Sakit arlan.

93K 4.3K 56
                                    

Selamat membaca 🤗🌺

Lagi-lagi seorang gadis menghembuskan nafasnya lelah, dimana sih Arlan pergi? Apakah cowok itu tidak ingat pulang?! Clara memang mengizinkan cowok itu main bersama temannya tapi tolong lah ingat waktu pulang, jangan sampe malam gini juga dong?! Sudah setengah 8 tapi belum ada tanda-tanda cowok itu balik.

“Tante.” Panggilan dari Arvin yang melihat tantenya sedang terbengong.

“Eh? Iya kenapa sayang?” jawab Clara dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

“Om baik ana? Kok ndak ulang?”tanya Arvin membuat Clara menatap anak laki-laki itu.

“Omnya mungk,-”

“Om disini.” Ucapan Clara terhenti tidak kala suara Arlan terdengar dari arah belakang. Sontak Clara dan Arvin sama-sama menoleh.

“Om baik.”  Panggilan dari anak itu terdengar seraya tersenyum.

“Hmm? Kenapa?” tanya cowok itu menghampiri keduanya, ia duduk disofa disebelah Arvin.

Arvin menoleh dan menatap kearah Arlan yang kini mengusap rambutnya. “Om kemana?”

Mendengar ucapan dari Arvin membuat Arlan menggeleng. “Gak kemana-mana, cuman ada urusan dikit.” Jawaban dari cowok itu seraya sedikit meringis saat merasakan perih dibibirnya.

“Kok ini om luka.” Ucapan dari anak itu terdengar sembari menunjukan sudut bibir Arlan yang sedikit berwarna biru gelap.

Sepertinya cowok itu tidak mengobatinya. Sementara Clara kaget, apakah cowok ini berantem? Gadis itu berdiri, ia berniat mengambil air hangat untuk dikompres ke sudut bibir arlan yang lebam.

“Biasa cowok,” jawab datar Arlan sembari tersenyum tipis.

Arvin mengerjab matanya beberapa kali ia tidak paham apa yang dimaksud Arlan. “Aksudnya apa om?” tanya anak itu sembari berpikir.

Cowok disebelah anak kecil itu berdeham, harus menjelaskan seperti apa kepada anak kecil disebelahnya ini. “Kalo Arvin udah gede, Arvin bakal ngerasain berantem,” ucapnya membuat Arvin kembali bingung.

“Belantem? Pukul-pukul ya om?”

Pertanyaan dari anak itu membuat Arlan seketika mengangguk. “Iyaa, kalo ada yang jahatin Arvin dipukul aja. ”

“Tapi Alvin ndak tau om calanya.”

“Mau om ajarin?” tanyanya.

“Arlan, gak usah ngajarin Arvin yang aneh-aneh.” Ucapan dari Clara terdengar saat ia baru saja datang dari arah dapur. Gadis itu menatap tajam Arlan saat cowok itu ingin mengajari hal-hal yang tidak baik untuk Arvin.

Namun, Arlan yang ditatap seperti itu bukannya takut ia malah terkekeh. “Kenapa? Dia cowok, harusnya bisa berantem,” ucap Arlan sembari menatap Arvin kini menatap keduanya.

Gelengan dari Clara terlihat. Gadis itu tidak setuju sama kali atas ucapan cowok itu. “Kalo cowok, bukan berarti harus bisa berantem Arlan.”

“Terus? Kalo Arvinnya mau, ya udah sih biarin. Lagian kalo dia udah gede dia bakal lanjutin,-”

“Lanjutin apa?” tanya ngegas Clara karena Arlan tidak kunjung melanjutkan ucapannya.

“Gak ada.” Ucapan dari cowok itu terdengar dengan ketus. Sialan, ia hampir keceplosan.

“Om, Alvin mau kok diajalin belantem biar Alvin bisa kuat,” ucap Arvin tiba-tiba membuat Arlan mendengarnya  tersenyum miring.

“Nanti om ajarin. ”

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now