31

356 104 1
                                    

amarahnya bisa membakar suasana di sekitar mereka jika yoshi tidak cepat-cepat pergi meninggalkan junkyu.

begitu melengos ke arah lain, ia dibuat kaget sebab kemunculan mashiho yang mendadak.

seperti diberi ijin untuk mengobrol berdua dengan yoshi, junkyu pun mengundurkan diri dari sana. mashiho menghembuskan nafas pertanda ia senang junkyu memberinya ruang bersama yoshi.

kini kedua atensi mashiho beralih memindai tubuhnya dari bawah sampai pucuk kepala. yoshi terlihat menyedihkan dengan baju yang kotor serta aroma busuk.

kira-kira sehebat apa sih sara mengejar yoshi sampai pemuda itu terjatuh di kubangan lumpur yang bercampur sampah?

"yos?" panggil mashiho menyadarkan lamunannya.

"kalau niat lo ke sini cuma buat nuduh gue, mending lo pergi aja." tolak yoshi secara halus. semua tahu kalau dia tengah marah saat ini.

namun mashiho menggelengkan kepalanya. "gue percaya sama lo, kok."

yoshi tersentak pelan, kurang menyangka jika masih tersisa satu orang yang ada dipihaknya.

"lo beneran, mashi?"

"iya. gue rasa lo bukan dalangnya."

mashiho melemparkan senyum terang kepada yoshi bahwa dibalik itu semua, dia percaya bahwa yoshi orang baik.

"makasih." kata pemuda yang tinggi.

mashiho mengangguk seraya menepuk-nepuk pipinya dengan penuh kasih sayang. "tolong jangan ngerusak kepercayaan yang udah gue beri ke lo, ya, yos. mungkin saat ini, cuma lo yang kelihatan baik dari yang lain." ujarnya.

"gak akan, mashi. lo udah betul dengan percaya sama gue." balas yoshi. "lo tau? jihoon itu orang jahat. dia yang udah ngehasut junkyu buat ngebenci gue." lanjutnya dengan bola mata menyala.

mashiho terkejut lama. "itu bener?"

yoshi memberinya anggukan penuh penekanan.

"jihoon dalangnya."

***

Killer Doll || Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang