Dua kulkas (?)

82K 4.6K 42
                                    

Selamat membaca 🤗🌺

Sore yang tidak terlalu mendung itu, Arlan sedang menuju rumah guru Arvin. Sebab, istri kecilnya itu merengek terus menerus untuk menjemput bocah 5 tahun. Sungguh rasanya Arlan malas sekali. Namun, ia lebih malas mendengar tangisan Clara. Ingin rasanya menyumpal mulut gadis itu.

Tok tok tok

Dengan wajah datarnya, laki-laki itu mengetuk tiga kali pintu berwarna coklat muda itu. Berkat dari Clara yang mengirimkan lokasi rumah guru Arvin, akhirnya ia sampai juga. Butuh beberapa menit untuk ia sampai.

“SEBENTAR!” Teriakan dari dalam sana membuat Arlan menghela nafasnya.

Cklek

Pintu terbuka muncul lah seorang wanita berhijab yang berumur sekitaran 30-an itu. “Maaf, aden cari siapa?” tanyanya, sebut saja bu Mela.

“Arvin.” Jawaban singkat dari laki-laki itu membuat ibu Mela sedikit bingung.

“Kamu siapa-nya?”

“Saya om-nya.” Mendengar jawaban dari Arlan membuat ibu Mela tidak percaya. Terbukti dari ia menatap Arlan dari atas sampai bawah.

“Maaf, bukan maksud bagaimana. Saya tidak percaya kamu om Arvin.”

Arlan berdecak, sialan guru ini. Apakah dirinya tampang-tampang penipu. “Suruh Arvin, sini.”

Walaupun dengan keadaan bingung, ibu Mela tetap memanggil Arvin didalam.

“OM!” Teriak Arvin sembari berlari, ia merentangkan kedua tangannya bermaksud meminta di peluk oleh Arlan.

Dengan sigap, laki-laki jangkung itu berjongkok dan menerima pelukan Arvin seraya menggendongnya. “Om baik, tante mana?” tanya bocah itu pertama kali.

“Dirumah.”

Arvin hanya mengganguk, ia pun tersenyum lebar. “Ayo om kita pulang.” Ajakan dari bocah itu tidak sabaran.

Sementara ibu Mela yang melihat interaksi keduanya pun sedikit lega. Mungkin benar, jika laki-laki muda itu adalah om-nya. “Arvin, ini beneran om kamu?” tanya bu Mela sekali lagi kepada Arvin.

Namun, bocah 5 tahun yang berada di gendongan Arlan itu hanya mengangguk seraya tersenyum lebar. “Iya, bu ini om Alvin.”

Ibu Mela mengangguk percaya, ia pun menyerahkan tas milik Arvin dan baju kotor milik bocah itu kepada Arlan, karena baju yang dipakai Arvin saat ini adalah baju anak ibu Mela yang kelas 5 SD. Untung saja ibu Mela masih menyimpan baju-baju anaknya yang kecil.

“Terimakasih sudah jagain Arvin. Kalo gitu saya permisi.” Ucapan dari Arlan terdengar seraya menerima tas dari ibu Mela itu.

“Iya Pak, sama-sama. Hati-hati ya Arvin,” Ucap ibu Mela melambai kepada Arvin dibalas bocah 5 tahun itu.

“Dadah,bu.” Lambai Arvin seraya tersenyum.

Setelah sampai di dekat mobil, segera cowok itu menundukkan tubuh bocah itu dikursi depan. Menutup pintu mobil, ia pun pergi ke kursi sebelah dan tanpa lama ia menstaterkan mobilnya dan segera melajukannya.

🍀🍀🍀

Pulang dari rumah ibu Mela, kini Arlan dan Arvin sedang berada di ind*maret terdekat untuk membeli snack yang diminta oleh Clara. Awalnya Arlan tidak mau, ia menolak keras. Apa-apaan menyuruh dia? Clara kira dirinya siapa?!

Tapi karena ancaman dari Clara, yaitu gadis itu akan memberitahu Amanda jika kemarin Arlan meninggalkannya disekolah. Laki-laki itu jelas marah dong dan dengan malas ia pun menurutinya.

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon