26

365 109 2
                                    

habis berantem sama haruto soal masalah kematiannya jaehyuk, membuat perut mashiho lapar. dia lupa kalau belum makan selama dua hari semenjak diundang ke dalam permainan menggilakan ini.

perutnya berdemo meminta konsumsi. katanya, air putih saja juga gak apa-apa. yang penting lambungnya bisa terisi dan lanjut memproduksi calon tinja.

mashiho menyuruh seperangkat organ pencernaannya menunggu. sementara ia berjalan sembari mencari camilan, bunyi gemelatuk terus terngiang-ngiang dari dalam bajunya.

sepasang bola matanya menjelajah liar. tangannya sampai direntangkan ke atas alis untuk mempertajam penglihatan.

bukannya menemukan makanan yang dicari-cari, justru mashiho menangkap seonggok manusia lucu penyuka donat.

siapa lagi kalau bukan so junghwan.

"heh junghwan! sini!!" mashiho melambai-lambai.

terlihat dari kejauhan, junghwan nampak terkejut sebentar. lalu dia menyusul mashiho dengan langkah kaki berat.

persis anak cowok yang gondok setengah mampus pas disuruh beli terasi ke warung!

"apa?" junghwan sampai langsung menagih pertanyaan.

kesannya, dia terlalu malas berhadapan dengan seseorang selain sama asahi. setahu mashiho kan, junghwan nempelnya sama yoshi. kenapa sekarang malah terlihat enggan memisahkan diri dari manusia berhati kulkas itu?

"lo habis dari mana?" tanya mashiho.

junghwan terdiam.

jika dia jujur, apakah mashiho akan mengatakannya kepada teman-teman yang lain? sekilas mashiho ini terlihat seperti orang baik-baik. tetapi junghwan tetap harus berhati-hati saat didekatnya.

"buang air kecil." jawab junghwan setelah lama memikirkan kalimat yang pas.

mashiho menaikkan sebelah alis. "yang bener?"

"kalau gak percaya juga gak masalah, kok. gue gak rugi," mudah bagi junghwan untuk menampik pertanyaan itu.

"kuat juga iman lo buat gak tersulut emosi, hwan. bagus-bagus," ujar mashiho terkekeh sambil menepuk pundak junghwan.

anak laki-laki penggila makanan manis itu menjauh. "karena gue bukan bang yoshi."

"BUAHAHAHAH!!" mashiho langsung tergelak. "awas loh, nanti yoshi denger." peringatnya.

"biarin. toh, gak berpengaruh juga digue,"

sungguh, mashiho salut dengan keberanian junghwan mengata-ngatai yoshi di belakangnya. pasti kalau pemuda jepang itu mendengarnya, junghwan bisa dihajar.

"lo marah sama yoshi, hwan?"

"entah,"

"lo aneh. kata jaehyuk, kalian berdua sebenarnya klop banget loh,"

junghwan mendesah panjang sambil memasukkan tangannya ke saku celana. "gue juga gak tau,"

"maksud lo?" heran mashiho.

"iya gak tau, bang mashi. mendadak gue gini!" tegas junghwan.

"ya santai dong! gak usah ngegas juga kali," mashiho menahan emosi junghwan yang beruntungnya masih stadium awal. bisa gawat kalau tiba-tiba anak itu mendepaknya menggunakan sepatu karet yang setebal jalan beraspal.

"by the way, sepatu lo ada apanya tuh?" tak sengaja mashiho menangkap cairan cat ditali sepatu junghwan.

junghwan menunduk ke bawah untuk mencari sesuatu yang dimaksud mashiho. "oh ini..."

"ng ... gak apa-apa, kok. lupain aja," balasnya sambil mengibaskan tangan menyuruh mashiho supaya tidak ambil pusing masalah kecil begini.

"oh ya," mashiho teringat suatu hal.

junghwan berdeham.

"jaehyuk udah meninggal." katanya.

"dibunuh sara?"

"kayaknya gitu..."

junghwan tersenyum miris. "udah gue duga."

"kok lo ngomong gitu???" tanya mashiho mulai terpancing dengan jawaban yang dia berikan.

"karena terbukti, bang,"

hening.

"siapa yang paling banyak tahu, dia bakal dijadiin target selanjutnya sama sara. dan bang jaehyuk juga asal ceplas-ceplos soal petunjuk yang ada di papan itu. inisial 'H' belum tentu nunjukin nama korbannya. tapi bang jaehyuk ngomong seolah-olah 'H' emang bener korban, bukan pelaku." sambung junghwan.

"terus sebenernya 'H' itu siapa?"

"pengecoh."

"kok lo tau, hwan?!!"

keduanya saling bertatapan dengan sengit.

menguar aura gelap di sekitar mereka.

mungkin kah itu mashiho?

... atau justru junghwan?

***




Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now