05

590 147 12
                                    

bunyi ketukan sepatu mengalihkan perhatian doyoung dari kegiatan semula. pemuda itu berhenti menyusun kursi lapuk yang masih berfungsi guna dijadikan tempat menyusun strategi mereka.

doyoung melihat dua orang tengah berjalan ke arahnya.

"ngapain nata-nata kursi segala young?" tembak jaehyuk begitu dirinya datang.

haruto, rekan doyoung menyulap barang-barang bekas menjadi meja konferensi yang ada di sana menyahut, "kata bang junkyu buat musyawarah."

"kok sebanyak ini?" celetuk mashiho. mungkin mereka belum saling mengenal, namun tidak pula merasa takut berinteraksi.

"satu. dua. tiga. empat," jaehyuk memulai menghitung jumlah tempat duduk yang haruto susun. "dua belas?"

"pemainnya kan emang ada dua belas bang." haruto mendengus.

mashiho beralih memindahkan kayu berdiameter besar ke atas ban bekas yang ditumpuk masing-masing lima biji.

"ini buat mejanya ya,"

"pinter juga lo ...?"

"mashiho." merasa ditanya namanya oleh haruto, pemuda itu lantas mengenalkan diri.

haruto menoleh ke arah doyoung sambil membuka mulutnya seperti ingin memberitahu jika cowok yang bersama jaehyuk tadi adalah mashiho.

"oh."

"jadi ... yang lain mana?" tanya jaehyuk memuncratkan edaran matanya ke segala arah.

"kak junkyu tidur." jawab doyoung.

jaehyuk merespon, "terus?"

"bang yoshi habis terluka, jeongwoo katanya laper. jadi mereka berdua ikut bang junkyu tidur deh," tanggap haruto selesai terhadap urusan perkursiannya.

muncul kekhwatiran pada raut mashiho. ia menghentikan gerakan tangannya yang menyapu meja kayu menggunakan daun kering. "WHAT?! GILA. masa' permainan baru mulai udah ada yang kena?"

"tapi bang yoshi gak kenapa-kenapa kan to?"

"tenang aja, aman kok." kata haruto menenangkan jaehyuk. "bahkan lukanya bang yoshi tiba-tiba hilang gitu aja,"

"kok bisa?"

"mana gue tau bang. mungkin temen kita kali yang nyulap," haruto mengangkat bahunya tidak menahu.

"maksud lo siapa ha?" alis doyoung bergabung.

"halah gak usah pura-pura gak tau lo," haruto menyenderkan punggungnya ke belakang tembok.

"inget ya, to. jangan macem-macem sama kak junkyu!" ujar doyoung sambil menunjuk.

menangkap sinyal gelut, jaehyuk segera memasang badan ditengah-tengah mereka. ia mengusap dada doyoung supaya menjauh dari haruto.

mashiho selaku yang paling tua malah bingung. ia belum tahu siapa saja yang main, tapi sudah disuguhi aksi perdebatan kecil mereka.

"heh, udah! ngapain jadi berantem sih?"

"dia duluan yang mulai, bang. gue kan cuma ngasih pendapat," haruto menata jaketnya dengan gaya congkak.

mashiho geleng-geleng kepala. "iya udah sih, gak usah tuduh-tuduhan dulu. mending lo panggil junkyu, yoshi, sama jeongwoo ke sini. kita diskusi," sarannya merasa lebih bijak.

"biar gue aja," saat jaehyuk hendak mengusir haruto pergi, doyoung mencegahnya.

hilangnya doyoung dari pandangan mereka bertiga membuat suasana surut terlihat semakin menyeramkan. mashiho sudah memiliki sebuah firasat jika tak lama lagi kawasan di gedung tua ini akan gelap gulita. terlebih lagi sekarang mulai pukul 6 lewat dua puluh menit.

"BANG JAEHYUK!!"

lamunan jaehyuk seketika terbang ke atas langit ketika teriakan doyoung memporak-porandakan pendengarannya.

"dia kenapa?!" mashiho menyeru.

"ayo susul doyoung!" kalimat yang dilontarkan jaehyuk membuat haruto dan mashiho berlari mengikuti jejak doyoung yang sempat tertangkap oleh ketiganya.

