[45] Rumah Sakit

822 53 12
                                    

SELAMAT MEMBACA

☁️☁️☁️

"Kamu beruntung lukanya hanya menyayat kulit luarnya saja. Sehingga tidak ada cedera yang serius. Tapi tetap perlu diperhatikan, perbannya harus diganti setiap hari, ya?" dokter bernama Diandra itu mengakhiri perkataannya dengan sebuah senyuman manis. Arga dan Luna mengangguk kompak.

"Ini resep obatnya, ada salep yang harus dioleskan tiga kali sehari," beritahu Dokter Diandra seraya menyerahkan secarik kertas pada Luna.

"Terima kasih, Dokter," ucap Luna selepas menerima kertas itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terima kasih, Dokter," ucap Luna selepas menerima kertas itu.

"Sama-sama. Lekas sembuh, ya," balas Dokter Diandra. Setelah itu Luna membimbing langkah Arga tanpa sepatah kata pun. Dalam kepalanya masih terngiang alasan Pangeran melakukan ini semua. Dan ngomong-ngomong soal Pangeran, lelaki itu sedang diantar Kenzo untuk mengobati semua lukanya. Di rumah sakit yang sama, perintah Arga.

"El," panggil Arga. Si empunya menoleh lantas mengulas senyuman tipis. "Kamu marah, ya, sama aku?" tanyanya. Luna terdiam, tidak menjawab karena sejujurnya ia memang menaruh kekesalan pada kekasihnya ini. Lelaki itu sangat menyebalkan, dia selalu mempermainkan orang sesuka hatinya. Walau Luna sempat berpikir Arga sedang balas dendam atas masa lalunya yang juga sering diledek anak-anak kelas, tapi itu tetap tidak bisa dibenarkan.

Arga cemberut. Wajahnya jadi lucu kalau seperti ini. Luna menghela napas sambil terus membantu Arga berjalan menuju loker obat dengan merangkulnya erat. "Sesakit itu, ya, Arga?"

"Huh? Nggak sih cuma aku emang lagi manja aja sama kamu," jawabnya polos. Laki-laki itu menyengir lebar hingga membuat gadisnya merasa gemas sendiri. "Abisnya kamu itu candu banget sih El. Aku jadi pingin deketan terus sama kamu," ungkap Arga. Luna tersipu malu, ia membuang wajahnya ke samping.

"Kenapa ngeliatnya ke sana sih sayang? Aku 'kan di sini, di samping kamu." Arga mengelus lembut pipi kanan gadisnya. Memang laki-laki itu paling jago membuat dada Luna bergemuruh. Arga tersenyum mesra.

BUGH

"ANJING!! JALAN LIHAT-LIHAT DONG!!"

"Sorry—"

"Lho, Jojo?"

"Eh Luna??"

"Plus Arga," sindir Argantara. Ia yang merasa was-was dengan kehadiran Joshua, langsung saja mempererat pelukannya pada sang gadis. Well jangan lupa kalau Arga sangat manja dan posesif pada Luna. 

"Tau. Makanya gue gak jadi ngomong sorry sama lo, males," balas Joshua. Arga berdecak.

"Aik! Siapa juga yang butuh kata sorry dari lo? Gak usah kegeeran!"

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now