Arlan menggeram marah, berani-beraninya gadis itu mengaturnya? Memangnya siapa gadis itu? Istri lo kalo lo lupa 🗿. Karena kesalnya cowok itu mendorong tubuh Clara ke tembok dekat pintu Apartement membuat punggung gadis itu sakit. Arlan mengukung tubuh gadis itu dan mencekram pipi Clara membuat gadis itu kesakitan di pipinya. “LO GAK BERHAK NGATUR KEHIDUPAN GUE SIALAN!” Bentakan dari Arlan tepat didepan wajah Clara membuat dada gadis itu merasakan sesak.


“Inget lo cuma istri di atas kertas, bukan berarti gue nerima lo sepunuhnya,” ucap cowok itu tanpa memikirkan perasaan Clara saat ini.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Arlan membuat Clara menahan sesaknya. “M-maaf.” Lirih gadis itu dengan suara bergetar. Percayalah mata gadis itu kini berkaca-kaca. Perkataan dari Arlan sangatlah menyakitkan dihatinya.

“Seharusnya kita bikin perjanjian.” Ucapan dari Arlan membuat Clara seketika mendongak dan menatap mata tajam bak elang milik cowok itu .

Jarak keduanya sangat lah dekat. apalagi Clara dapat merasakan aroma wangi parfum cowok itu. Sementara Arlan salah fokus melihat bibir pink itu, apalagi ia sedang mencengkram pipi Clara membuat bibir itu maju sedikit.

Merasakan pipinya dicengkram kembali membuat Clara memegang tangan cowok itu yang ada di pipinya. “Arlan le-pas, sakit” Lirih Clara, ia merasakan sakit di pipinya karena cengkraman cowok itu. Ia pastikan bahwa pipinya akan terluka dan sedikit membiru.

Sementara cowok itu seolah tuli, ia tidak mendengarkan ucapan Clara malahan ia menatap tajam gadis itu. Arlan tidak tahan lagi, memajukan wajahnya membuat Clara seketika memejamkan matanya. “Arlan mau ngapain? Apa dia mau,-”

Cup

Satu kecupan Clara rasakan dibibirnya. Apakah baru saja cowok itu menciumnya?! Sementara Arlan ia malah memejamkan matanya, ia sedikit terusik tidak kala tangan Clara menyingkirkan tangannya di pipi gadis itu. Melepaskan tangannya dari pipi Clara, ia mengambil tangan gadis itu untuk ia cengkram.

Beberapa detik kemudian barulah ia melepaskan menyudahi aksinya itu. Membuka matanya ia menatap mata gadis itu yang kini Clara ikut menatapnya. “Sial.” umpat cowok itu. Melepaskan tangan Clara, ia menjauh dari gadis itu dan berjalan keluar Apartement.

Sial apa yang ia lakukan?!

Sementara Clara diam mematung, apakah benar tadi Arlan mencium bibirnya? “Tadi itu benar apa mimpi.” Gumamnya menyentuh bibir yang dicium oleh Arlan tadi.

🍀🍀🍀

Disisi lain, Arlan yang kini sedang mengendarai motornya menuju markas berdecak kesal. Kenapa bisa ia ceroboh seperti tadi?!

Bagaimana jika gadis itu baper? Ah sialan sekali. Ini bukan salahnya, salahkan saja gadis itu yang menggodanya. Ia hanya mengikuti naluri dari hatinya saja.

Mengegaskan motornya menuju markas dengan cepat saat melihat awan yang telah menghitam. Sepertinya benar-benar akan turun hujan.

Butuh waktu 20 menit untuk cowok itu sampai di markasnya. Ia mendongak saat melihat awan yang kini sudah tidak menghitam lagi. Mungkin hujan tidak akan turun. Selesai membuka helmnya, cowok itu melangkah mendekati pintu markas dan membukanya.

Cklek

Arlan menatap datar kearah anggotanya yang sedang bermain-main. Ada yang bermain game, baca buku (gini-gini anggotanya pinter-pinter loh, cuman ada beberapa sih. Pinter-pinter malah masuk ke dalam,-) dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.

ARCLA (arlan&clara)  [END] [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now