Menjauh

20 6 4
                                    

Terkadang kita harus mengalah bukan karena kalah, tapi memang ada hal yang tidak bisa dipaksakan.


Suasana hati Kayla telah dibuat hancur oleh masalah yang muncul di pagi hari. Saat membuka loker, tiba-tiba loker itu penuh dengan sampah. Kayla juga tidak sengaja menduduki permen karet yang terletak di kursinya. Dia yakin pelaku yang membuatnya menjadi seperti ini adalah Renata.

Suasana kantin dipenuhi oleh gerombolan laki-laki dan perempuan yang mengenakan seragam almamater sekolah berwarna biru. Mereka saling dorong karena pesanan mereka ingin segera dihidangkan. Jam istirahat pertama memang cukup singkat, yaitu tiga puluh menit.

Kayla melawan rasa takutnya berada di tengah kerumunan. Dia membawa semangkuk seblak. Gadis itu hendak menuju ke tempat duduknya. Hari itu Risa tidak masuk sekolah karena sakit perut, sehingga Kayla makan sendirian. Dia tidak terlalu akrab dengan teman-teman di kelasnya. Bukan karena Kayla anti sosial, akan tetapi dia selalu merasa cemas setiap kali bersosialisasi dengan orang lain.

Tiba-tiba ada orang yang secara diam-diam membuat Kayla jatuh tersungkur. Makanan yang dia bawa jatuh dan mengotori seragamnya. Seluruh orang di kantin menertawakan Kayla. Gadis itu merasa sangat malu. Setelah itu ada seorang laki-laki yang membantu Kayla berdiri. Sosok itu juga memberikan jaketnya kepada Kayla untuk menutupi seragamnya yang kotor karena terkena kuah seblak.

"Makasih, Kak Dirga," kata Kayla sambil menunduk dan menahan tangis.

"Sama-sama, Kay. Lain kali kamu hati-hati, ya," tutur Dirga

"Iya, Kak."

Sementara itu, saat istirahat kedua, Arga pergi ke ruang kelas Renata. Wajah Arga terlihat sangat marah. Dia langsung menuju tempat duduk Renata lalu menggebrak meja sehingga gadis tersebut kaget.

"Hai, Arga. Tumben ke sini," kata Renata.

"Halah, gak usah basa-basi. Lu, kan yang udah bikin Kayla jatuh di kantin?" tuduh Arga.

"Iya. Kenapa? Gak suka?" Arga ingin menampar Renata tetapi dia mengurungkan niatnya.

"Mau kamu apa?" tanya Arga.

"Kamu. Aku mau kita pacaran. Gue janji setelah itu gue gak bakal ganggu Kayla lagi."

"Wah, gila lu! Gue gak mau pacaran sama lu. Gue cuma cinta sama Kayla."

"Ya udah, gue bakal bikin Kayla semakin tersiksa," ancam Renata.

"Ok, gue mau jadi pacar lu dengan satu syarat. Gak ada sentuhan fisik," ujar Arga."

"Okay, deal."

Mulai hari itu, Arga dan Renata resmi berpacaran. Berita itu telah tersebar di mana-mana. Kayla yang mendengar berita itu masih tidak percaya. Karena sepengatahuan Kayla, Arga cinta mati dengan dirinya. Entah mengapa hati Kayla merasa sakit. Namun, dia berpikir bahwa dirinya tidak pernah mencintai Arga.

Sore itu saat bel baru saja berbunyi, Kayla mendapat telepon dari Arga. Laki-laku itu meminta Kayla pulang dengan ojek online karena dirinya ada urusan penting.

Tak lama kemudian, Kayla melihat Arga pulang berboncengan dengan Renata. Kayla sedikit kecewa karena Arga memilih mengantar gadis lain selain dirinya.

"Doorrr!" Dirga menghamburkan lamunan Kayla.

Renjana dan PusaraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt