Killer Doll || Treasure ✓

24

sebelumnya, yedam berniat menolong yoshi keluar dari kubangan sampah bercampur lumpur yang membelenggu tubuhnya.

yoshi berpegangan pada tangan yedam setelah itu bersama-sama melepaskan diri dari kumpulan benda-benda busuk yang mengumpul menjadi satu itu.

yedam memperhatikan seluruh badan yoshi, dipenuhi sampah. tapi menurutnya itu bukan masalah besar, penyakitnya jauh lebih parah.

yedam tidak bisa berbicara. akibat tusukan gagang pisau sara pada jakunnya, ia akhirnya kehilangan suara.

yoshi memimpin jalan. mereka berdua bergegas kembali ke basecamp sebelum senja berubah menjadi malam.

paket yang komplit.

yoshi membau dan yedam membisu.

setibanya di lorong yang menghubungan taman belakang apartemen dengan kamar urutan nomor 100, yoshi tidak sengaja menangkap siluet dari tubuh seseorang.

tingginya mungkin setara dengannya. sepatu berwarna hitam pekat serta celana khas anak sekolah.

ia yakin jika orang itu bukan salah satu temannya di kampus. jelas orang yang dilihat yoshi adalah murid sma.

sayangnya, yoshi belum tahu identitas orang tersebut.

sebelum yedam menggiringnya melangkah, yoshi sempat melihat bayang-bayang aneh di depan laki-laki itu. kerdil, gempal, dan bercahaya?

sekitar 15 menit berjalan di samping bang yedam, lamunan mengenai dua bayang-bayang serta sepasang sepatu seseorang melayang menjadi asap hitam yang tebal.

yoshi dikejutkan oleh dua persepsi temannya yang jauh lebih penting.

"HEIII!!!!" teriaknya.

jihoon dan junkyu berbalik dengan arah yang berlawanan. jihoon seperti memperagakan sesuatu kepada yoshi dan yedam. namun mereka berdua tidak mengerti apa yang tersampaikan.

tepat disaat itu, sara muncul di balik tubuh tinggi jihoon dan junkyu. persis di tengah keduanya.

tanpa babibu, sara melayangkan sebuah pisau ke arah yedam dan menancap sempurna dimata sebelah kanan pemuda itu.

dia menjerit sejadi-jadinya. urat-urat dilehernya menonjol tertanda menahan.

begitu yedam ambruk, sara pergi meninggalkan keempat laki-laki itu.

ah, tidak.

tiga.

karena yang satunya, telah berubah menjadi jenazah.

***