Semua Tentangmu

8 2 6
                                    

Biarkan aku berteman sepi dengan dekapan sembilu yang menyayat hati karena kasihmu tak lagi di sini

Kayla pergi ke perpustakaan kota. Dia sedang mencari buku referensi untuk karya ilmiahnya. Sebenarnya dia tidak ingin mengikuti lomba menulis karya ilmiah. Namun, seorang guru memintanya untuk mengikuti lomba tersebut. Karena tidak ingin membuat guru itu kecewa, Kayla menyetujui hal tersebut.

Kayla membawa setumpuk buku untuk diletakkan di atas meja. Namun, buku-buku itu tidak sengaja terjatuh karena Kayla menabrak seseorang. Kayla meminta maaf kemudian segera mengambil buku-buku itu.

Saat berdiri, dia kaget karena orang yang sedang berdiri di depannya adalah Arga. "Arga, maaf banget, ya tadi aku gak tau kalau ada kamu di depan. Kirain gak ada orang."

Arga membisu. Dia melewati Kayla begitu saja tanpa sepatah kata. Tatapan dinginnya sangat menyakitkan. Kayla menata punggung itu yang semakin lama semakin menjauh.

Kayla mendatangi Arga yang tengah fokus membaca sebuah novel. Dia ragu untuk berbicara. Akan tetapi, dia ingin segera menyelesaikan masalah ini.

Kayla duduk di depan Arga. "Ar, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Arga mengalihkan pandangannya dan fokus menatap Kayla. Jantung gadis itu berdetak kencang. Sikap dingin Arga membuat dia ketakutan.

"Aku tau, aku salah. Aku minta maaf sama kamu. Aku cuma pengen kita bisa berteman. Sikap kamu yang dingin menyakiti perasaanku. Aku ingin Arga yang dulu. Bukan Arga yang sekarang," tutur Kayla.

Arga masih tetap fokus membaca novelnya. Hal itu membuat Kayla sedikit geram. "Kamu dengerin aku gak, sih?" tanya Kayla.

Arga membanting bukunya ke atas meja. "Gue gak bisa berteman sama mantan," tuturnya.

"Aku tau, aku udah banyak nyakitin kamu. Karena itu aku minta maaf," kata Kayla.

"Enak banget lu cuma ngomong maaf," cerca Arga.

"Aku tau aku salah," ucap Kayla.

"Bagus, deh kalau lu tau diri. Dasar cewe sasimo," balasnya.

"Sasimo?" tanya Kayla.

"Sana sini mau," jelas Arga.

Kayla berusaha menahan amarahnya. Dia tidak ingin membuat keributan di perpustakaan. Air mata menetes di pipi gadis itu.

"Lu pikir dengan air mata palsu lu itu bisa bikin gue luluh? Gak sama sekali," lanjut Arga kemudian pergi meninggalkan Kayla.

Kayla tidak menyangka Arga akan sekasar ini. Seseorang yang paling lembut, perhatian, dan sabar kini berubah menjadi kejam. Gadis itu benar-benar kehilangan sosok Arga versi lamanya. Bagaimanapun, Kayla harus menerima kenyataan bahwa Arga tak lagi sama. Dia harus berusaha ikhlas meninggalkan laki-laki itu pergi dari kehidupannya.

Hari berganti petang. Arga duduk di dalam sebuah club malam sembari menghisap vape di tangan kanannya. Tiba-tiba seorang gadis cantik dengan dress warna hitam tanpa lengan dan sepanjang lutut menghampirinya.

"Hai. Sendirian, ya?" tanya gadis itu kemudian duduk di samping Arga.

"Iya. Kenapa?" tanya Arga.

"Gue juga sendirian, nih. Kenalin gue Luna," ujarnya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Gue Arga." Dia menjabat tangan Luna.

"Arga? Lu anak kelas sebelas yang masuk kategori the most wanted itu, kan?" kata Luna.

"Iya," jawabnya singkat kemudian menghisap rokok elektrinya.

"Gue kelas dua belas, kakak kelas lu," ucap Luna.

Gadis itu terlihat tertarik dengan Arga. Dia banyak bertanya sedangkan Arga hanya menjawab seperlunya. Sikap Arga memang sangat dingin kepada lawan jenisnya.

"Oh," balas Arga singkat.

