Sorry, Clara.

80.6K 4.2K 10
                                    

Rintik hujan membasahi bumi, bahkan guntur pun terdengar untuk ikut dalam rintiknya hujan. Malam ini dihalte, nampak seorang gadis menangis dengan irian air hujan. “Aku takut.” Clara, gadis itu berjongkok sembari menutupi wajahnya dengan tangannya. Ia takut, tidak ada seorang pun yang mau menolongnya.

Duarrrr

“Aaaaa.” Clara berteriak keras, sungguh ia takut. Apalagi dengan suara guntur yang keras, ingatkan jika gadis itu takut dengan guntur dan gelap. Ia memang menyukai hujan, tapi ia tidak menyukai kilat/guntur.

“Arlan, tolong aku.” Lirihnya, berharap Arlan datang menjemputnya.

Arlan, cowok itu sangatlah jahat. “Kamu dimana Arlan. Ibu, Clara takut.” Ucapannya dengan suara bergetar karena dinginnya cuaca. Sungguh badannya terasa menggigil.

Clara tidak sanggup lagi menahan beban tubuhnya, gadis itu sampai terduduk disana dengan isak tangisnya.

“Arlan kam,-.” Sebelum melanjutkan ucapannya gadis itu sudah jatuh pingsan. Untung saja seseorang menahannya agar tidak tergeletak disana.

“Sial. Clara bangun, hey Cla.”

Suara seseorang terdengar, sembari menepuk pipi Clara yang terasa dingin. Arlan, cowok itu berdecak kesal saat gadis itu tidak terbangun juga. Ya, seseorang itu adalah Arlan. Tadi cowok itu sempat pergi  kesekolah untuk mengecek apakah gadis itu disana. Ternyata tidak ada bahkan gerbang saja ditutup, ditengah hujannya Arlan berusaha mencari dimana gadis itu. Tetapi saat ia akan melewati halte, dirinya melihat seorang gadis yang duduk disana. Arlan yakin pasti itu adalah Clara, dengan cepat cowok itu menuju halte, tapi baru saja ia akan sampai cowok itu menatap Clara yang memejamkan matanya. Gadis itu jatuh pingsan.

“Clara, bangun anjing. Jangan bikin gue panik.”

Arlan pun memposisikan tanganya di tengkuk dan dipaha Clara, ia segera menggendong gadis itu dan segera membawanya ke rumah sakit. Membuka pintu mobil dengan susah payah, akhirnya dirinya bisa juga membukanya. Memposisikan tubuh Clara di kursi depan, ia menatap sebentar wajah pucat gadis itu. Sialan ini semua salahnya.

Sorry." Lirih cowok itu terdengar. Ia pun menutup pintu, beralih menuju kursi sebelahnya, langsung saja ia menghidupkan mobil miliknya dan melajukan nya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju rumah sakit terdekat.

☘☘☘

“Tenang saja, dia hanya kelelahan dan mengalami kedinginan. Apalagi ditambah perutnya yang kosong dan maaghnya kambuh membuat ia jatuh pingsan.” Penjelasan dari dokter perempuan itu kepada Arlan. Keduanya sedang berada didalam kamar Clara dengan gadis itu yang masih belum sadar.

Arlan membalasnya dengan anggukan. Ia menatap gadis itu yang sedang terbaring diatas ranjang.

“Nanti saya akan kasih obat maagh dan sedikit vitamin.” Lanjut dokter itu, Lagi-lagi dibalas anggukan oleh cowok itu.

“Kalo gitu saya permisi.”

“Iya,” jawab Arlan dengan suara pelannya.

Setelah perginya dokter tadi, Arlan menuju brankar Clara. Cowok itu mengusap kepala gadis yang sedang terbaring diatas brankar. Entah kenapa ia merasa bersalah membuat gadis itu seperti ini.

Menatap tenang wajah Clara. Tiba-tiba kelompak mata itu bergerak membuat Arlan langsung menurunkan tangannya dari kepala gadis itu.

Sementara Clara membuka matanya, ia merasakan pusing. Gadis itu merasa asing di tempat ini, ia menoleh bersitatap dengan mata tajam itu. “Ar-lan?” Lirih gadis itu seraya menyipitkan matanya. Tiba-tiba saja air mata gadis itu keluar tanpa di komando, membuat Arlan menatapnya.

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang