MINE | Chapter 61

108K 5.6K 694
                                    

Hujan masih turun dengan lebat sewaktu mereka sampai di rumah sakit siang itu.

Rios dan Nara tidak perlu menunggu giliran karena pria itu sudah membuat janji dengan Dokter Hana untuk pemeriksaan rutin ini.

Nara tidak bersuara sampai sang Dokter mengoleskan gel khusus diatas perutnya yang mulai membuncit setelah tadi menyingkap bajunya sampai batas payudara lalu menempelkan transducer ke atas perutnya yang telah terlumuri gel.

Rios sendiri memperhatikan layar monitor dengan sangat serius untuk melihat hasil penampakan dari transducer.

"14 minggu, kondisi janinnya sangat baik," kata Dokter Hana lalu melanjutkan untuk menjelaskan pada Rios gambar yang muncul di monitor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"14 minggu, kondisi janinnya sangat baik," kata Dokter Hana lalu melanjutkan untuk menjelaskan pada Rios gambar yang muncul di monitor.

Rios yang berdiri disamping ranjang terlihat sangat fokus memandangi layar monitor sambil mendengarkan dengan saksama suara Dokter Hana yang sedang memberitahu.

"Laki-laki apa perempuan calon anak saya?" tanyanya antusias tanpa sadar.

Pertanyaan itu membuat Nara menoleh padanya.

"Karena usia kandungannya masih terbilang muda jadi belum dapat dipastikan jenis kelaminnya, nanti setelah 18-20 minggu baru dapat diketahui jenis kelamin bayinya," tutur Dokter Hana.

Lalu seolah mengerti, Rios manggut-manggut. Tangannya membelai kepala Nara sambil tersenyum lembut pada istrinya itu.

Dan sekeluarnya mereka dari rumah sakit, hujan masih turun dengan lebat, petir bahkan masih menggelegar di kaki langit.

Nara melihat keluar kaca mobil dengan perasaan senang memandangi hujan, membiarkan Rios yang duduk disebelahnya mengobrol masalah pekerjaan dengan Aslan yang sedang menyetir.

Ketika ia selesai memandangi hujan di luar saat keadaan sedang macet, kini ia menoleh pada Rios.

Tanpa mengatakan apapun ia menyelipkan tangannya di lengan Rios lalu menyandarkan sisi kepalanya di bahu pria itu.

"Kenapa, hm?"

"Mau tidur sebentar."

"Nggak mau mampir dijalan buat makan siang?"

"Enggak."

"Kamu nggak laper?"

"Tadi udah makan bekal abis olahraga, masih kenyang."

"Oke, kalo gitu kita langsung pulang?"

Nara hanya mengangguk dalam mata terpejam, "aku mau metis mangga dirumah."

***

Sesampainya di rumah, hujan lebat perlahan hanya merintik.

Rios berkata ia ada meeting di ruang kerjanya sampai sore dan meminta Nara untuk melanjutkan waktu tidurnya di mobil tadi yang sempat tertunda. Namun ia menolak dan mengikuti Rios turun ke lantai bawah.

MINE  [TERBIT]Where stories live. Discover now