Bersamamu

11 5 2
                                    

Katakan padaku jika kamu sudah tidak lagi menyukai hujan karena aku akan menjadi payung untukmu


Hari itu Arga berada di rumah Kayla. Kehadiran laki-laki itu disambut baik oleh mama Kayla. Wajah mama Kayla tampak begitu bersemangat. Arga berusaha bersikap sebaik mungkin agar calon mertuanya itu menyukainya.

"Eh, calon menantu Mama udah di sini. Apa kabar, Nak?" tanya mama Kayla.

"Baik, Ma. Mama gimana?" balas Arga.

"Baik juga. Udah ada sebulan, loh kamu gak main ke sini. Gak berantem sama Kayla, kan?"

"Enggak, Ma." Arga berusaha menutupi bahwa saat itu dia berpacaran dengan gadis lain.

Kayla berjalan menuruni tangga dengan mengenakan kulot high waist jeans serta atasan kemeja crop berwarna cokelat. Dia mengikat rambutnya dengan model ponytail dan poni model curtain sehingga penampilannya terlihat lebih segar.

"Hai, Sayang. Kamu ke sini, kok gak bilang dulu," celetuk Kayla. Tidak seperti biasanya Kayla bersikap seperti itu.

"Kamu harus ini ada jadwal ke psikiater, kan? Aku mau mengantar kamu." Arga paham. Kayla hanya bersikap manis saat berada di depan orang tuanya saja.

"Ya udah, yuk!" ajak Kayla sembari menggandeng tangan Arga.

"Kami pamit dulu, Ma," ujar Arga.

"Hati-hati di jalan, ya," balasnya.

"Siap, Ma," balas Kayla.

Kayla kembali bersikap dingin saat di mobil. Gadis itu memperlakukan Arga sesuai mood-nya. Kayla sedang sensitif hari ini. Untungnya Arga sabar dalam menghadapi gadis itu.

Kayla melepaskan gandengannya saat berada di halaman rumah. "Kenapa dilepas?" tanya Arga.

"Males gandengan sama lu," jawab Kayla.

"Dasar aneh! Kemarin manis banget ke aku, sekarang jadi marah-marah. Kayak orang lagi PMS aja," ujar Dirga.

"Emang iya. Kenapa?" balas Kayla sambil kedua matanya melotot.

"Oh, pantesan."

Kayla dan Arga berada di dalam mobil. Mereka akan pergi ke rumah sakit Griya Husada untuk menemui psikiater. Kayla masih menekuk wajahnya meski Arga telah memutar lagu milik The Boyz yang berjudul Reveal.

"Masih cemberut aja," celoteh Arga.

"Biarin," kata Kayla.

"Aku harus gimana biar kamu gak marah lagi?" tanya Arga.

"Kayang," celetuk Kayla.

"Ya jangan. Aku gak bisa kayang." tolak Arga.

"Makan beling," jawab Kayla asal-asalan.

"Kamu kira aku kuda lumping?"

"Abis dari psikiater kita ke mana gitu. Aku lagi pengen healing." Kayla mengalihkan topik pembicaraan.

"Sebenarnya aku ada rencana ngajak kamu main ke pantai." kata Arga.

"Ya udah nanti aja abis dari psikiater." pinta Kayla.

"Jadi udah gak marah lagi, nih?"

"Masih marah." Kayla mengerutkan bibirnya.

"Nanti cepet tua, loh." ucap Arga sambil melirik ke arah Kayla.

"Iya pas kita udah nikah trus aku cepet mati. Biar kamu jadi duda." balas gadis itu.

"Duda kaya raya ya gak papa." Arga memasang muka cengengesan.

Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now