"By the way, gue masuk cewek the most wanted di sekolah, loh." kata Luna.

"Terus?" tanya Arga.

"Lu beneran gak tertarik sama gue?" Luna heran dengan sikap dingin Arga karena selama ini dia tidak pernah diabaikan oleh seorang laki-laki.

"Gak," tolaknya singkat.

"Dugem, yuk!" Ajak Luna.

"Gak. Lu aja sendiri," tolak Arga.

"Ih, ayo!" Luna menggeret tangan Arga. Akhirnya, laki-laki itu mengikuti kemauan Luna.

Luna dan Arga menari bersama di bawah lampu disko. Suara musik terdengar kencang. Mereka berhura-hura untuk melupakan permasalahan mereka sejenak.

Tak terasa jam menunjukkan pukul tiga pagi. Arga duduk di kemudian meminum beberapa teguk alkohol yang telah dituangkan ke dalam sloki. Luna duduk di samping Arga dengan jarak yang cukup dekat. Arga menggeser posisi tubuhnya menjauh dari gadis itu sebab merasa tidak nyaman.

Luna menyentuh tangan Arga. "Kamu kelihatannya lagi ada stres. Lagi ada masalah, ya?"

Arga tidak menjawab. "Lu bisa cerita ke gue, kok. Siapa tau gue bisa bantu," kata Luna.

"Bukan urusan lu," balas Arga.

'Dih, dingin banget jadi cowok,' batin Luna kesal.

"Tentang aja aku bisa jaga rahasia, kok," gadis itu menyentuh pundak Arga.

Arga masih terdiam. "Lu bukannya pacarnya Kayla, ya?" tanya Luna sekali lagi.

"Udah putus," jawab Arga.

"Kenapa?"

"Penting banget, ya buat lu tau urusan hidup gue?" balas Arga.

"Gue ini niatnya baik-baik mau bantu lu. Kok malah jadi marah-marah gini, sih?" ujar Luna kesal.

"Gue gak butuh bantuan lu." Arga beranjak dari sofa kemudian meninggalkan gadis itu sendirian.

Arga memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Dia masuk ke dalam mobil sembari menahan mual. Dia minum alkohol terlalu banyak hari ini.

Mobil yang dikendarai Arga melaju dengan kecepatan tinggi. Dia hampir saja menabrak seseorang yang sedang menyebrang.

"Ah, sial!" umpatnya.

Arga berhenti sejenak untuk menenangkan diri. Dia menyandarkan kepalanya di atas setir mobil. Hati dan pikirannya benar-benar sedang kacau. Setelah beberapa menit berlalu, laki-laki itu melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah.

Jam menunjukkan pukul lima pagi. Arga telah sampai di rumah. Dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Arga berniat untuk membolos sekolah hari ini.

Mata Arga mulai terpejam. Namun, tak lama setelah itu dia mendapatkan sebuah notifikasi dari orang yang tidak dikenal. Jari-jemari Arga terlalu malas untuk menjawab pesan itu. Namun, ponselnya terus berbunyi. Orang yang tidak dikenal itu mengirimkan spam. Arga mematikan ponselnya.

Setelah tidur dengan pulas, Arga terbangun. Di ponselnya muncul sepuluh pesan dari orang yang tidak dikenal itu. Ternyata orang itu adalah Luna. Dia mengatakan bahwa dia mendapatkan nomor Arga dari Kevin, sahabat Arga.

"Ck!" Arga berdecak kesal. Dia memblokir nomor tersebut. Saat ini Arga tidak ingin dekat dengan gadis manapun.

Arga kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk. Dia masih merasa sedikit pengar. Saat menatap jam dinding, pandangannya teralihkan dengan sebuah foto yang dipajang di dinding. Dalam foto itu terdapat seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang duduk bersama.

"Kayla." Arga mengatakan nama itu sambil menatap sebuah foto.

Foto Arga dan Kayla masih dipasang di dalam ruangan itu. Arga segera beranjak dari tempat tidurnya. Tangannya menggapai sebuah korek api. Dia membakar foto itu hingga hangus menjadi abu. Selain itu, Arga juga menghapus foto-foto Kayla yang ada di ponselnya. Sekarang sudah tidak ada lagi kenangan tentang gadis itu.

Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now