Cemburu

1 1 4
                                    

Ada satu hal yang aku takutkan di dunia ini, yaitu kehilangan kamu.

"Kay." Suara Afsan memecah keheningan.

"Apa?" tanya Kayla setelah menyeruput secangkir kopi hangat.

"Setelah dipikir-pikir, lu ternyata orangnya asik, ya. Tapi kenapa lu pendiam di kelas?" ujarnya.

"Em... itu karena, yah--" jawab Kayla terbata-bata.

"Karena apa?" potong Afsan.

"Mungkin aku orangnya sedikit selektif." Kayla berbohong. Sebenarnya masalah utamanya adalah dia memiliki gangguan kecemasan.

"Oh. Berarti sebuah keberuntungan ya gue bisa akrab sama lu," ucapnya.

"Bisa jadi, sih," balas Kayla.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lu, Kay," ucap Afsan.

"Ya udah ngomong aja. Feel free to tell me about something," tutur Kayla.

"Gue mau confess. Sebenarnya gue suka sama lo." Afsan memegang kedua tangan Kayla yang diletakkan di atas meja.

"Hah? Sejak kapan?" Gadis itu terbelalak kaget.

"Sejak pertama kali ketemu kamu di kelas. Sorry, Kay. Gue bukan mau ngerusak hubungan lo sama kak Dirga. Gue cuma mau jujur aja, karena memendam perasaan itu sakit."

"Iya, aku paham. Makasih, ya udah confess ke aku. Itu bukan hal yang mudah, loh. Aku bersyukur ada orang yang suka sama aku. Tapi maaf, ya aku gak bisa balas perasaan kamu," tutur Kayla.

"Gue juga niatnya mau confess aja, Kay. Biar lebih lega. Gue juga gak bermaksud ngajak lu pacaran karena lu udah punya kak Dirga," balasnya.

"Iya, santai aja. Kita masih bisa sahabatan, kan?" Afsan mengangguk pelan.

"Oh, jadi ini alasan kamu nolak ajakan aku. Kamu lebih milih pergi bareng cowok lain daripada sama pacar kamu sendiri," ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Kak Dirga, Aku bisa jelasin," sahut Kayla.

"Jelasin gimana? Jelasin kalau kamu selingkuh sama orang lain?" tuduh Dirga.

"Bukan gitu, Kak." Wajah Kayla terlihat panik.

"Dirga, mendingan lu diem dulu, deh. Ini bukan salah Kayla. Gue yang ngajak Kayla ke sini. Gue cuma mau confess ke dia. Tenang aja. Gue sama Kayla cuma sahabatan. Gue gak bakal rebut Kayla dari lu," sahut Afsan.

Dirga tersenyum miring. "Yakin kalian cuma sahabatan? Dulu gue sama Kayla juga berawal dari sahabatan." Dirga terus memojokkan Kayla. Gadis itu tidak dapat menahan air matanya.

"Jadi menurut kamu aku gak punya harga diri dan mau berkencan sama semua cowok? Aku kecewa banget sama kamu." Kayla pergi meninggalkan Dirga dan Afsan yang masih di sana. Tidak ada seorangpun yang menahan Kayla.

Kayla berdiri di tengah jembatan layang. Dia mengamati kendaraan yang berlalu-lalang. Kayla masih tidak bisa menghentikan tangisnya. Sikap Dirga kali ini benar-benar keterlaluan.

"Kay." Seseorang memanggil Kayla dari belakang. Gadis itu enggan menengok.

"Maafin aku, ya. Aku udah bikin kamu sakit hati," ucap laki-laki itu.

Kayla masih membelakangi laki-laki itu. "Menurut kamu dengan minta maaf masalah akan selesai?" jawabnya.

"Kamu mau aku ngelakuin apa buat kamu? Lompat dari jembatan layang? Okay, aku lakuin sekarang." Laki-laki itu mulai menaiki pagar jembatan.

Kayla memeluk sosok itu dari belakang. "Aku juga minta maaf, ya. Maaf udah bikin kamu cemburu."

"Kamu gak salah, Kay. Aku tadi terlanjur kebawa emosi. Maafin aku, ya," pinta Dirga.

Kayla mengangguk dan tersenyum. Kini dia tidak lagi menangis. Dia luluh dengan sikap manis Dirga.

"Aku seneng tadi kamu cemburu," kata Kayla.

"Kok bisa?" tanya Dirga.

"Karena cemburu tanda cinta. Kalau tadi kamu gak cemburu artinya kamu gak cinta sama aku," jelasnya.

Dirga memeluk Kayla. Hubungan yang renggang kini mulai merekat kembali.

"Besok aku ada jadwal kontrol ke rumah sakit," ujar Kayla.

"Aku temenin, ya," balas Dirga.

"Nggak usah. Aku udah terbiasa sendiri, kok," tolaknya.

"Sekarang, kan kamu punya aku. Besok aku jemput, ya."

"Hmm ... ya udah, deh."

"Nah, gitu." Dirga mengacak-acak rambut Kayla.

"Gimana kalau besok habis kontrol kita mampir ke kafe?"

"Boleh juga, tuh."

"Aku ajak Risa dan Afsan juga, ya," pinta Kayla.

"Kenapa harus ada Afsan, sih," protes Dirga.

"Dia kan temanku juga. Aku ingin melawan gangguan kecemasanku. Aku ingin berinteraksi dengan lebih banyak orang lagi," tutur Kayla.

"Harus banget ngajak Afsan? Gak ada yang lain?"

"Kamu jangan cemburuan gitu, dong. Kamu gak yakin kalau aku bisa setia sama kamu?" tanya gadis itu.

Pertengkaran mulai terjadi kembali. Kayla dan Dirga beradu mulut mempermasalahkan kehadiran Afsan. Dirga terlalu mencintai Kayla hingga dia secara tidak sadar bersikap posesif.

"Bukannya gak yakin tapi Afsan udah jelas suka sama kamu," Dirga terlihat sangat cemburu.

"Tapi kami cuma teman, gak lebih," bantah Kayla.

"Kay, kamu tuh--"

"Kamu kenapa posesif banget, sih." Kayla memotong pembicaraan Dirga.

"Aku bukannya posesif, tapi aku takut kehilangan kamu," ucap Dirga.

"Tapi gak gitu caranya." Kayla meninggikan nada suaranya.

"Iya, deh. Maaf," ujar Dirga.

"Aku mau pulang," kata Kayla.

"Aku antar, ya," ucap Dirga.

"Nggak usah. Aku bisa naik ojek online," jawabnya sambil pergi meninggalkan Dirga.

Dirga menahan tangan Kayla. "Kamu marah sama aku?"

"Aku butuh waktu sendiri." Kayla melepaskan tangan Dirga.

"Tunggu, Kay." Langkah Kayla terhenti.

Dirga dan Kayla berdiri saling berhadapan. Laki-laki itu menatap kedua mata kekasihnya dengan lembut.

"Aku akan menuruti semua kemauan kamu tapi please, kamu jangan marah seperti ini, ya," kata Dirga.

Kayla terdiam sejenak kemudian memeluk Dirga. Laki-laki itu membelai rambut panjang Kayla. Dirga akan melakukan apa saja asal Kayla tidak marah kepadanya.

"Aku antar kamu pulang, ya." Kayla mengangguk sebagai jawaban.





Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now