Orang yang Tepat

21 7 5
                                    

Semoga kamu bisa bertemu orang yang tepat. Orang yang selalu ada untukmu dalam suka maupun duka.

Pada hari Senin yang cerah, sebuah mobil berhenti di depan rumah Kayla. Mobil itu terlihat mewah dengan warna merah. Suara klakson mobil terdengar dari dalam kamar Kayla. Gadis itu segera pergi keluar untuk menemui sang pemilik mobil tersebut.

"Loh, Arga. Tenyata kamu udah sampai di sini. Udah lama, ya?" tanya Kayla.

"Enggak. Baru beberapa menit yang lalu," balasnya.

"Udah sarapan?" tanya Kayla sekali lagi. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.

"Belum," kata Arga.

"Sarapan bareng, yuk!" ajak Kayla.

Arga menganggukkan kepala tanda setuju. Mama Kayla sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Ini adalah kali ketiga Arga datang ke rumah Kayla semenjak bertunangan.

"Eh, ada Nak Arga." ucap mama Kayla.

"Iya Tante," jawabnya.

"Jangan panggil tante, dong. Kan, udah mau jadi calon menantu. Panggil aja mama," kata mama Kayla.

"Iya, Mama," ucapnya malu-malu.

"Santai aja. Anggap aja seperti rumah sendiri," kata papa Kayla.

"Hehe, iya."

Arga duduk di samping Kayla. Mereka makan roti selai dan minum segelas susu vanila. Arga tidak bisa berhenti menatap Kayla. Baginya, gadis itu tetap cantik setiap hari. Karena merasa diperhatikan, Kayla menengok ke arah Arga. Mereka berdua saling tatap.

Arga terkekeh saat melihat selai menempel di sudut bibir Kayla. Laki-laki itu membersihkan selai yang menempel menggunakan tissue. Arga merasa gugup saat saling tatap dengan jarak yang cukup dekat.

"Terima kasih," kata Kayla.

"Sama-sama, Sayang." Sontak Kayla mencubit lengan Arga karena memanggil dengan sebutan sayang di hadapan orang tuanya.

"Sekali lagi kamu bilang sayang, nyawamu yang jadi taruhan," ancam Kayla.

Melihat hal itu, mama dan papa Kayla tertawa. Mereka teringat masa-masa muda mereka. Dulu papa Kayla yang mengejar-ngejar mama Kayla dan sekarang kejadian itu dialami oleh putrinya.

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Saatnya Arga dan Kayla berangkat sekolah. Mereka pamit kepada papa dan mama. 

Sesampainya di sekolah, Kayla membuka loker untuk meletakkan novel-novelnya yang akan dia baca di saat waktu luang. Namun, saat dibuka lokernya penuh dengan sampah dan surat yang berisi ancaman. Inti dari surat tersebut adalah Kayla harus segera pergi meninggalkan Arga atau dia akan tahu akibatnya.

Tangan Kayla gemetar, kepalanya pusing, dadanya sesak dan nyeri. Dia sangat panik. Kemudian ada seseorang yang menepuk pundak Kayla dari belakang. Gadis itu kaget lalu menjerit. Ternyata orang yang menepuk pundaknya itu adalah Risa.

Kayla menangis dalam pelukan Risa. Dia sangat ketakutan dengan teror itu. Risa membujuk Kayla untuk tetap tenang.

"Everything is gonna be okay," ujar Risa.

Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now