Putus

13 5 4
                                    

Menjadi rumah untuk orang yang tak ingin pulang adalah suatu hal yang melelahkan.

Arga tidak sengaja melihat Kayla sedang bersama Dirga. Mereka berdua tampak serasi seperti sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Hati Arga bagaikan teriris sebilah pisau. Dia tanpa sengaja menjatuhkan beberapa buku dari rak. Seluruh pengunjung perpustakaan, termasuk Kayla dan Dirga menatapnya. Kayla sontak membantu Arga menata buku-buku tersebut. Suasana menjadi canggung.

"Kita masih punya perjanjian itu, kan? Dan sekarang adalah hari kedua," kata Arga.

"Eh, iya. Um--" Cara berbicara Kayla menjadi terbata-bata.

"Kenapa sekarang malah pergi sama Dirga?" potong Arga.

"Iya, maaf," ucap Kayla.

"Sini, ikut aku!" ajak Arga sembari menggandeng tangan Kayla.

"Tapi Kak Dirga--"

"Lebih penting dia atau aku?" tanya Arga.

"Kamu kenapa jadi posesif gitu, sih?" Kayla meninggikan suaranya.

"Karena kamu adalah milikku, bukan Dirga." ucapan Arga ada benarnya. Namun Kayla tidak bisa membohongi hati kecilnya bahwa dia mencintai Dirga.

"Aku tau kamu cemburu," balas Kayla.

"Iya. Kenapa? Gak suka?" jawab Arga.

Kayla berlari menuju ke kelas. Dia meninggalkan Arga sendirian. Gadis itu tidak mampu menahan air matanya mengalir. Kayla merasa dilema. Siapa yang seharusnya dia pilih. Gadis itu belum menemukan jawabannya.

"Kamu kenapa nangis, Kay?" tanya Risa. Kayla masih terdiam.

"Kay, ada apa?" tanya Risa sekali lagi.

"Aku gak papa, Ris," jawab Kayla.

"Gak papa gimana? Kamu nangis begitu. Kamu berantem sama siapa? Kak Arga? Atau Kak Dirga?

"Arga."

"Lihat aja, aku bakal bikin perhitungan sama dia." Kayla menahan tangan Risa yang hendak menemui Arga.

"Kenapa? Dia udah nyakitin kamu, Kay," ujar Risa.

"Aku yang salah, Ris," kata Kayla.

"Kenapa gitu?" Risa mengernyitkan dahinya.

"Beberapa hari yang lalu Kak Dirga nembak aku. Aku ga tau harus jawab apa. Sampai sekarang aku belum ngasih kepastian ke dia," jelas Kayla.

"Ya ampun, Kay. Jadi perasaan Kak Dirga kamu gantung?" Kayla menganggukkan kepalanya.

"Jadi kamu sukanya sama siapa?" Risa berusaha mencari kesimpulan dari permasalahan Kayla.

"Mungkin mereka berdua."

"Tapi kamu harus pilih salah satu, Kay," kata Risa.

"Aku tau, Ris. Karena itu aku minta Kak Dirga buat jawab," balas Kayla.

"Ya udah, Kay. Keputusan ada di tangan kamu. Jangan sampai salah pilih," ucap Kayla kemudian pergi meninggalkan kelas gadis itu karena bel tanda masuk sudah berbunyi.

Kayla termenung. Dia memegangi kepalanya lantaran pusing. Bukan pusing karena sakit, melainkan pusing memilih antara Dirga atau Arga yang akan menjadi pendamping hidupnya.

Hari ini ada mata pelajaran kimia anorganik. Kayla benar-benar tidak dapat fokus. Dia sibuk membuat coretan di kertasnya. Gadis itu menulis nama Arga dan Dirga di atas kertas.

"Kayla, kamu selalu saja tidak fokus pada saat pelajaran," ujar guru itu sehingga membuat Kayla kaget.

"Ma--maaf, Bu," ucap Kayla terbata-bata.

Renjana dan PusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang