Pergi

13 5 5
                                    

Jangan menjadi senja untuk orang yang menyukai fajar

Arga dan Kayla telah sampai di depan rumah Renata. Mereka bertemu dengan ibunya Renata. Kayla merasa sedikit merasa cemas. Dia berpikir jika Renata benar-benar depresi, mungkin ibunya Renata akan marah dengannya.

"Tante, ini saya Arga dan ini Kayla. Kami ke sini untuk bertemu dengan Renata," ujar Arga.

"Tante, ini ada makanan juga buat Renata," kata Kayla.

"Jadi kamu yang bernama Arga."

"Iya. Renata di mana, Tante?" tanya Arga.

"Renata sudah dua hari mengurung dirinya di dalam kamar. Dia sama sekali tidak mau makan dan minum," tutur ibu Renata.

"Jadi Renata benar-benar depresi?" tanya Kayla.

Ibu Renata hanya bisa menganggukkan kepala. Dia tidak dapat menahan tangisnya. Anak gadis satu-satunya mengalami depresi berat.

"Renata sering bercerita kepada saya tentang Arga. Katanya Arga adalah seseorang yang sangat dia cintai," ucap ibu Renata.

"Maafin saya, Tante. Ini semua terjadi karena saya," kata Arga.

"Ini adalah salah saya. Sejak kecil hidup Renata tidak bahagia. Renata tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Suami saya pergi meninggalkan saya sejak saya mengandung Renata. Hingga saat ini suami saya belum juga kembali," ujar ibu Renata.

"Apa boleh saya bertemu dengan Renata? Mungkin dengan kehadiran saya, Renata akan merasa lebih membaik," ucap Arga.

"Renata, ini aku," kata Arga.

"Kak Renata, Arga ada di sini mau ketemu sama kamu," tambah Kayla.

"Ren, Buka pintunya, Sayang," panggil ibunya.

Tidak ada jawaban apapun dari Renata. Akhirnya, Arga berusaha untuk mendobrak pintu itu sebab khawatir sesuatu terjadi kepada Renata.

Mereka menemukan Renata pingsan dan darah kental mengalir dari urat nadinya. Arga langsung mengambil kain untuk mengikat tangan kiri Renata agar darahnya berhenti mengalir. Mereka segera membawa Renata menuju rumah sakit.

Selama perjalanan, ibu Renata tidak berhenti menangis. Dia terus meminta maaf kepada anaknya. Kayla berusaha menenangkan wanita paruh baya itu.

"Maafin ibu, Nak. Ini semua salah ibu. Tolong kamu sadar, Ren," ucap Ibu Renata.

"Renata pasti baik-baik aja. Tante yang tenang, ya. Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit," ujar Kayla.

Mereka segera membawa Renata ke IGD. Dokter dan perawat segera menangani gadis itu. Renata kini dalam keadaan kritis.

"Kita berdoa semoga Renata bisa melewati masa kritisnya," kata Arga.

Tiga jam berlalu. Renata belum juga sadar. Gangguan kecemasan Kayla kambuh. Arga berusaha menenangkan Kayla sambil memeluknya.

"Tenang, Kay. Renata pasti baik-baik aja," kata Arga.

"Arga dan Kayla, lebih baik kalian pulang. Ini sudah malam." ujar mama Renata.

"Enggak, Tante. Kami mau di sini sampai Renata sadar." jawab Kayla.

"Tapi ini sudah malam. Nanti orang tua kalian khawatir."

"Kami udah izin orang tua. Jadi kami mau di sini lebih lama lagi." ucap Arga.

Jari-jari Renata mulai bergerak. Perlahan-lahan Renata membuka matanya. Wajah ibu Renata terlihat sangat bahagia.

Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now