Teman Baru

78.7K 4.2K 18
                                    

Selamat membaca 🤗🌺

Pukul 09.30 bel istirahat telah berbunyi, membuat para murid-murid bersorak ria karena mungkin saja sudah pusing dengan mata pelajaran hari ini. Begitu juga dengan kelas baru Clara. Gadis yang duduk dibangku belakang itu sedang membereskan alat tulisnya sebelum suara seseorang terdengar di telinganya.

“Cla, ke kantin yuk.” Ajakan dari seorang gadis disamping Clara. Namanya, Vania clarissta. Gadis cerewet dan memiliki suara bak toa. Mereka berkenalan saat Clara disuruh oleh guru untuk duduk di sebelah Vania.

Awalnya Vania hanya menatap malas, tapi karena gadis itu juga kasian kepada Clara yang anak baru. Pasti kan ia tidak punya teman? Karena Vania anak baik dan tidak sombong jadilah ia berteman dengan Clara.

Anggukan dari Clara terlihat. “Ayo, aku juga laper.” Jawaban dari Clara terdengar setelah selesai membereskan alat tulisnya tadi.

Melihat Clara yang sudah selesai membuat Vania berdiri disisi meja dan diikuti oleh Clara, langsung saja keduanya berjalan menuju keluar kelas dan melewati koridor sekolah. “Btw lo pindahan mana, Cla?” tanya Vania di sela-sela mereka berjalan.

Gadis yang ditanya itu menoleh seraya menjawab. “SMA pelita bangsa,” jawabnya dengan sedikit kikuk. Jujur saja, Clara tidak mudah berkenalan dengan orang baru. Namun disisi lain, ia senang bisa mendapatkan teman dihari pertama sekolahnya disini.

Jawaban dari Clara membuat Vania berseru. “Oh gitu. Kok bisa pindah sini? Lo anak berprestasi ya?”

“Bukan.”

“Terus apa dong?”

Pertanyaan yang terus menerus dikeluarkan dari Vania membuat Clara seketika gugup. Bagaimana ia menjawabnya? Tidak mungkin ia menjawab karena disuruh oleh mertuanya kan? Itu sangat bodoh. “ Gimana ya, ceritanya panjang, Van.” Senyum kikuk terbit dibibir Clara.

“Oh, yaudah deh. Gak apa-apa,” ucap Vania seraya mengangguk.

Clara hanya bisa tersenyum saja, ia merasa tidak enak hati kepada Vania.

“HEH BERHENTI LO PELACUR!”

Teriakan dari seseorang gadis di depan mereka seketika mengagetkan Clara, tapi tidak untuk Vania. Ia hanya memutar bola matanya malas. “Apalagi sih lo?” Ucapan dari Vania terdengar malas.

Sementara gadis yang meneriakinya tadi berdiri dihadapan Vania dan Clara. “Wah, wah pelacur kita ini keknya punya temen baru deh guys,” ucap gadis itu kepada kedua temannya.

Vania yang sepertinya tersulut emosi ingin sekali memukul gadis cabe-cabean didepannya ini. “Heh! Diranjing jaga ya ucapan busuk lo itu. Lo yang pelacur! Jalang! Lonte!” Ucapan yang pedas itu keluar begitu saja membuat Clara yang berdiri disebelahnya menganga tidak percaya.

Wow, udah berani lo?!” Dira menatap sinis Vania yang sudah berani mengatai dirinya.

Karena kebisingan yang terjadi, membuat mereka menjadi pusat perhatian. Clara merasa tidak nyaman ketika para murid bergerombolan menatap dirinya dan Vania begitu juga dengan geng-Dira.

Kekehan keluar dari bibir Vania, gadis itu menggulung lengan bajunya yang pendek itu menjadi dua lipatan. “Kalo iya, kenapa? Lo pikir gue takut sama lo! Heh jangan mimpi deh.” Sinis Vania seraya menatap Dira dari atas sampai bawah.

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now