"ada apa young??" menemukan tiga raga disalah satu pojok ruangan lantai satu, jaehyuk menembakkan kekhawatirannya.

raut wajah doyoung menunjukkan ekspresi tidak biasa. haruto yang melihatnya segera mendekati junkyu untuk bertanya sesuatu.

"kenapa bang jun???"

"jeongwoo, to. dia hilang!" junkyu menggoyang-goyangkan lengan haruto tak sabar.

mashiho belum mampu mencerna semua yang terjadi saat ini. ia bingung kenapa tiba-tiba jeongwoo dapat menghilang bahkan disaat junkyu yang paling dewasa tengah berada didekatnya.

lalu tatapannya pindah pada seseorang bersurai merah yang juga tengah bingung mendengar kabar satu temannya hilang.

"yoshi?" panggil mashiho dengan nada rendah.

suaranya didengar oleh junkyu, jaehyuk, doyoung, dan haruto.

yoshi menengadahkan wajahnya menatap mashiho. kedua mata yoshi sayu, tetapi mashiho melihat tarikan pada sisi bibirnya.

"kenapa lo kelihatan seneng yos?"

"gue?" yoshi menunjuk dirinya sendiri. "ngapain gue seneng disaat jeongwoo menghilang? lagian lo siapa sampai nuduh gue tanpa bukti ha?"

"dia mashiho bang, temen gue." jaehyuk memperkenalkan.

yoshi melangkahkan kakinya ke depan. "peserta dari permainan nanako hitorenbo juga? wah lo hebat ya jae, bisa masukin siapa aja ke dalam game sialan lo itu!"

"ini bukan game sialan yos!" sahut junkyu ikut-ikutan.

dia jengah menghadapi kemarahan yoshi yang tidak ada habis-habisnya menyalahkan jaehyuk karena telah membuat permainan yang menyangkut keselamatan mereka.

junkyu tidak membela jaehyuk sama sekali terkait sara; boneka killer miliknya yang akan menghabisi mereka berdua belas satu-persatu.

namun junkyu hanya kasihan pada temannya.  sebab, selama dirinya dan yoshi sama-sama bersembunyi menghindari kejaran sara, pemuda berambut merah itu selalu mengutuk jaehyuk yang tidak-tidak.

"kalau bukan sialan terus apa jun?! lo lihat tadi ha? sara bisa jalan sendiri, apalagi bawa pisau kemana-mana." geram yoshi. "gue gak mau mati konyol cuma gara-gara boneka!"

"tapi semuanya udah terlanjur bang. kita gak bisa keluar dari permainan. kita harus menang kalah mau pergi dari gedung ini." terang jaehyuk. mau bagaimana pun, ia juga yang bersalah atas apa yang menimpa yoshi.

haruto diam-diam mengusap punggungnya berkali-kali berharap jaehyuk tak menyalahkan diri. "jangan pesimis ya, bang. ayo kita lawan sara sama-sama." ujarnya memberi semangat.

"lo aja sana!" timpal yoshi.

"kok lo gitu sih yos?!" junkyu kesal.

mashiho yang rupanya telah mengakrabkan diri ikut menyumbangkan argumennya. "jangan berantem dong ah! kalau kita kepecah, makin mudah sara ngehabisi nyawa kita."

"tuh dengerin bang," haruto terkekeh.

yoshi menghembuskan nafas beratnya. ia tidak boleh egois.

"gue mau kerja sama, asalkan kalian bantu gue cari junghwan." final yoshi.

mashiho menampakkan deretan gigi atasnya heran lagi. "junghwan siapa?"

junkyu merotasikan matanya. "adik kesayangan yoshi satu-satunya!" sebal pemuda itu sambil melingkarkan tangannya ke leher doyoung.

"mau kan?" yoshi meringis.

"ok---"

"BANG ASAHI LO APAIN KAK JIHOON HAH??!!"

seluruh kepala menoleh ke sumber suara tak jauh dari mereka berenam.

itu kan suara junghwan!

***

Killer Doll || Treasure ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant