09

470 141 26
                                    

"jeongwoo..." isak tangis haruto memanggil nama sahabatnya.

jaehyuk menguatkan pemuda itu seraya merengkuh pundaknya. jaehyuk paham bagaimana kesedihan haruto melihat sang teman pergi meninggalkannya.

selamanya.

"ternyata bonekanya bisa bunuh orang." simpul yedam sambil mengamati tubuh jeongwoo yang sudah tak bernyawa.

"sara ... bener-bener jahat!" ujar yoshi mengepalkan tangannya.

semua orang menatap tajam junkyu. pemilik boneka yang baru saja tega menghabisi nyawa teman mereka dengan keji.

junkyu mengangkat wajahnya bertanya-tanya. "kenapa lo semua lihat gue kayak gitu??"

"GARA-GARA BONEKA LO JEONGWOO MENINGGAL!" tuding jihoon.

"kok salah gue?! kan yang ngajak main jaehyuk, gue cuma nyumbang boneka aja."

jaehyuk yang diseret ke dalam sasaran amuk menggeleng. "t---tapi gue gak tau apa-apa! gue juga gak nyangka kalau korban pertamanya itu jeongwoo!"

"terus maksud lo ngajak kita main beginian buat apa jae??" komentar hyunsuk.

"iya ... karena gabut."

"mulut lo minta gue tampar?!!" yoshi sudah pasang tangan hendak melayangkan tamparan.

"kalau kalian semua ribut, masalahnya gak bakal selesai." doyoung menengahi.

"setahu gue, permainan ini tuh mengharuskan kita sembunyi dari kejaran sara. kayak petak umpet gitu," cicit junkyu.

junghwan mencibir pelan. "terus caranya menang gimana???" tanyanya cepat.

"kita bunuh sara sebelum boneka itu ngebunuh kita semua." asahi menggertakkan gigi.

"lo lagi ngayal? boneka mana bisa dibunuh." yedam tertawa tak habis pikir.

jaehyuk menyetujui tawaran asahi dengan membunyikan tangannya melalui ketukan jari.

"asahi betul. kalau kita pasrah aja terus bersembunyi, yang ada waktunya cepet habis. sara yang bakal menang. tapi kalau kita lawan dan mencegah boneka itu buat ngebunuh para pemain, masih ada kesempatan kecil untuk keluar dari permainan ini."

yedam dan yoshi saling tatap menyampaikan pesan lewat batin.

hyunsuk langsung menanggapi penjelasan jaehyuk  dengan membara. "iya udah, ayo kita bunuh boneka jelek itu!" ajaknya.

"emang lo tau caranya bang?" haruto bertanya sambil memandang tubuh jeongwoo yang terkapar diantara kayu-kayu dan ban.

haruto juga heran mengapa mereka semua tidak ada yang berniat membantu jeongwoo atau sekedar mendekati mayatnya.

"gak tau juga,"

nah kan.

"pasti ada caranya. gue yakin!" sahut mashiho.

"mungkin dengan nginjak sara sampai badannya kempes kali," celetuk junkyu.

doyoung memberi pelototan. malah bercanda!

"atau memutilasi sara?" saran yoshi.

"mana bisa yos! boneka itu kan bawa pisau." jihoon yang bicara.

"bang, lo ada saran gak?" tanya junghwan menyikut tangan asahi.

asahi menggeleng.

"bang jaehyuk? bang haruto?"

jaehyuk berdeham sebentar. "suruh aja bang junkyu ngebujuk sara. kan dia papanya boneka itu!"

"diem atau gue bantai rumah lo jae?!" ancam yoshi tak main-main. sumpah, anak ini kenapa dari tadi main-main terus sih!

"oke. diem." jaehyuk mengunci mulutnya ke depan, manyun.

"haruto? menurut lo gimana?" hyunsuk mempersilahkan haruto menyampaikan saran yang mungkin tengah terlintas di dalam kepalanya.

"gak tau bang. gue ngikut alur aja,"

"kok gitu sih, to??"

"mau gimana lagi, kalau udah waktunya mati ya mati."

jaehyuk segera meraih kepala haruto untuk ia dekap. dielusnya rambut tebal haruto dengan lembut membuat pelajar sma itu tak kuasa menahan tangisnya lagi.

"udah, to. ikhlasin jeongwoo ya?" ujar jaehyuk.

haruto otomatis menolak. "gak bisa bang! dia meninggal tepat di hadapan gue. mana mungkin gue terima ini semua ha?!"

"maafin gue, to. gara-gara gue, nyawa sahabat lo melayang." sesal jaehyuk semakin mengeratkan pelukannya buat haruto.

"ada petunjuk yang sara kasih di sini." atensi kedua pemuda itu terenggut oleh ucapan doyoung yang mengalun pelan, hampir tidak didengarnya.

jihoon menyeret kakinya ke dekat mayat jeongwoo menyusul doyoung.

"lo ngomong apaan deh young! mana bisa boneka ngelakuin hal gitu," ketus junkyu urung mengikuti langkah teman-temannya yang bergegas pergi ke tengah-tengah.

"lo nemu apa young?" yoshi muncul di belakang doyoung.

"lihat bang!" doyoung menunjuk kemeja putih jeongwoo yang terkoyak pisau. terdapat ukiran huruf di sana. "ada inisial A dipunggungnya."

"A?" gumam hyunsuk.

"aaaapa itu A???" nada dari yedam.

jihoon menelengkan kepalanya ke samping, nampak berpikir. "aku?"

"ada?"

"api?"

"air?"

"angin?"

"u---"

"LU KATA INI AVATAR HAH?!!!" yoshi tersulut emosi. yang benar saja pemikiran random yang disampaikan teman-temannya tadi.

"gue tau!" pekik yedam.

junkyu langsung berlari terbirit-birit menyusul pemuda dengan kecerdasan tinggi itu supaya tidak ketinggalan sesuatu.

"apa-apa???"

"ASAHI!!!"

"pasti pelakunya bang asahi!" seru yedam puas dengan kalimatnya.

jaehyuk mengerjap.

haruto menoleh untuk memastikan keadaan jaehyuk. apakah kepercayaannya berubah atau dugaannya tetap diawal?

"jangan langsung mikir kalau 'A' itu adalah inisial nama, dam." mashiho menyela. "bisa jadi ini hal lain,"

"gak mungkin bang! udah jelas-jelas 'A' itu dalang dibalik permainan gila yang sekarang lagi kita mainkan."

junkyu mendengus dingin lalu kembali menjauhi yedam dan ikut bergabung dengan yoshi, doyoung, dan jihoon didekat mayat jeongwoo. ia jadi ingin tahu sendiri bagaimana bonekanya memberi petunjuk tentang profil sang pelaku.

"lo rasa, 'A' itu buat apa yos?" tanya junkyu.

"rak ngerti aku."  jawab yoshi mengeluarkan bahasa daerah dari kota kelahirannya.

"IHHH SEBEL GUE!!" jihoon marah-marah. dia berbalik dan duduk dikursi dengan kedua kaki terbuka lebar.

junghwan mengamati ekspresi asahi saat itu. masih sama, tidak ada yang berubah.

"tenang aja, bang. gue tetap percaya sama lo."

asahi menoleh sepintas, lalu menghadap depan lagi. "makasih."

"yah, jadi harus pasang muka dua deh biar gak dicurigai."  batin seseorang.

***

Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now