[06] Bertindak

2K 117 855
                                    

VOTE & COMMENT NYA TOLONG YA -!!

HAPPY READING

☁☁☁

BRUK

Lunaisa memegang jantungnya di balik bilik toilet. Ada beberapa aroma parfum yang menyeruak ke dalam indera penciumannya. Dua diantara parfum itu adalah laki-laki. Luna hanya bisa berharap mereka tidak akan menemukannya. Bukankah ini terlalu pagi untuk Arga merundungnya?

BYUR

"Akh!" keheningan yang ia ciptakan ternyata hanya mengulur waktu.

"Hai haram!" sapa Arga yang mengintip Luna dari bilik sebelahnya. Dibantu Jessy dan Kenzo, Arga menumpahkan air bekas pel lantai kantin yang dicampur sampah puntung rokok dan sisa makanan. Membuat Luna basah-kuyup. Rambut panjangnya seketika lepek. Dan juga bau.

BRUK

Kenzo menendang pintu toilet Luna sampai terbuka sepenuhnya. Dia menyeret Luna dengan kasar lalu mendorong gadis itu sampai tersungkur.

"Akh! Sakit ...."

"Cengeng! Belum juga diapa-apain!"

"Hiks ... jangan sakiti aku lagi, Arga ... aku mohon ... hiks ... hiks ... tolong lepasin aku ... hiks ...." Luna memohon dengan kedua tangannya yang dilipat. Isak tangis gadis itu tak juga membuat Arga jera.

Argantara memerintahkan pada Jessy untuk melakukan aksi selanjutnya. Jessy mengangguk lantas mengunyah banyak permen karet. Menempelkan bekas kunyahan itu pada setiap helai rambut Luna.

"Aaaa ... Luna lo cantik banget sih!" pekik Jessy.

"Jangan Jessy! Itu jijik, ntar rambut aku lengket. Jangan ditempel ...."

"Lho ... 'kan, buang sampah harus ke tong sampah. Dan kebetulannya lo sehina itu, Luna. Gue pikir kepala lo lebih cocok buat tempat tinggal barunya permen karet kesayangan gue." Jessy mengunyah lagi permen karet rasa anggur lalu melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

Selain itu, Luna harus menahan sakit dari kelima jarinya yang diinjak Kenzo. Hidup Luna yang menyedihkan selalu membuatnya ingin menangis dan merutuk. Luna tidak tahan dengan semuanya. Terlalu menyakitkan.

Ia menangis pasrah dengan kepalanya yang tertunduk dalam. Sepasang sepatu mendekatinya dan mendatangkan seseorang yang berjongkok di hadapan Luna. Dicengkeramnya kuat kedua rahang Luna hingga mengakibatkan gadis itu mendongak.

"Dengar ini, dunia terlalu berharga buat lo yang notabene-nya cuma anak haram! Sadar diri Luna, lo gak pantas hidup!!" gertak Arga. Tatapan matanya yang tajam amat terasa mengintimidasi, menusuk hingga ke tulang, dan membunuh secara perlahan.

Bibir Luna bergetar tatkala menatap netra lawannya yang dipenuhi kebencian. Benar adanya jikalau semesta tidak merestui rasa ini. Kamu, ... terlalu tinggi untuk aku gapai, terlalu dalam untuk aku selami, dan terlalu kokoh untuk aku berteduh. Tuhan benar-benar hanya mempertemukan, bukan mempersatukan ..., batinnya berbicara.

Gelora kebencian dalam diri Arga seringkali membuat Luna kecewa. Dia lain, tidak seperti yang dulu. Kasar, kejam, dan tak pernah lelah untuk menyakitinya. 

"Akh! Sakit ...," cicit Luna lagi tatkala Jessy menarik rambutnya ke belakang. Setelah kepalanya dibanjur kuah panas bakso tempo lalu, bagian itu jadi lebih sensitif. Luna akan cepat pusing.

"BERHENTI!!!"

"Pahlawan kesiangan udah datang nih," gumam Arga. Tanpa sepatah katapun, karena malas, Arga melenggang diikuti Jessy dan Kenzo. Membiarkan Luna ditangani Joshua. Itu bagian yang membosankan.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now