10 || Killian

3.5K 704 1.8K
                                    

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

.
.
.
.

Pukulan demi pukulan Killian dapatkan di seluruh tubuhnya, ia memandang orang-orang di sekitarnya dengan tatapan kesal, namun ia tidak bisa melakukan apapun lagi.

"Argh!" Teriak Killian saat Kaivan menginjak bahunya dengan keras.

"Maksud lo apa, anjng? Gue salah apa?" Teriak Killian lagi, namun malah dibalas dengan tendangan di wajahnya oleh Kaivan.

"Gak apa-apa sih, cuma asik aja kayaknya ngelakuin hal kayak gini ke lo," sahut Kaivan seraya tertawa pelan.

Killian menoleh pada Nando yang sejak tadi duduk di pojokan dengan kepala tertunduk, teman dekatnya itu sama sekali tak menolongnya karena takut.

"Waktunya pake obat, Killian." Rino tertawa pelan seraya memberikan tiga jarum suntik pada Kaivan.

Killian yang melihat itu berontak hebat, namun dengan cepat Rino dan Davin menahan tubuhnya dengan kuat.

"Jangan, gue gak bisa nahan rasa sakitnya saat gue pengen obat itu lagi!" Ucap Killian yang terlihat panik.

"Gak apa-apa, lo datengin gue aja setiap kali pengen obat ini," bisik Kaivan seraya berjongkok di depan Killian.

"Jangan, jangan lakuin itu, Kaivan!" Bentak Killian, namun Kaivan sudah terlanjur menyuntikan heroin itu ke lengannya.

"U-udah, udah!" Killian masih berontak, kemudian ia mengerang kesal saat satu suntikan lagi mengalirkan heroin ke tubuhnya.

Tubuh Killian pun mulai melemas, membuat Kaivan tertawa pelan sambil menepuk-neouk pipi Killian dengan keras.

"Satu lagi ya?" Ucap Kaivan, Killian pun menggelengkan kepalanya pertanda penolakan.

"Jangan.. ughh."

"Gak apa-apa, satu kali lagi." Kaivan kembali menyuntikan heroin ketiga di lengan Killian yang sudah terdapat banyak bekas suntikan di sana.

Rino dan Davin sedikit menjauh dari tubuh Killian, mereka memandang Killian yang mengerang lirih dengan tubuh lemas, kemudian keduanya tertawa mengejek.

Sementara Nando terus menundukan kepalanya, dibalik tasnya yang ia peluk, ada kamera ponsel yang ia arahkan pada Killian dan Kaivan.

***
Perfect Villain
***

Setelah Nando mengungkapkan soal kebusukan Kaivan dan Ashila, Nando meninggal dunia, kepalanya menggantung di tralis jendela, bahkan entah di mana sisa tubuhnya yang lain.

Sekolah benar-benar dihebohkan dengan berita kematian Nando, namun pihak sekolah meminta para muridnya untuk tidak menyebarkan hal tersebut pada pihak luar, termasuk orang tua mereka, jika mereka ketahuan mengadu, akan ada hukumannya.

Alasannya agar tidak ada media yang meliput, serta untuk menghargai pihak keluarga korban.

Kini Jenandra terus terdiam di kelasnya, sesekali mengusak surainya dengan kasar, ia berusaha berpikir jernih namun kepalanya begitu sakit saat ini.

KILL IT || Perfect Villain + Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang