12 || Dugaan

3.1K 663 1.9K
                                    

Emang kalian mau baca Winter-Winternya Jenandra sama Alexa? 🤧🤧

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

.
.
.

Gerryant Jeffano melangkahkan kakinya menaiki tangga, sesampainya di atap sekolah, ia memasuki ruangan di sana, kemudian memakai sarung tangannya sambil memandang seorang gadis yang terbaring di atas brankar dalam kondisi tak sadarkan diri.

Jeffan menyuntikan sesuatu ke lengan Giska, kemudian ia melepas pajama giska, membuang baju itu ke sembarang arah hingga tubuh polos Giska terpampang jelas di sana.

Jeffan mengikat kedua tangan giska yang terlentang pada brankar, kemudian ia menorehkan pisau bedah di dada atas Giska hingga tubuh Giska benar-benar terbuka.

Jeffan membiarkan darah mengalir membasahi pelastik besar yang ia pijaki, agar saat pembersihan nanti, Jeffan hanya perlu melipat pelastik itu dan mencucinya untuk dipakai lagi.

Jeffan mengangkat satu persatu organ di dalam tubuh Giska, kemudian ia memasukannya ke dalam box es.

Jeffan terdiam sejenak untuk menajamkan pendengarannya, ia yakin ada suara langkah kaki di dekatnya.

Jeffan tersenyum kecil, kemudian ia melanjutkan kegiatannya.

Setelah selesai, Jeffan beralih mencukil mata Giska, lalu menarik kulit wajah Giska secara perlahan.

Tiba-tiba terdengar suara orang muntah, kemudian orang itu pergi dengan langkah cepat.

"Wolf, ada orang yang mergokin gue," gumam Jeffan berbicara dengan seseorang memalui earphonenya.

"Gue liat Killian dari arah atap," sahut Wolf disebrang sana.

"Diemin aja, situasinya gak bagus buat langsung ngabisin Killian, awasin dia buat beberapa hari ke depan," titah Jeffan.

"Ya," sahut Wolf.

Jeffan terdiam sejenak untuk berpikir, kemudian ia menghela nafasnya, "Wolf, hari minggu aman, bunuh dia."

"Ya," sahut Wolf lagi.

**

Minggu malam, Jenandra kembali ke asramanya, ia melihat ada Jarez, Leon, dan Echan di sana, mereka tengah bermain game bersama.

"Gue ada berita bagus," ujar Jenandra yang membuat ketiganya menoleh.

"Ini tentang orang yang ngelempar serbuk besi ke mata gue," ujar Jenandra lagi, sontak mereka menaruh ponsel masing-masing, kemudian duduk menghadap Jenandra.

"Lo serius?" Tanya Echan dengan tatapan terkejut.

"Kenapa lo gak diem aja? Simpan semuanya sendiri," tanya Jarez dengan tatapan dinginnya, membuat Jenandra terdiam.

"Hah? Kenapa harus diem?" Tanya Leon dengan tatapan bingung.

"Lo takut kaki tangannya si pembunuh itu ada diantara kita?" Timpal Echan pada Jarez, namun Jarez hanya diam.

Leon mengerutkan dahinya, "lo nyurigain kita?" Tanyanya lagi pada Jarez.

Seketika suasana di kamar mendadak hening, Echan dan Leon nampak tak terima dengan sikap Jarez saat ini.

"Okay, gue gak perlu ngomong," gumam Jenandra, kemudian ia memasuki toilet di kamarnya.

"Lo nyembunyiin sesuatu dari gue?" Tanya Echan pada Jarez.

KILL IT || Perfect Villain + Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang