MINE | Chapter 60

68.2K 5.2K 807
                                    


Kamis siang, istirahat kedua setelah olahraga.

Seperti biasa, Nara dan Salma sedang ngadem dibawah pohon rindang sambil memakan bekal dari rumah dan jajan yang mereka beli di kantin sekolah.

Keduanya asik mengobrol sampai tidak sadar bahwa dikejauhan, ada yang sedang mengawasi.

Seorang pria dewasa, berpakaian serba hitam dan bertopi, tengah berdiri di ujung gedung UKS mengamati gerak-gerik dua perempuan itu.

Ketika mata Nara menjelajahi area sekitar mereka, pria itu lantas menghilang.

"Om Rios mau pergi ke Selandia Baru," ucap Nara memberitahu, meskipun sepertinya Salma tidak peduli.

"What? Tu Om-om serem mau pergi ke Selandia Baru? Ngapain?"

"Kerja, Sal. Cari duit."

"Lo ikut?"

"Ya enggaklah, gila kali! Yang ada gue cuma nyusahin. Lagian gue sekolah, masa iya mau absen? Udah mau ujian tau."

"Oh, iya juga si. Baru inget. Btw, dia cari duit buat elo?"

"Buat gue sama baby nya dialah yang pasti."

"Arrghhh! Please deh, Ra. Jangan bawa-bawa baby dulu."

"Mwehehehe."

"Nggak lucu tau!" gerutu Salma, "liat elo punya laki kayak Om Rios buat gue jadi iri, jadi pengen nikah juga."

"Hahahaha, Salma kebelet kawin, pfftttt...." Nara terkekeh sambil melihat temannya dan menunjuk-nunjuk.

Salma manyun, "pengen kawin."

"Kyahhahahha!!! Salmaaa hahhahahaha!" Nara masih terkekeh, namun tiba-tiba ia diam, "nikah nggak selamanya indah, Sal."

"Ck, tapi ngeliat elo kayaknya kok indah banget? Di perhatiin laki, disayangin, dicintain. Om Rios kayaknya cinta mati banget sama elo."

"Nggak tau."

"Kok nggak tau? Gimana sih?"

"Gue nggak tau, Sal." kata Nara datar.

"Terus elo sendiri? Lo cinta sama Om Rios?"

Nara menoleh pada temannya, mendapat pertanyaan seperti itu membuatnya bingung harus menjawab apa dan bagaimana.

"Nara?"

"Hah?"

"Gue tanya elo cinta enggak sama Om Rios? Malah bengong."

Kali ini Nara mengalihkan pandangannya ke depan, lurus ke arah pohon mangga di dekat tempat parkir dimana buahnya terlihat ramai menjuntai-juntai.

"Eh, bengong lagi!" sergap Salma menabok pelan lengan Nara.

"Pengen mangga muda."

"Hah? Apa, Ra?"

Nara bangkit dari kursi panjang tempat mereka duduk, "gue pengen makan mangga muda."

"Buset, ngidam lo?"

"Itu pohon mangga kayaknya buahnya lebet deh, Sal. Kesana yuk sebentar," ajak Nara sambil menarik Salma untuk pergi ke pohon yang dilihatnya tadi.

"Woeh pelan-pelan aja ngapa, Ra."

Namun Nara tampak sangat bersemangat sampai tidak mempedulikan ucapan Salma. Matanya sudah berbinar-binar melihat pohon mangga itu.

"Ra, sebentar lagi bel loh!" peringat Salma mencoba mengimbangi langkah Nara agar tidak terseret oleh tarikan kuat nan penuh energi Nara.

"Sebentar aja, kalo gue salah liat kita langsung balik ke kelas lewat depan."

MINE  [TERBIT]Where stories live. Discover now