11

473 127 13
                                    

jaehyuk memijit keningnya di tengah hamparan tanah di halaman depan gedung bekas apartemen.  malam hari begini adalah yang paling enak untuk melihat bintang. jadi jaehyuk memutuskan pergi keluar.

masih ada banyak kilauan yang dihasilkan benda bercahaya itu. namun siapa sangka jika benderangnya tak mampu mencerahkan suasana hati jaehyuk.

ia merana memikirkan esok hari. apakah akan ada kehidupan lagi baginya?

"ngelamun mulu lo!"

"gak ngelamun. cuma kepikiran aja,"

haruto dengan jaket yang disampirkan ke atas bahu merekatkan dua ujung alisnya. "emang mikir apaan bang?" tanyanya.

"besok gue masih hidup gak ya?" jaehyuk menggumam menatap langit malam yang menggumpalkan awan hitam.

haruto sama-sama menengadah. sebentar lagi akan turun hujan, pikirnya.

"masih. percaya sama gue!" ucap haruto menyemangati jaehyuk.

sayangnya jaehyuk malah membuang mukanya. "beneran gak lo, to? jangan-jangan lo lagi yang bakal mati,"

rona kekesalan menghiasi wajah tampan kebangsaan jepang itu. haruto menyelempang kaku jaehyuk hingga membuatnya sedikit oleng.

"yang bener dikit napa bang! udah gue semangatin juga," ketusnya.

"iya-iya maaf," tertawa lah jaehyuk dimalam itu.

"awas aja kalau lo berani ngebunuh gue!" peringat haruto seraya menekuk lengannya mengeluarkan sikutan tajam.

jaehyuk pura-pura terkejut. ia mundur beberapa langkah. "ampun to, ampun!"

setelah puas dengan candaan laki-laki itu, haruto menyelesaikan tindihannya pada bahu jaehyuk. dia tertawa lepas tetapi tidak sampai terbahak-bahak.

"lucu juga lo, bang."

"iya lah! kan gue tukang pelawak."

"buaya juga gak?"

jaehyuk spontan mengangguk. "jelas dong. gue penakluk hati setiap wanita dengan hati kapasnya!"

"muntah sekebon!!" maki haruto.

keduanya tergelak. di tengah malam yang biasanya mereka gunakan untuk belajar atau berburu kuliner, kini hanya menyisakan temaram kelap yang entah kapan akan berakhir.

beruntung haruto dapat sedikit terobati setelah kehilangan satu-satunya teman terbaiknya. atas kerja keras jaehyuk yang berhasil membuatnya tertawa.

haruto harap, jaehyuk tidak berbohong.

"bang jae."

"hm?"

"gue boleh gak curiga sama bang asahi?"

"terserah lo lah! ngapain minta ijin gue dulu," ucap jaehyuk kemudian berjalan ke bangku kayu yang ada dibawah pohon.

haruto menyusulnya.

dia duduk di samping jaehyuk yang terlihat sibuk memijat-mijat tengkuk leher. pasti pegal karena seharian ini mereka telah dihadapkan oleh makhluk kecil yang mempunyai kekuatan dua kali lipat orang dewasa.

"tapi gue agak gak percaya juga sama lo," ungkap haruto.

jaehyuk membalasnya dengan senyum hangat. "gue emang gak bisa dipercaya, to. maka dari itu, jangan terlalu deket sama gue."

"itu karena lo ngerasa bersalah udah ngundang kita semua main game ini atau karena emang lo yang ngerencanain buat bunuh kami satu persatu bang?" tanya haruto tidak merasa takut.

baginya, pergi adalah sebuah pasti. jika gilirannya telah tiba, buat apa haruto mesti mengelak?

"intinya lo jangan percaya sama siapa pun, haruto. dan gue di sini juga berusaha untuk itu." tandas jaehyuk merasa jika obrolan ini akan terdengar lebih sensitif lagi kalau diperpanjang. maka ia ingin segera mengakhirinya.

"tapi gue percaya sama jeongwoo tuh. buktinya aja, dia bisa dipercaya." balas haruto angkat dagu.

"karena temen lo udah mati. coba aja kalau jeongwoo masih hidup sampai sekarang, pasti lo gak mungkin percaya sepenuhnya sama dia."

"maksud lo ngomong gitu apaan?!"

jaehyuk menoleh ke arah haruto sambil bersilang tangan. "ada yang berniat ngecelakain kita semua, to! dan orang itu adalah di sini. dia ikut main game ini bareng kita. kalau bonekanya bang junkyu aja bisa hidup, otomatis dia punya sesuatu."

"jangan bilang kalau..."

"iya. pasti dalangnya bukan orang biasa." tukas jaehyuk memusatkan seluruh atensinya pada wajah haruto yang seperti orang tengah kebingungan.

"jadi jeongwoo meninggal karena emang udah direncain sebelumnya gitu?" terka haruto.

"mungkin aja, iya."

"sial! siapa sih dalangnya?!"

jaehyuk menggeleng, ia juga belum tahu. "tapi gue punya dugaan sementara, to."

"siapa bang?" tanya haruto cepat.

awalnya, jaehyuk tidak yakin harus mengatakannya pada anak ini atau kah tidak. dia takut jika haruto akan membeberkan informasi yang ia dapatkan.

namun apa boleh buat, jaehyuk sudah terlanjur berungkap kata.

"bang mashiho punya indera ke enam."

***

coverna jelek banget dih┌(・。・)┘ iuh🙏☺️

Killer Doll || Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang