[39] Masa Lalu Kelam

756 63 6
                                    

Kertas berisikan surat kelulusan telah diterima oleh seluruh murid SMP Mandala. Dari jauh-jauh hari, para guru sudah mengingatkan agar tidak melakukan selebrasi yang berlebihan. Seperti konvoi atau mabuk-mabukan, mungkin? 

Tapi imbauan tersebut tidak berlaku bagi sekelompok remaja itu. Selepas mencorat-coret seragamnya, empat orang sahabat itu melanjutkan hari yang indah di klub malam. Arga, Joshua, Kenzo, dan Jessy yang ingin minum sedikit wine atau beer.

"Bye!" Jessy berseru seraya melambaikan tangannya pada Arga. Acara kelulusan telah usai dan mereka harus berpisah di pertigaan jalan.

Argantara berjalan dengan sempoyongan. Dia mabuk. Yang katanya minum sedikit wine, eh, malah kebablasan. Semua itu karena Jessy yang memaksa mereka untuk terus minum.

BUGH

"Anjing!! Sakit goblok sialan lo ya ngehalangin jalan gue! Arrghh," erang Arga saat tersandung oleh kaki seseorang.

"Masih bau kencur udah berani ngata-ngatain gue, huh?!!" bentak balik orang itu yang tak lain seorang preman jalanan. Arga segera bangkit dari posisinya lalu tanpa aba-aba dia memukul si preman.

BUGH

"SIALAN LO, YA! NYARI MATI SAMA GUE, HUH??!!"

"Apa? Gue gak takut. Ayo sini maju lo. Semuanya sama teman-teman lo tuh. Gue gak takut. Gue berani. Gue laki bukan banci," racau Arga. Tangannya menunjuk-nunjuk pohon di samping trotoar dan mengatakan bahwa itu adalah rombongan si preman. "Buruan sini. Ah payah. Lo cuma mau ngegertak gue—"

BUGH

BUGH

BUGH

Mendapatkan pukulan bertubi-tubi dengan kondisinya yang mabuk membuat Arga lemas. Dia tidak bisa melawan, hanya terus meracau dan meracau.

"ARGA!!" seorang gadis berlari menghampirinya. Melerai kedua lelaki itu dengan berani. "Lo apa-apaan sih pake mukulin sahabat gue segala?!" bentak Jessy seraya mendorong bahu preman itu.

"Hehehe ... lo ada di sini. Ngapain? Hehe ... rumah lo 'kan ke sana. Terbang ke Amerika! Wushhhh ... ketemu El. Wiyu wiyu wiyu wushh wushhh." Arga yang lagi-lagi meracau.

Pria berambut keriting dengan tato yang memenuhi kedua tangannya serta kalung rantai yang menggantung pada lehernya itu berdecak melihat tingkah kedua remaja di depannya. "Bawa teman lo balik! Gak guna! Masih kecil udah mabuk-mabukan. Mending siniin duit lo!! Kasih semuanya ke gue."

"Apaan sih lo kok jadi malak gue?!!"

"Cewek belagu!" kepala Jessy dipukul olehnya. Arga yang saat itu sedang terkulai pun tak tinggal diam. Ia berdiri dengan sempoyongan lalu mencengkeram kerah baju yang dikenakan si preman. Dengan wajah sayu khas orang mabuk, Arga menatap preman itu.

"BANGSAT!!" teriak Arga. "Beraninya sama cewek. SINI LAWAN GUE KALAU EMANG LAKI!!" tantang Arga pada akhirnya. Preman itu menyeringai, senyumannya semengerikan penampilannya kala itu. Tanpa diketahui siapa pun ia bahkan mengambil pisau lipatnya dari saku belakang.

Argantara mendahului serangan itu, ia terlanjur emosi untuk Jessy. Pria dengan tampang menyeramkan itu tak mau kalah. Ia membalas pukulan Arga dengan bertubi-tubi. Well, walaupun dalam keadaan mabuk, tapi kemampuan Arga dalam berkelahi tidak berkurang sedikit pun. Bahkan preman itu hampir kewalahan.

"Astaga cukup!! Jangan berkelahi lagi!" seorang pria berjas abu-abu dengan tas yang dijinjingnya itu melerai perkelahian mereka. "Ya Tuhan, Arga?? Kamu kenapa belum pulang?"

"Hehehe ... Oom Kenta ternyata, ya, hmm ... Arga pikir tadi polisi ... huhu bikin kaget aja." Kenta yang melihat Arga mabuk seperti itu menggelengkan kepalanya.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now