"Kalau gak kenapa-kenapa, lo gak mungkin nurunin Riri di tengah jalan kayak tadi," balas Alan mulai kesal.

Gala mendengus kasar. "Gue gak mau bahas itu."

"Apa lo gak mikir? Dengan posisi dia gak bawa hape terus lo tinggalin gitu aja, itu bahaya banget. Apalagi malem-malem kaya gini. Untung ada Ilham yang ngelihat dan nolongin."

"Kalau gak tau kejadiannya, diem aja."

"Gue emang gak tau kronologisnya secara langsung. Tapi gue tau gimana keseharian seorang Ilham, kalau dia sampai marah-marah dan berani banget kaya tadi, artinya lo udah bener-bener kelewatan, Gal." Alan menghela napas panjang. "Di sini gue gak akan menghakimi lo. Gue cuma mau jadi penengah yang netral."

"Gue juga gak bermaksud ikut campur urusan lo sama Riri, tapi, kadang manusia butuh pendapat orang lain buat nyelesaiin masalahnya. Seenggaknya itu kata-kata lo dulu yang masih gue inget."

"Tapi sekarang gue enggak butuh," decak Gala kasar lalu pergi meninggalkan markas Drax. Entah kemana, cowok itu mengendarai mobilnya sedikit ugal-ugalan.

"Ck, tuh anak kenapa sih?" gumam Akbar heran. Sedari tadi Akbar memerhatikan percakapan antara Gala dan Alan di ambang pintu sambil bersidekap dada. "Batu banget. Ribet hidupnya. Emang yang paling bener jomblo kaya gue. Enak gak ada masalah. Iye gak, Lan?"

Alan menoleh sekilas ke arah Akbar sebelum bergegas memakai jaketnya. Bersiap untuk pulang karena hari sudah larut malam. Alan takut dimarahin pacarnya. "Lo aja. Gue gak jomblo."

"Bangsat lo, Lan." Umpat Akbar. "Mana gue ditinggal sendiri. Coba kalau tadi Ilham gak kesurupan reog, pasti sekarang gue dibelain. Anjing emang."

"Lo mirip anjing."

*****

Riri memejamkan mata setelah membaca pesan dan foto yang Amora kirimkan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Riri memejamkan mata setelah membaca pesan dan foto yang Amora kirimkan. Ia mencoba untuk menenangkan pikirannya yang semakin kacau.

Berkali-kali gadis itu berusaha untuk mengusir pikiran negatif dari kepalanya. Berkali-kali juga rasa nyeri itu datang menghantam dadanya.

Namun, meski begitu, sebisa mungkin Riri tetap berpikir jernih. Karena bisa saja foto itu hanya jebakan. Sama seperti fotonya dengan Rafa kemarin. Ya, bisa saja, kan? Semua kemungkinan itu bisa saja terjadi.

Kunci dalam hubungan adalah rasa saling percaya, dan Riri memilih untuk melakukan hal itu meski pada kenyataannya Gala justru meragukan dirinya seperti kemarin.

Tak lama, Choline dan Nenda datang ke rumah Riri. Riri yang awalnya ragu untuk menceritakan semua masalahnya pada kedua sahabatnya itu, akhirnya memilih untuk menceritakan semua tanpa ada yang ia tutupi. Hal itu membuat Riri merasa sedikit lega.

"Mending kita have fun, gue udah bela-belain pulang, meksipun belum liburan, biar kita bisa jalan kek, nonton kek, apa kek. Masa lo malah murung kayak gini sih?" Choline mencoba membujuk Riri yang sejak selesai bercerita tadi hanya diam saja.

BUCINABLE [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt