35

366 109 15
                                    

kanemoto yoshinori tidak pernah menyangka sebelumnya jika dirinya akan bersitatap langsung dengan seseorang yang berada dalam radius dua jangkah begitu membuka matanya.

pemuda itu membeku ketika obsidian legam junghwan menyorotnya dengan pandangan datar. tidak seperti sebelum mereka masuk ke dalam permainan ini dimana anak yang yoshi anggap sebagai adik kandungnya sendiri selalu memberinya sorotan dipenuhi akan kasih dan sayang.

junghwan tampak berbeda. bagi yoshi anak itu sangat berubah semenjak ia bertemu junghwan di gedung bekas apartemen.

tak ada lagi sapaan ramah yang ditebarkan.

sulit mendapatkan seulas senyum manis dari junghwan untuk kakaknya yoshi.

serta hilangnya rasa kepercayaan yang begitu yoshi idam-idamkan sejak awal mereka semua mulai menaruh curiga antar lainnya.

yoshi terus menatap anak itu dalam diamnya. junghwan pun bersikap demikian. ia juga mengintai wajah yoshi tanpa berkedip sedetik pun.

semacam ada magnet yang menarik keduanya, yoshi dan junghwan sama-sama membisu dalam keheningan di subuh hari.

mereka juga tahu jika empat temannya tidak ada di sini. tetapi, yoshi maupun junghwan mengabaikan keberadaan jihoon, haruto, junkyu, serta asahi.

ada yang jauh lebih penting dari memikirkan apa yang tengah keempatnya lakukan saat ini. yoshi punya harapan besar melihat kembalinya sikap junghwan seperti sedia kala.

"kenapa lo berubah, hwan? terakhir kali kita ketemu, lo gak kayak sekarang. seperti ada yang ngehasut lo buat benci sama gue." ujar yoshi.

junghwan terkekeh kecil darinya, matanya kini berpaling. "siapa yang berubah sih, kak? gue masih tetap junghwan yang sama."

"terus kenapa lo ngejauhin gue? sejak game ini dimulai, lo gak bareng gue. lo milih buat ikut jihoon atau asahi. jadi yang lo anggep kakak tuh, sebenernya siapa???" tanya yoshi setelah mengubur dalam-dalam rasa penasarannya kepada junghwan sekian lama.

"gue ikut kak jihoon karena diajak sembunyi sama dia. dan gue bareng bang asahi karena," junghwan menjeda.

"karena apa?" yoshi mendesak.

helaan nafas junghwan keluar, membikin yoshi menerka-nerka ada sesuatu yang dia sembunyikan.

"gak tau."

"gak tau lo bilang?" yoshi berdecih meludah. "itu tandanya lo ngelak dari pertanyaan gue, hwan. lo mau bohong tapi lo gak bisa ngucapin kata apa yang pantas buat disampaiin,"

"gue bener-bener gak tau, kak." ulang junghwan masih pada perkataan awalnya.

"jangan coba-coba menghindar, hwan! lo tinggal ngejawab pertanyaan gue aja, kenapa lo berubah cuma ke gue doang hah?!" seru yoshi seraya bangkit menghampiri anak laki-laki itu. dia meraih kerah seragam junghwan karena terpancing emosi.

"karena gue benci lo, kak!" terang junghwan ikut menaikkan intonasi suaranya. dia mendorong dada yoshi supaya menjauhinya.

mashiho terbangun mendengar teriakan dari mereka berdua.

"heh, ini kenapa pada berantem sih?!" herannya.

yoshi dan junghwan menatap mashiho tajam bersamaan.

"jangan ikut campur!"

"GUE TUA YA! JANGAN NGATUR-NGATUR, CUK!" pekik mashiho seraya melotot ke arah dua adik kakak yang tengah beradu mulut itu.

"sadar juga lo, bang." tanggap junghwan.

yoshi pura-pura tergelak. "bener aja kalau pendek," ucapnya.

"GUE DENGER, YOS!!"

"GAK USAH TERIAK JUGA KALI!"

"MAKANYA JANGAN NGOLOK-NGOLOK!!"

"LAMBENYA HAYOOO!!!" beber junghwan menutup kedua telinganya.

SRAKKK!!!

ketiga pemuda itu kaget akan kemunculan sara dari balik tangga. boneka itu melemparkan pisaunya sembarangan, beruntung mashiho dengan cepat membungkuk.

"HEH, SARA JELEK! ENAK AJA LO MAU BUNUH GUE DISAAT-SAAT KESADARAN GUE BELUM SEPENUHNYA BALIK." gerutunya.

junghwan mengambil batu bata yang ada di samping kakinya dan melemparkannya ke kepala sara hingga terjatuh.

"mampus lo boneka gila! hahaha!!!" maki yoshi sambil memegangi tembok menahan tawa.

junghwan segera memperingatinya agar diam. "bantu gue ngelawan sara, kak. malah haha hihi lo!" ketusnya.

"eh, sori."

"SERANG!!!" seru mashiho layaknya pasukan yang memimpin pertempuran. ia maju ke garda terdepan sebagai komandan bagi kedua temannya.

sara berlari ke arah mereka seraya mengacungkan pisaunya. jarak yang paling dekat adalah junghwan, maka dia menyerang pemuda itu terlebih dahulu.

pisau menggores lengan kanan junghwan, membuatnya pongah menghindari serangan sara berikutnya.

yoshi tidak membantu sama sekali. setelah arahan dari mashiho, hanya dia yang tetap berdiam diri di tempatnya semula.

karena kesal dengan yoshi, junghwan menendang sara agar menjauhinya. lalu ia menghampiri yoshi dan mencekik leher pemuda berambut merah itu.

"lo gak berniat nolongin gue, kak?" yanya junghwan tidak menyangka.

yoshi megap-megap seraya berusaha melepas cengkeraman tangan junghwan dilehernya. "l---lo gila, h---hwan?"

"JUNGHWAN! LO MAU NGAPAIN?!" sambil berkelahi dengan sara, mashiho berteriak.

"NGEBUNUH ORANG BERHATI KERAS INI, LAH. EMANG APALAGI?!" sahut junghwan mengeratkan cekikannya dan mendorong yoshi rapat ke dinding yang ada di belakangnya.

yoshi mengambil udara dengan serakah. dia hampir meregang nyawa.

sara masih menyerang mashiho sehingga membuatnya tidak bisa menghentikan aksi nekad junghwan. dia melawan sara dengan tangan kosong berharap boneka itu mau membuang pisaunya kemana pun supaya tidak dapat menyakiti tubuhnya.

disaat yang menegangkan tersebut, asahi muncul dan bergegas meraik seragam junghwan agar berhenti mencekik leher yoshi yang sudah kehabisan nafasnya.

"tahan emosi lo," tutur asahi.

junghwan menepis tangannya dengan kasar. "jangan sentuh gue, bang!"

"junghwan..." yoshi terduduk sambil memehang lehernya yang sakit. junghwan benar-benar tidak memberinya ruang kabur seinci pun. yoshi hampir mati tadi.

"sekali lagi lo egois, bang yos, selamanya gue bakal benci sama lo." ancam junghwan tak main-main.

"terusin dong, adu bacoknya. gue belum puas nih," suara remeh junkyu yang tertawa di belakang membuat mereka menoleh dengan alis terpaut.

apa yang sebenarnya dia katakan?

"WOYYY!!! PEDULIIN GUE ,CUK! GUE MAU SEKARAT NIH!!"

aduh, lupa!

mashiho kan lagi bertaruh sama sara.

***

Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now