalau kamu gak makan bisa sakit. Nanti kalau kamu sakit, kamu gak bisa jagain Darel. Kamu juga belum tidur dari semalem, Abang gak mau kamu sakit juga." Arka berusaha membujuk Keyla dengan lembut.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang