MINE | Chapter 59

59.4K 5.1K 611
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Rios mengeratkan pelukannya dan menyandarkan sisi wajahnya di puncak kepala Nara, mencoba menenangkan kegelisahan hatinya yang tiba-tiba melanda.

Pria itu menghela napas, lalu Nara mengusap-usap punggungnya dan mempuk-puk lembut.

"Om Gibran pasti baik-baik aja. Tenang, oke?" ucap Nara menenangkan Rios.

Rios hampir tersenyum, sepertinya Nara berpikir kalau ia sangat mencemaskan kondisi Gibran dan terpengaruh karenanya, padahal sebenarnya tidak terlalu. Ia memang cemas, tapi tidak segitunya sampai harus merasa sedih, ya walaupun Gibran adalah sepupu sekaligus temannya, tapi ia biasa saja. Ia tahu Gibran akan baik-baik saja, karena dia punya Emma yang menunggunya bangun.

Walaupun Gibran agak sinting, tapi laki-laki itu tahu yang namanya setia, dan dia tahu bagaimana menjaga cintanya.

"Parah banget ya kecelakaannya?"

Rios mengangguk lalu mengencangkan lagi pelukannya, membuat Nara agak sesak tapi perempuan itu tidak protes.

Lalu pelukannya perlahan mengendur, kedua tangannya tetap melingkar di tubuh mungil Nara, salah satunya pelan-pelan bergerak menuju tengkuk Nara selaras dengan bibirnya yang mulai menciumi telinga Nara, leher Nara, lalu pipi, kemudian....

Nara melepaskan diri dari pelukan Rios sebelum pria itu sempat mencapai bibirnya. Ia mundur menjauhinya.

"Ngapain sih?!" peringatnya dengan raut serius.

"Mau cium, Sayang."

"Enggak! Nggak boleh."

"Kok nggak boleh? Katanya tadi Mas boleh--"

"Peluk!" sergah Nara cepat, "Mas boleh peluk aku sepuasnya, cuma peluk, bukan yang lain-lain."

"Tapi pengen ciuuum, gimana dong?"

"Just hug, no kissing or anything more than that."

"Jahat banget," cetus Rios dengan raut kusutnya.

MINE  [TERBIT]Where stories live. Discover now