Putus

127K 7K 159
                                    

Sampailah seorang cowok di sebuah rumah yang disebut sebagai markas. Tempat dimana teman-temannya sedang berkumpul.

Cowok bertubuh tinggi itu turun dari motornya, dan melihat sekeliling banyaknya motor sport yang terparkir rapi seperti tempat parkiran saja.

Langkah kakinya ia ayunkan untuk masuk kedalam markas tanpa mengetuk, sudah biasa memang. Jangan diherankan.

Ia menghampiri teman-temannya yang sedang bermain game sepertinya. “Wih dateng juga lo,” ucap salah satu cowok berambut ikal kepada Arlan. Ia tersenyum ketika melihat laki-laki itu telah datang.

Arlan hanya membalas dehaman dan mengangguk saja.  Malas meladeni cowok itu. Ia lagi pusing memikirkan tentang masalahnya.

Melihat Arlan seperti itu, membuat cowok ikal tadi menepuk bahunya. “Malem ini club kuyy,” ajaknya.

Arlan menggeleng dan mendudukkan bokongnya di sofa yang sudah tersedia di markas tersebut. “Males. Kalian aja,” ucap laki-laki itu sembari membuka jaketnya.

“Dih, gak sohib lo.” Sahutan itu terdengar dari seorang cowok berambut pirang yang sedang memainkan gitarnya. Ia duduk di sebuah kursi sembari menyanyi kecil.

Arlan tidak peduli, ia malah menyenderkan kepalanya di sofa. “Terserah,” gumamnya kecil. Entah kenapa, ia rasanya sedang malas untuk pergi ke tempat seperti itu.

Cowok yang duduk dibawah karpet berbulu menggelengkan kepalanya melihat Arlan. “ Ye dasar sueb. Kenapa lo? Lagi ada masalah?”

Pertanyaan itu muncul dari seorang cowok yang sangat menyukai susu kotak berwarna pink. Bahkan sekarang ini ia sedang meminumnya.

“Gak,” jawab Arlan mengelaknya sembari mengeluarkan ponsel berlogo apel setengah digigit miliknya.

“Ar, kalo lo punya masalah ceritain. Kita sahabatan bukan 1 atau 2 hari, Ar. Tapi 6 tahun kita sahabatan. Cerita sama kita, lo juga tau kan? Setiap gue atau yang lain punya masalah selalu cerita,” ujar cowok berwajah baby Face.

Mereka benar, seharusnya Arlan menceritakan masalahnya bukan? Tapi tidak semua masalah kita harus diceritakan. Namun, Arlan butuh bantuan mereka, ya membantu memilih siapa? Anna atau mamanya?

Menghela nafas, Arlan menatap sahabatnya satu persatu.

*kenalan dulu...

•Alvaro adijaya, cowok berambut ikal memiliki ketampanan yang membuat para kaum hawa klepek-klepek. Alvaro atau Varo sangat menyukai dunia malam. Ya benar, Varo suka sekali pergi ke tempat club itu. Menurutnya pergi kesana adalah hobi-nya.

Aneh bukan? Orang kalo hobi itu, masak, baca, belajar, lah ini pergi ketempat club.

•Baskara putra, cowok yang sangat menyukai alat musik, apalagi gitar. Gitar adalah seperti bagian hidupnya. Baskara atau Bas, selain menyukai alat musik bas juga sangat lah pandai bernyanyi. Tidak heran jika ia sering bernyanyi di sebuah cafe-cafe. Walaupun memiliki orangtua yang mapan, Bas tidak pernah meminta uang kepada mereka. Ya, setiap ingin membeli sesuatu atau apalah Bas selalu menggunakan uangnya sendiri dari hasilnya bernyanyi.

aw idaman deh :v

•Ervandino Darrenic, Cowok satu ini sangat menyukai susu kotak berwarna pink. Ia pink bukan coklat . Aneh bukan? Masa cowok minum susu kotak berwarna pink. Tapi, itu tidak membuat para kaum hawa merasa geli. malahan mereka suka. Ya, ketampanan membuat mereka lupa segalanya. Yang penting ganteng!

Ganteng, ganteng dan ganteng no 1.

• Gilang dirgantara, cowok yang paling bisa memberi solusi kepada teman-temannya. Cowok yang agak waras dari teman-temannya.
Gilang anak y-team, yahaha anak y-team(ga bercanda, maap y lang).

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Där berättelser lever. Upptäck nu